Pak Dhe Halim langsung dicegat istrinya Dewi begitu ia pulang dari mengantarkan Laras. Dewi masih tidak mengerti mengapa suaminya malah mengantarkan Laras pulang.
“Kamu ini bagaimana sih, Pa? Orang begitu kok pakai di anter segala!” tukas Budhe Dewi langsung uring-uringan. Ia sampai melipat kedua lengan di dadanya sembari memarahi sang suami. Namun, Pak Dhe Halim malah tersenyum saja.
“Wah, ada yang cemburu toh? Hehe!”
“Siapa yang cemburu! Bukan itu masalahnya!” sahut Dewi makin mendelik menggemaskan pada suaminya Halim yang cengengesan makin menyebalkan.
“Kamu itu kalau marah tambah cantik lho!” balas Pak Dhe Halim makin menggoda. Dewi yang kesal langsung mencubit pinggang suaminya yang agak keluar dari tali pinggang.
“Aduh ... aduh, ampun Sayang!”
“Kamu itu ndak bisa dikasih hati! Aku nanya apa tapi dijawab apa!” tukas Dewi jadi kesal dengan tingkah Halim suaminya yang
Ares menuliskan pesan jika dirinya sebagai Rene marah karena sang Kakak Alvaro tak menggubris dan membiarkannya di penjara. Rene ingin membalaskan perbuatan Alvaro yang meninggalkannya dengan membocorkan jadwal pengiriman ke Amerika menggunakan kapal.Pesan itu juga menyertakan jalur yang akan digunakan. Pihak Cordona merespons dengan baik dan berjanji akan menyergap pengiriman itu dalam waktu lima jam. Ares menarik napas lega dan mengangguk puas."Sekarang giliran kita berangkat! Apa kalian sudah siap?" ucap Ares penuh semangat di depan keluarganya. Semua mengangguk siap dan langsung membubarkan diri untuk mengambil peralatan mereka masing-masing. Hanya ada tiga orang yang akan mengawasi mereka sekaligus berjaga di Golden Dragon. Mereka adalah Caleb Konstantine, Earth Lewis dan Han Kazuya.Dion keluar dari ruangan rapat itu untuk mempersiapkan dirinya sesuai dengan rencana dan petunjuk komandan yang memimpin misi tersebut yaitu Ares King. Ares sudah membagi tim
Semilir angin musim dingin membelai wajah Dion dan Venus yang tengah berada di koridor samping markas utama Golden Dragon. Dion merasa hangat padahal ia tidak memakai pakaian tebal sama sekali. Di luar salju sudah dibersihkan dan hanya menyisakan beberapa tumpukan baru di beberapa sudut saja.Venus begitu gugup sekaligus terharu. Kekasihnya Dion sedang berlutut di depannya tengah melamarnya. Dion pun menahan keharuan dan kebahagiaan yang berpendar di matanya untuk Venus.“I do ...” ucap Venus dengan suara bergetar. Senyuman Dion sontak merekah bagai bunga di musim semi. Ia bangun dari posisinya dan mendekat sambil merentangkan ujung-ujung kalung yang ia beli khusus untuk Venus. Kalung itu sedianya adalah hadiah Natal yang telah disiapkan oleh Dion dari Indonesia. Namun setelah berpikir lagi, Dion akhirnya memilih kalung dengan liontin hati ke hati itu sebagai tanda lamaran.Dion memakaikan kalung tersebut dari arah depan untuk Venus. Venus lalu menye
“Aku sedikit bertanya-tanya, mengapa tidak kalian saja yang memimpin perusahaan? Maksudku, aku kan Polisi. Aku tidak memiliki pengalaman memimpin perusahaan sama sekali,” tanya Dion sambil melihat satu persatu dari mereka. Aldrich mendengus tersenyum dan menggelengkan kepalanya.“Kami punya perusahaan sendiri untuk dikelola. Bahkan ada satu orang yang masih menjadi dosen padahal dia punya hotel, pabrik wine, perkebunan sampai maskapai komersil. Menurutmu, kapan kami sempat mengurus milik Jupiter?” sahut Jason menunjuk Aldrich yang hanya diam saja lalu membuang wajahnya ke arah lain. Dion ikut menengok pada Aldrich sebagai pihak yang dimaksud oleh Jason.“Jadi aku dipilih karena tidak ada satu pun dari kalian yang bersedia?” balas Dion.“Tidak juga. Jupiter percaya padamu,” cetus Divers tersenyum menepuk lengan Dion yang melepaskan napas panjang.Tak ada percakapan sama sekali di antara mereka setelahnya. Sem
Edgar Luther masih mengernyit menatap layar laptop di depannya. Ia tengah menganalisis denah dan posisi markas Golden Dragon. Usai Venus masuk ke dalam ‘sarang naga’, wanita itu tidak terlihat keluar lagi dari sana. Edgar terpaksa mundur dan kembali ke salah satu bangunan apartemen sederhana miliknya di Harlem.Apartemen dengan tiga lantai itu hanya dihuni oleh beberapa orang yang merupakan orang-orang yang bekerja untuk Edgar. Sedangkan Edgar kerap bersembunyi di bangunan itu untuk memata-matai Venus.Beberapa saat kemudian, pintu diketuk dan dua orang masuk ke kamar pribadi Edgar. Edgar menoleh dengan santai saat Daryl masuk bersama seorang pria Hispanik yang tidak dikenalnya.“Ini Luiz Cortez, dia salah satu anggota SRF. Ada yang ingin dia ceritakan padamu,” ujar Daryl memperkenalkan pria yang ia bawa. Edgar sedikit mengernyit dan masih menatap pria yang kemudian duduk di salah satu kursi yang ditarik oleh Daryl untuknya.&ldquo
