Share

Ceplas-ceplos

Setelah selesai mengerjakan pekerjaannya, dia memutuskan untuk ke dapur. Dia ingin menyeduh kopi.

"Bapak ingin saya buat kan sesuatu? Saya mau ke dapur untuk membuat kopi," tawarnya.

Pemuda itu menghentikan ketikannya di komputer dan mengangguk pada gadis itu.

"Teh madu saja, saya suka teh yang tidak terlalu manis," sahutnya santai.

Gadis itu mengangguk, "Oh ya, nanti tolong cek email dan tolong rubah jadwal saya dengan Pak Tino jadi jadi Rabu. Besok saya ada urusan mendadak,"

Sara mengangguk, dia pergi ke luar ruangan lalu berbelok ke arah kanan. Pantrynya cukup jauh. Di sana hanya ada ruangan CEO dan asisten saja.

Kalau ruanganya sudah selesai di renovasi hanya ada 3 ruangan. Tidak ada meja resepsionis di sini.

Jadi resepsionis di bawah langsung menghubungi Zein atau Zio. Gadis itu dibuat tercengang saat dia masuk ke dalam pantry.

Bagaimana dia tidak tercengang, dapurnya sangat rapih, wangi dan sangat elegan.

Kesan mewahnya sangat kentara, dan sangat lengkap, "Wah makmur amat
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status