Share

57. Menahan Diri (2)

“Pagi, Fi.”

Fidelia menoleh ke arah Biya yang ‘tumben’ sekali datang padanya. Fidelia duduk di balik meja, menatap Biya yang berdiri di depan kubu pembatas. Hanya mereka berdua karyawan yang baru datang pagi ini. Kedua alis Biya terangkat tinggi dan senyum kaku pun terukir di bibir. Memperlihatkan bahwa Biya super terpaksa; kaku nan canggung ketika bicara pada Fidelia pagi ini.

Ya, sebenarnya mereka juga jarang bicara. Mereka bicara seperlunya sebagai seorang rekan kerja. Tidak pernah makan siang di kantin berdua atau bertukar nomor telepon.

Anjir, canggung banget.

Biya memilih bicara pada Fidelia bukan tanpa alasan. Biya bicara pada Fidelia, karen

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status