Semua menarik napas lega saat pesawat perlahan berjalan dan mulai melambat. Jalanan yang menjadi landasan itu jarang di lalui meski cukup Panjang untuk pendaratan pesawat. Meskipun begitu, pilot tetap meminggirkan pesawat ke sisi jalan yang aman agar tak mencolok perhatian.Setelah berhenti, barulah semua awak melepaskan sabuk pengaman. Brema dan Devon yang akan tetap berada di pesawat sebagai operator juga ikut berdiri untuk turun dari pesawat. Semua personel termasuk Dion saling bantu membantu mengeluarkan semua kendaraan dan peralatan yang diperlukan.Kendaraan dikeluarkan menggunakan lift khusus. Ares bahkan membawa satu buah forklift portable dan sebuah robot anti nuklir milik B-Hit Corp kepunyaan Bryan Alexander."Tolong berkumpul, kita akan membagi grup!" perintah Ares di ujung tangga pesawat. Seluruh personel dengan cepat berkumpul dan berbaris dengan rapi. Seakan mereka sedang dalam misi militer, semua dipersiapkan dengan rapi."Kita butuh empat
“Tetap pada jalur kalian teman-teman. Semoga berhasil!” terdengar suara Earth sebagai operator utama yang membuka tutup jalur komunikasi. Dion sudah memakai seluruh peralatannya dengan lengkap termasuk earpiece yang terhubung dengan sambungan radio pada operator serta komunikasi satu arah dengan Ares.Ia duduk di sebelah Aldrich yang menjadi pengendara sementara Arjoona dan yang lainnya berada di belakang."Terowongan ini jalan surga bagi pengedar kokain!" ujar Eriksson pada Aldrich begitu mobil mereka masuk dan berjalan di depan mobil pertama. Aldrich pun mengangguk pada Erikkson dan mengiyakan. Aldrich membawa mobil dengan kecepatan yang imbang dengan mobil di depannya dan mobil ketiga mengikuti mereka. Jarak tempuh mereka bisa terpangkas lebih dari 70 persen melewati jalur itu, sehingga kurang dari dua jam mereka akan tiba.Tak lupa Dion tetap mengawasi mobil di belakang selama perjalanan tersebut. Jemari tangannya saling bergesekan tanda jika ia
Entah karena kurang makan atau karena situasi yang terjadi, Venus merasa agak sedikit pusing dengan kepalanya. Ia duduk di salah satu sudut ruangan dan tidak mau beranjak pulang. Terlebih hari ini ia pun masih mengambil cuti.“Kamu makan dulu, Sayang. Tadi sarapan kamu sedikit sekali,” ujar Claire menyodorkan sepiring Blackened Shrimp and Asparagus Skillet untuk putrinya. Venus langsung mengernyit seperti tak ingin.“Enggak, Mom! Aku gak pengen makan udang. Sebenarnya gak ingin makan apa pun sih,” jawab Venus pelan pada ibunya. Claire menghela napasnya membelai pundak Venus.“Kamu kenapa sih? Belakangan kamu jadi makin kurus. Kamu mikirin Dion terus? Dia kan sudah kembali.” Venus tersenyum kecil dan menggelengkan kepalanya.“Sudah jangan bersedih lagi, nanti kerutan kamu makin banyak!” goda Claire.“Ih, Mommy!” balas Venus terkekeh. Claire pun beranjak dari sisi Venus dan mencium ujung kep
Loriander Siren adalah salah satu asisten pribadi yang bekerja untuk Venus selama beberapa tahun belakangan ini. Ia memulai dari salah satu siswa dalam agensi artis sebagai make up artist sebelum kemudian Alicia, manajer Venus menawarkannya pekerjaan yang lebih baik.Tugas Lori adalah memastikan jika Venus mendapatkan semua kebutuhannya sehari-hari. Dari kebutuhan pekerjaan sampai pribadi. Lori akan melapor pada Alicia untuk segalanya yang berhubungan dengan Venus. Ia juga memiliki budget sendiri untuk membelikan apa pun yang diminta oleh Venus padanya.Venus juga tidak pernah memperlakukan hal-hal buruk pada Lori atau pun Gina, asistennya yang lain. Mereka diberikan gaji yang layak, asuransi, sampai bisa menginap di hotel dan kamar yang sama jika Venus berada di sana. Sebagai asisten Lori menemukan kenyamanan yang sesungguhnya. Namun tidak saat ia kembali ke rumahnya.Lori tinggal bersama adik laki-lakinya bernama Tony. Orang tua mereka sudah meninggalkan merek