“Jadi bisa katakan apa maksud ucapanmu tadi pagi?” Ucap Shia dengan nada menuntut
“Anda tidak ingin mandi dulu nyonya?” Goda Lina
“Mungkin kau yang akan mandi setelah ini, mandi darah maksudnya”
“Kau sangat menarik Shia, pantas saja pria itu tergila-gila denganmu” Lina tertawa kecil membuang formalitasnya hingga membuat Shia mendengus
“Jika kau hanya ingin membuang waktuku silahkan pergi” Ucap Shia lugas, meskipun baginya ini menarik namun Shia tidak suka berbasa-basi.
“Kau yakin? Padahal aku bisa memberitaumu siapa pelaku yang membunuh Liam” Ucap Lina sambil mendudukan diri di sofa tempat Dante biasa duduk. Shia ikut mendudukan diri di sofa yang berhadapan dengan Lina. Netra birunya memindai Lina penuh dengan selidik.
“Sepertinya kau salah orang” Ucap Shia
“Reliam Smith” Gumam Lina, Pandangan Shia menajam ketika nama itu diucapkan ol
“Bela, apa kamu melihat Kim?” Tanya Shia.Sejak dua hari ini Shia tidak melihat keberadaan Lina dimansion ini. Padahal banyak hal yang ingin Shia tanyakan pada sosok pelayan yang mengatakan dirinya sebagai kakak tiri Liam itu.“Kim pindah tugas ke mansion lain nyonya” jawab Bela sambil terus menyisir rambut coklat Shia kemudian tangannya dengan lihat mengepang satu rambut panjang itu. Shia termenung, kesimpulan singkat yang bisa Shia peroleh yaitu jika Lina memang sengaja memberikannya teka taki sebelum meninggalkan Mansion ini.“Sudah selesai Nyonya” Suara Bela menyadarkan Shia, dia menatap pada cermin lalu tersenyum tipis. Jika dilihat-lihat selama dikurung oleh Dante tampilannya semakin mirip dengan putri-putri kerajaan. Dante hanya mengisi lemari pakaian dengan gaun, sepatu heels bertumit rendah bahkan perhiasan-perhiasan mewah dengan harga fantastis.Wajahnya yang memang sudah cantik dengan balutan makeup tipis dan gaun berwarna putih tulang serta rambut yang dikepang menyamping
Dante melangkahkan kakinya menjajaki pasir pantai. Tanpa memperdulikan sepatu pantopelnya yang kini kotor akibat pasir.Setelah menyelesaikan urusannya, Dante segera menuju tempat Shia berada. Dante memang membiarkan Shia berjalan-jalan untuk hari ini, dia juga meminta Bela untuk menemani Shia dan Ero, bawahannya yang ditugaskan sebagai pengawal Shia.Mata abu-abu Dante terus mengikuti setia gerakan gadis didepannya, Shia tengah berputar bermain air di pinggir pantai. Senyum terus menghiasi wajah cantik gadis itu. Dante menatapnya dengan obsesif, kepalanya sedang memikirkan apa yang harus Dante lakukan untuk membuat gadis itu hanya menjadi miliknya.Rambut coklat Shia nampak mengkilat, terkana cahaya matahari sore yang hendak terbenam. Pupil abu-abu Dante sedikit membesar ketika sebuah senyuman lebar terukir di bibir Shia. Senyuman tulus dan indah yang Dante liat untuk pertama kalinya dari bibir Shia yang selalu melontarkan kata-kata makian maupun penolakan padanyaRasanya Dante ingin
Di dalam kamar, Shia menatap Dante yang bersandar pada kepala ranjang dengan laptop dipangkuannyaTiba-tiba sebuah pemikiran melintas diotaknya “Dante..” Panggil Shia lembut membuat atensi Dante tertuju pada Shia sepenuhnya. Dengan malu-malu Shia melangkah mendekati Dante lalu mengecup pipi pria itu cepat.Mata abu-abu Dante bergetar terkejut namun tak lama seringan lebar terpatri dibibirnya “Jadi apa yang kau butuhkan little tigris?” Ucap Dante langsung, Shia tersenyum tipis.“Aku butuh laptop” Jawab Shia “Hmm, aku akan meminta Ero menyiapkannya untukmu” Ucap Dante yang membuat senyum Shia mengambang “terima kasih” ucapnya senangDante tersenyum tipis, aneh rasanya mendengar Shia berterimakasih padanya, padahal gadis itu selalu menatapnya dengan penuh waspada.“Kemarilah” Panggil DanteShia yang kembali menurut dan mendekati Dante, bahkan dengan sukarela menaiki ranjang dan berbaring sambil menatap Dante “kenapa kau jadi memancingku little tigris”Shia memutar bola matanya malas “bu
