Share

Bab 9: Bukan keluarga Arthur!

Gemercik air yang keluar dari keran wastafel mematahkan keheningan. Umum diketahui bahwa suara air itu merelaksasikan. Henry mengerutkan kening, mencoba untuk lebih tenang. Selain agar tidak dicurigai, alasan Henry menyalakan keran adalah untuk meredakan rasa gelisahnya. 

Akan tetapi, sumber dari kegelisahannya tak kunjung muncul. 

"Ayolah, Misa...."

"Aku baik-baik saja."

Batu besar yang menimpanya seolah-olah berubah wujud menjadi dedaunan kering yang begitu ringannya tersapu embusan angin. Dalam hati Henry mengucapkan syukur. 

"Apa kau baik-baik saja?" Henry memastikan. 

"Sudah kubilang aku baik-baik saja." 

Henry mengembuskan napasnya berat. "Katakan, siapa orang itu?" tanya Henry. 

"Orang itu ternyata—tunggu, di mana rekan sandiwaramu?" 

Bak tersambar petir Henry terdiam sambil mengutuk dalam hati. "Kau terlihat peduli sek

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status