TEST PACK DI TAS SEKOLAH ANAK LELAKIKUBAB 37POV AUTHORNathan mencoba menetralkan perasaannya yang campur aduk, ia berberapa kali mengumpat karena kondisi jalanan yang sudah macet. Perjalanan pulang hingga sampai rumahnya Nathan kini membutuhkan waktu satu jam karena kondisi jalanan yang sangat ramai.Nathan membuka pintu rumahnya dengan deru nafasnya yang memburu, ia berjalan dengan langkah lebar sembari memanggil sang ibu. Langkah kaki itu terhenti melihat sang ibu yang tengah duduk berhadapan dengan lelaki yang sudah Nathan pastikan itu adalah ayahnya. Nathan berjalan medekat, matanya terbelalak melihat wajah sang ayah yang sudah lebam dan membiru bahkan sudut bibirnya sobek dan mengeluarkan darah, sebelah mata Ardi bahkan membengkak.Mayra terlihat mengusap ujung mata yang berair, ia membersihkan luka di wajah Ardi sambil terisak. Nathan masih berdiri kaku menatap ayahnya, ia bahkan tidak bisa berkata-kata. Selesai membersihkan dan mengobati
TEST PACK DI TAS SEKOLAH ANAK LELAKIKUBAB 38POV AUTHORSetelah memastikan Ardi benar-benar tertidur, Mayra kembali ke dapur dan menyiapkan makanan untuk anak-anaknya. Selagi Naufal masih terlelap karena biasa anak itu akan rewel jika baru saja bangun tidur siang. Nathan yang penasaran dengan apa yang terjadi pada ayahnya kini bertanya pada Mayra.“Ayah udah cerita ke Ibu ‘kan?” tanya Nathan membuat Mayra yang sedang mengupas bawang kini menghentikan aktifitasnya dan beralih menatap sang anak.“Tolong lihatin adek, siapa tahu udah bangun.” Mayra mencoba mengalihkan pembicaraan membuat Nathan kini menghela nafas berat. Mayra paling menghindari berkata bohong pada anak-anaknya.“Nathan udah besar, Bu. Tolong jangan cuman pendam masalah itu sendirian, Ibu nggak bisa bohong soalnya mata Ibu udah kayak mata panda pas keluar dari kamar tadi,” seru Nathan dengan candaan diakhir kalimatnya, ia mencoba sedikit mencarika
TEST PACK DI TAS SEKOLAH ANAK LELAKIKUBAB 39POV AUTHOR“Ayah serahkan semuanya sama kamu, Nak. Orang-orang licik itu memang harus dibasmi, kalau kita nggak berani mungkin ada banyak yang menjadi korban,” tutur Ardi dengan tegas.“Pulang dari kampus Nathan baru akan buat laporan ke kantor polisi,” jelas Nathan.“Tapi Ibu takut kalau Zoya melakukan hal yang lebih nekad dari ini.” Mayra mengungkapkan kegundahan hatinya, ia sudah bisa membaca jika sosok seperti Zoya itu tidak akan tinggal diam jika dirinya ataupun orang-orang tersayangnya diusik. Keinginan Mayra hanya hidup tenang tanpa gangguan orang lain, tidak ingin memperbesar masalah yang ada.“Selama kita melakukan hal yang benar, nggak ada yang perlu ditakutkan, Bu. Ibu tenang aja.” Nathan mencoba meyakinkan ibunya jika semuanya akan baik-baik saja. Ardi sangat mendukung
TEST PACK DI TAS SEKOLAH ANAK LELAKIKUBAB 40POV AUTHORDengan perasaan yang masih berkecamuk Nathan tidak mengurungkan niatnya untuk membuat laporan, ia sudah mengatakan pada sang ibu jika mungkin akan pulang telat karena mengurus masalah ini. Dengan umurnya yang sudah di atas dua puluh tahun Nathan memiliki pemikiran yang sangat matang dalam mengatasi segala permasalahan yang ada.Seorang lelaki berbadan tegap memperhatikan gerak-gerik Nathan dari jauh, ia mengikuti Nathan sampai Nathan kini berada di kantor polisi. Tidak menyadari jika dirinya diikuti, Nathan terlihat santai memasuki gedung bertingkat itu dan langsung membuat laporan. Membutuhkan waktu kurang dari satu jam untuk melaporkan kasus Zoya karena tidak hanya Nathan yang harus dilayani oleh para polisi itu. Nathan menunggu sembari memainkan ponselnya untuk mengusir kejenuhan.Saat namanya dipanggil ia langsung bangkit dan mengatakan tujuannya datang sekaligus memberikan semua bu
