Mereka sudah sampai di Bandara saat ini, sedang menunggu pesawat lepas landas. Mawar ikut mengantarkan mereka ke Bandara. Sedangkan Sara hanya diam saja, sampai Erham mengajaknya mengobrol.Bryan menoleh sekilas pada Erham dan Sara yang sedang mengobrol lalu menoleh kembali ke arah Tiara yang mengajaknya mengobrol perihal pekerjaan. Tak lama terdengar pengumuman kalau pesawat mereka akan lepas landas, mereka bersiap dan saling pamit, saat tiba wanita itu di depan Sara, wanita itu tersenyum dan Sara membalasnya dengan senyuman manisnya. "Hati-hati" sahutnya sambil berjabat tangan pada gadis itu. Sara sempat menaikkan sebelah alisnya, lalu dia menarik sedikit sudut bibirnya, "Jaga diri anda" sahutnya sambil memegang erat tangan wanita itu. Erham dan Bryan hanya diam saja menatap kedua wanita itu, bahkan Bryan berpikir kalau keduanya sudah akur. Wanita itu hanya mendengus pelan, lalu segera melepaskan jabatan tangannya dengan Sara.Sara berjalan paling belakang, dia sempat menoleh
Gadis cantik itu sudah selesai mandi dan sedang mengeringkan rambutnya, setelah kering Sara bangkit dari duduknya menuju ke arah jemuran handuk yang ada didekat jendela. Baru saja Sara akan menjemurkan handuknya, dia mendengar suara bel apartemennya. Dia langsung berjalan ke arah pintu apartemennya. Saat Sara membuka pintu, dia terkejut melihat pemuda misterius memakai topi dan penutup mulut berdiri tepat di depannya.Reflek Sara langsung menutup pintu apartemennya menimbulkan suara sedikit kencang dan menguncinya dengan rapat. Pemuda asing itu asik menggedor pintu sambil berteriak mengancamnya. Sara dengan tangan yang bergetar menghubungi Bryan. [Ada apa?]"Tolong saya," sahutnya lirih dengan tubuh yang gemetar hebat, suaranya pun ikut bergetar karena ketakutan. Bryan yang mendengar itu mengerutkan keningnya, dia juga bisa mendengar suara teriakan seseorang dari sambungan telpon itu. [Jangan pernah bukakan pintu, tunggu saya] sahutnya langsung memutuskan sambungannya. Sara han
Setelah gadis itu tenang dan sedang tidur saat ini di kamarnya, Bryan memutuskan untuk kembali ke kantor karena dia masih harus mengecek pekerjaannya. Sebelum keluar dari apartemen Sara, dia sudah menyiapkan makanan untuk gadis itu dan meninggalkan pesan. Saat dia baru masuk ke dalam mobil, ponselnya berbunyi langsung saja dia mengangkatnya. "Kenapa?"[Ayah tadi ke sini, kamu pulang ke rumah apa kembali ke Perusahaan ?]"Ke perusahaan, Ayah kenapa ke sana?" [Cuman mau ngecek dan Ayah bilang mau pergi ke Australia]"Australia? Ada masalah Apa?" tanyanya sambil menyetir ke luar dari perkarangan apartemen gadis itu. [Katanya ada kendala di bagian SDM, Kakak sempat menawarkan untuk kita pergi ke sana. Ayah nolak dan bilang bisa handle sendiri] Bryan hanya mengangguk. "Yaudah, tolong siapin laporan keuangan cabang, aku rasa ada yang janggal dan tolong panggilin Pak Samsu ke ruangan"Erham hanya berdehem dan sambungan terputus, dia tidak bilang tentang kejadian di apartemen Sara tadi k
Setelah selesai makan siang, mereka kembali ke pekerjaan masing-masing. Tiara, Erham, Bryan dan Sara bekerja di ruangan Bryan. Tiara terlihat berbincang dengan Bryan mengenai pekerjaan, sedangkan Sara dan Erham diam saja dengan laptop mereka masing-masing. Karena Sara merasa haus, gadis itu bangkit dari sofa, "Kak, aku mau ambil minuman Kakak mau minum apa?" tanya gadis itu, Erham menoleh pada Sara."Americano ya? Kalo tidak ada soda kaleng saja"Sara mengangguk dan dia keluar dari ruangan Bryan.Gadis itu berjalan sedikit lunglai sambil menepuk sebelah pundaknya dengan kepalan tangan mungilnya. Dia menuju ke arah pantry yang tak jauh dari ruangan Bryan. Setelah sampai di dapur. Sara mengambil gelas dan mengambil kopi dalam kemasan sachet untuknya, lalu dia mencari kopi sachet Americano untuk Erham namun tidak ada.Sara mengambil minuman kaleng lalu dia menyeduh kopi sachet dan mengambil kue kering yang ada di sana untuk menemani kerjanya. Sara mengambil tiga piring kecil lalu men