Shia berada didalam pesawat dalam keadaan bingung. Pikirannya masih tidak percaya jika Dante membiarkannya pergi dengan mudah setelah semua kekangan yang pria itu berikan. Sepuluh hari Dante mengurungnya dan sekarang dengan mudahnya pria itu mengantarkannya ke bandara.Tanda pesawat yang akan lepas landas membuat Shia yakin jika dirinya akan kembali ke negaranya, pergi dari sosok Dante, namun banyak hal yang masih menjanggal di pikirannya tentang sosok Dante yang mengetahui banyak hal tentang dirinya, termasuk Liam-nya.Setelah menempuh perjalanan udara selama 10 jaml, akhirnya pesawat itu mendarat di bandara Milan Internasional Airport. Shia berjalan keluar bandara tanpa membawa apapun. Satu-satunya barang yang dibawanya hanyalah sebuah kalung yang dia curi dari mansion Dante sebagai pegangannya untuk dijual.Baru saja Shia ingin menghentikan taxi tiba-tiba saja sebuah mobil hitam berhenti di depannya. Sang pengemudi menurunkan kaca mobilnya hingga Shia dapat melihat sosok pria di d
“Mau apa kita disini?” Tanya Shia ketika mobil mulai berjalan memasuki kawasan perhotel mewah di Milan. “Dinner” Jawabnya singkat. Mata biru Shia membola “Dengan keadaanku seperti ini?” Tanya Shia tak percaya. Mata biru Dante memindai penampilan Shia, gadis itu menggunakan dress berwarna biru muda selutut, terlihat agak kusut namun tertutupi oleh penampilan menawan Shia. “Tidak masalah, kau cantik dalam kondisi apapun” Celetuk Dante “DANTE!” Shia menggeram “Kau ingin berganti pakaian? Tidak masalah aku akan menyewa kamar hotel untuk kita berdua” ucapnya dengan senyum geli begitu melihat ekspresi Shia yang menggelap “Bastard” “Yes I’m” Balas Dante dengan smirk andalannya. Shia mendengus dengan pandangan yang lurus ke depan, Mobil itu berhenti di depan lobi hotel. Dante melangkah turun lalu memutari mobil itu, membuka pintu penumpang di samping pengemudi. “Turun” Ucapnya singkat, Shia memutar bola matanya malas. Lalu menapakan kakinya di lantai, baru beberapa langkah menjauh d
“Mau kemana lagi?” Tanya Shia ketika mereka berada di dalam lift dan Dante menekan tombol menuju lantai paling atas.“Menemui orang tua ku” Jawabnya, Shia melotot“Untuk apa?”“Meresmikan hubungan kita”“APA?!. Kau bercanda?” Tanya Shia sambil memelototi Dante“Tidak”Belum sempat Shia berbicara suara pintu lift yang terbuka mengalihkan perhatiannya, Dante menariknya keluar menuju rooftop. Netra Shia kembali membola ketika melihat sebuah helicopter terparkir di atas gedung itu dengan seorang pria yang Shia yakin adalah pilotnya.Shia mengenyentakkan tangan Dante, membuat langkah pria itu terhenti dan berbalik menatap kearah Shia yang berada beberapa langkah dibelakangnya.“Kenapa?” Tanyanya datar, hembusan angin malam membuat Shia merinding. Suara Dante terdengar menakutkan baginya.“Kau akan pergi dengan itu?” Tanya Shia
Shia memejamkan matanya ketika Dante menciumnya dengan lembut, jantungnya berdetak semakin cepat, Shia yakin jika Dante menyadari debaran di jantungnya. Dante mendekap Shia dan mendudukan tubuh nya pada meja, tangan pria itu melingkari pinggang Shia dengan erat. Suara kedua bibir yang beradu terdengar di ruangan temaram itu. “Astaga-“ Suara Irena terdengar kaget membuat Shia mendorong Dante kuat sehingga ciuman itu terlepas “Oh, maaf! Jika ingin melakukannya gunakan kamar saja yaa, jangan di dapur” Ucap Irena dengan sedikit raut wajah yang seolah menahan malu Dante menatap Ibunya itu sekilas, tidak terpengaruh dengan kehadiran sang ibu sedangkan Shia memperbaiki tampilannya yang sedikit berantakan. Manik abu-abu Dante menatap wajah Shia yang merah seperti tomat. ‘Sial’ Dante menahan diri untuk tidak menyerang Shia begitu wajah menggemaskannya yang memerah malu. Ini pertama kalinya Shia menampilkan ekspresi seperti itu dihadapan Dante. “Sudahlah, mom menganggu” Kata Dante denga
“Pertunangan kita akan dilakukan minggu depan” ucap Dante pada Shia. Keduanya sedang duduk berhadapan di sebuah kursi dalam kamar Dante“Bukannya kau bilang akan memberikanku waktu?” Balas Shia dengan dengusan“Aku memang memberikanmu waktu untuk tujuanmu, tapi bukan berarti kau tidak terikat denganku little tigriss”Lagi-lagi Shia mendengus ‘terikat katanya? Seolah-olah dia benar-benar memandang suci sebuah ikatan’ Tiba-tiba Shia merasa kesal mengingat ucapan Irena jika ada seorang wanita yang mengaku mengandung anak Dante.“Aku tidak tau jika player sepertimu akhirnya berhenti. Kasihan sekali para sugar babymu” Celetuk Shia asal“Cemburu” Ucap Dante membuat Shia bingung “Apa kau cemburu Shia?” tambah Dante dengan senyuman sombongnya yang membuat ekspresi Shia memburuk“Dengar! Meskipun kau tidur dengan ratusan bahkan ribuan wanitapun dihadapanku, aku