TESTPACK DI TAS SEKOLAH ANAK LELAKIKUPOV MAYRAJantungku berpacu dua kali lipat saat mendapati benda pipih terjatuh dari tas sekolah anak lelakiku. Dengan tangan yang gemetar aku mengambil benda yang memiliki garis dua itu, bau air seni masih tercium dari benda itu. Jelas jika testpack ini bekas pakai.“May, mana sarapannya?” Suara Mas Ardi berteriak dari dapur. Aku menyimpan benda itu di saku daster, belum saatnya mengatakan pada suamiku. Bahkan aku masih berharap jika apa yang ada dalam benak ini hanya kesalahpahaman saja.“Aku tadi beresin dulu kamar Nathan, Mas,” jelasku. Tangan ini dengan cekatan menyiapkan makanan untuk suami dan anakku. Nathan masih berada di kamar mandi.“May, bonus lembur bulan ini mau Mas kasih buat ibu semuanya, Ibu lagi sakit. Nggak apa-apa 'kan?” tanyanya sambil menyantap sarapan.Mas Ardi selalu mengatakan padaku untuk apa saja uangnya dipakai. Biasanya Mas Ardi akan memberikan setengah dari bonus lembur untuk ibu mertua, sebenarnya aku tidak pernah mem
TESTPACK DI TAS SEKOLAH ANAK LELAKIKUPOV MAYRAAku mendekap erat tubuh Nathan mencoba menenangkannya meskipun aku tahu semua itu percuma.“Maafin, Nathan, Bu,” lirihnya. Bisa kurasakan penyesalan yang sangat dalam dari Nathan, tangisnya sangat pilu, pundaknya bergetar hebat.“Argh!”Prang!Suara kaca pecah itu membuatku langsung melepaskan pelukan Nathan dan berlari ke sumber suara. Aku membelalak melihat cermin di kamar Nathan pecah berhamburan. Mas Ardi membuka lemari dengan kasar dan memasukan baju Nathan ke dalam tas di tangannya.“Mas, tolong jangan lakuin ini.” Aku memohon, mencoba menahan tangan Mas Ardi, tidak sengaja jemariku menyentuh cairan kental berbau amis yang menetes dari jari tangannya. “Mas, tangan kamu luka,” tegurku. Mas Ardi pasti melukai dirinya sendiri.“Luka ini nggak ada apa-apanya dibandingkan luka yang ada di sini,” tutur Mas Ardi sambil menepuk kuat dadanya.Aku juga sama terlukanya dengan Mas Ardi. Orangtua mana yang tidak terluka melihat anak yang sanga
TESTPACK DI TAS SEKOLAH ANAK LELAKIKUPOV MAYRABagaimana aku menyelesaikan masalah ini tanpa Mas Ardi? Lebih baik meminta saran pada Mbak Syifa. Selesai ganti pakaian, aku mengirimkan pesan pada Mas Ardi, mengatakan jika akan pergi ke rumah Mbak Syifa, tidak ada balasan. Mencoba menjadi istri yang baik, kemanapun akan pergi harus izin pada Mas Ardi. Mencoba menjadi istri yang baik? Aku menertawakan diriku sendiri. Menjadi ibu saja aku merasa gagal.Suara klakson membuatku mengintip dari celah jendela, itu ojek online yang baru saja ku pesan. Perjalanan dari rumah ke rumah Mbak Syifa tidak terlalu jauh jika menggunakan kendaraan pribadi. Dua puluh menit perjalanan, aku kini berdiri di depan pintu bercat putih itu. Menunggu sang empunya membukakan pintu.“Masuk, May,” ajaknya. Air muka Mbak Syifa tidak seperti biasanya, dia adalah sosok yang selalu ceria dan murah senyum. Apa Nathan sudah menceritakan semuanya pada Mbak Syifa?“Dimana Nathan, Mbak?” tanyaku, mengedarkan pandangan menca
TESTPACK DI TAS SEKOLAH ANAK LELAKIKUPOV MAYRASepertinya Mas Ardi sudah membaca pesan yang ku kirimkan tadi.“Bukankah aku sudah bilang. Aku tidak ingin anak itu ada di rumahku!” tegasnya.Sudah diduga, Mas Ardi pasti akan marah. Tapi aku tidak ingin mengalah untuk saat ini. Jika bukan di sini di mana Nathan akan tinggal. Sedangkan orangtua Kayra tidak ingin juga mereka tinggal di sana.“Mas … aku mohon kamu bisa ngerti,” mohonku sambil menggenggam tangannya. Dia langsung menepisnya dengan kasar.“Ngerti? ngerti apa hah?! Aku gak bisa toleransi kesalahan kayak gini!” tekannya.“Mas, apa kamu tega–”“Tega? Anakmu itu lebih tega karena membiarkan orang tuanya menanggung dosa zinanya! Mungkin sampai aku matipun, dosanya akan terus mengalir padaku, meskipun aku mengatakan ingin memutuskan hubungan dengannya!” Mas Ardi memotong ucapanku dengan penuturan yang membuatku bungkam.Air mata ini kembali mengalir deras. Menyadari betapa berat tanggung jawab suamiku sebagai imam. Dia juga ikut m