3 hari telah berlalu, dan dia bingung kenapa Mawar betah sekali berlama-lama di perusahaan Bryan? Saat ini dia sedang tidak ada pekerjaan, tapi Fitri sedang bekerja dan dia misuh-misuh karena iri melihat dirinya yang sedang santai. Meski dia tidak ada pekerjaan, dia tetap mengecek email masuk sambil mendengarkan musik. Dan tetap mengatur skejul bos dinginnya itu, lalu mengirimkan email pada Bryan tentang skejul pemuda itu. Sara mengambil tangkapan layar dari beberapa email dan menyimpannya di flashdisk, hardisk dan ponselnya untuk berjaga-jaga kalau emailnya bermasalah. Dia jadi bisa langsung memberikan pada pemuda itu, karena haus Sara memutuskan untuk keluar dari ruangannya untuk mencari minuman segar. Setelah dapat dia kembali ke ruangannya, kebetulan dia berpapasan dengan OB dan meminta tolong padanya untuk membelikannya eskrim Sara sangat ingin makan eskrim dan paket ayam goreng. Gadis cantik itu mengangguk, dia akan dengan senang hati menuruti keinginan Sara karena hanya d
Setelah sampai di apartemennya, Sara langsung melemparkan dirinya ke atas kasur. Suasana hatinya menjadi membaik setelah dia berkirim pesan dengan sepupunya dan temannya. "Aku padamu Pak, saranghae," sahutnya sambil mengecup layar ponselnya. Dia senang karena Jeno benar-benar membantunya, dan besok dia akan pergi ke perusahaan kecantikan yang cukup terkenal di Jakarta. Perusahaan itu sebenernya sudah menjadi incarannya saat dia tidak keterima kerja di perusahaan yang dipimpin oleh Bryan. Mengingat pemuda itu dia jadi malas, baru saja dia akan bangkit dari kasurnya, ponselnya kembali bergetar. Dia mengeceknya dan terkejut melihat jumlah uang dalam rekeningnya. "Gila nih orang, apa dia ingin menyogokku dengan uang padahal tadi dia udah kasih aku uang 5 juta cash" monolognya dengan dengan wajah cengo. "Untungnya besok langsung kerja jadi ga bingung harus kasih tau Ayah dan Ibu" sambungnya sambil menghela nafas panjang. Sara memutuskan untuk menyimpan uangnya dengan aman, besok di
Setelah selesai mengerjakan pekerjaannya, dia memutuskan untuk ke dapur. Dia ingin menyeduh kopi. "Bapak ingin saya buat kan sesuatu? Saya mau ke dapur untuk membuat kopi," tawarnya. Pemuda itu menghentikan ketikannya di komputer dan mengangguk pada gadis itu. "Teh madu saja, saya suka teh yang tidak terlalu manis," sahutnya santai. Gadis itu mengangguk, "Oh ya, nanti tolong cek email dan tolong rubah jadwal saya dengan Pak Tino jadi jadi Rabu. Besok saya ada urusan mendadak,"Sara mengangguk, dia pergi ke luar ruangan lalu berbelok ke arah kanan. Pantrynya cukup jauh. Di sana hanya ada ruangan CEO dan asisten saja. Kalau ruanganya sudah selesai di renovasi hanya ada 3 ruangan. Tidak ada meja resepsionis di sini. Jadi resepsionis di bawah langsung menghubungi Zein atau Zio. Gadis itu dibuat tercengang saat dia masuk ke dalam pantry. Bagaimana dia tidak tercengang, dapurnya sangat rapih, wangi dan sangat elegan. Kesan mewahnya sangat kentara, dan sangat lengkap, "Wah makmur amat
Keesokan harinyaSara sudah siap untuk pergi ke kantor lamanya untuk mengambil barang-barang miliknya yang tertinggal.Dia tidak masuk Kantor hari ini karena libur, Zein ambil cuti untuk pergi ke luar kota dengan keluarganya. Sara sempat melihat pesan Rani sebelum memasukkan ponselnya ke dalam tas, gadis itu mengerutkan keningnya bingung kenapa Rani melarangnya ke Kantor?. Tak lama Sara sampai di depan kantor lamanya, dan turun dari taksi. Dia menatap gedung di depannya dan menghela nafas panjang. "Males sebenarnya ke sini kalau bukan karena barang yang ketinggalan" monolognya. Saat masuk, dia mendapat tatapan sinis dari semua karyawan di sana tak terkecuali resepsionis yang biasanya menyapanya dengan senyuman. Saat ini wanita itu menatapnya datar, Sara meremat tasnya dan menghampiri wanita cantik itu. "Ada apa?" tanyanya datar. Gadis itu menelan salivanya kasar, jujur saja dia merasa tidak nyaman dengan tatapan itu. Mawar berulah apa lagi kali ini pikirnya, "Aku mau mengambil