TEST PACK DI TAS SEKOLAH ANAK LELAKIKUBAB 18POV MAYRA“Cukup! Kamu jangan fitnah, ya. Silahkan pergi, jangan pernah datang lagi ke rumah ini!” bentak Mas Ardi sebelum pintu di hadapanku tertutup dengan kerasnya. Suara Siska yang berteriak masih terdengar, pintu itu juga di gedor tanpa henti.'Benar-benar tidak tahu malu, pakai bicara jika anak itu anak Mas Ardi segala!'Kenapa dia tidak mencari lelaki lain, banyak lelaki di luaran sana yang masih sendiri. Kadang aku merasa aneh melihat banyak perebut suami orang di luaran sana, apa mereka tidak bisa mencari lelaki lajang?“Ardi, sebenarnya dia itu siapa?” Suara Mbak Nana membuat lamunanku buyar.Mas Ardi mengehal nafas berat, menceritakan apa adanya pada seluruh keluargaku agar mereka tidak salah paham dengan kejadian barusan.“Gak tahu malu banget tuh orang. Udah syukur di tolongin, ini malah neglunjak,” cerocos Mbak Nana.Begitulah dia jika ada sesuatu yang membuatnya tidak suka, Mbak Nana tidak akan berhenti berbicara.“Udahlah,
TEST PACK DI TAS SEKOLAH ANAK LELAKIKUBAB 19POV MAYRAKesibukan yang semakin bertambah membuat diri ini mengesampingkan pekerjaan. Kayra mulai kembali sekolah, dia menolak saat aku suruh untuk mengikuti paket C. Kayra mengatakan dia ingin belajar bagaimana mestinya seperti saat dia sekolah dulu.Qiana dijaga oleh pengasuh yang di bawa Melissa kemarin, wanita itu datang hanya untuk mengantarkan pengasuh itu dan kembali pulang. Dia juga sempat memberikan kado untuk Naufal.Waktu tetap berjalan tapi aku masih belum mengatakan kebenaran pada keluargaku, entah kenapa rasanya sangat berat. “Bu, Kay berangkat dulu, ya. Tadi udah pumping asi buat Qiana, kok.” Kayra sudah rapih dengan seragam sekolahnya, orang lain tidak akan menyangka jika anak sekolah ini sudah menjadi seorang ibu. Dalam satu minggu, Kayra hanya dua kali mendapatkan jadwal untuk sekolah. “Belajar dengan baik, Nak. Hati-hati di jalan,” pesanku.Kayra dan Nathan mencium tanganku dan berjalan keluar rumah. Sebelum berangka
TEST PACK DI TAS SEKOLAH ANAK LELAKIKUBAB 20POV MAYRATernyata rumah sudah tertata dengan rapi dan bersih. Tidak terlihat lagi orang-orang tadi, aku harus memberitahu Nathan dan Kayra, jika tidak mereka pasti bingung saat pulang ke rumah yang lama dan mendpati orang asing di sana.Bersyukur juga pindah kesini agar Siska tidak bisa menganggu Mas Ardi lagi, bahkan Mas Ardi sudah memblokir nomor wanita itu. Tapi, dengan tidak tahu malunya dia menghubungi dengan nomor lain. Itu yang membuat Mas Ardi mengganti nomornya.Menyerahkan Naufal pada Linda sebentar, mencuri sedikit waktu untuk menyegarkan diri. Dari pagi aku belum sempat mandi. Setelah mandi baru akan mencoba dapur baru, sensasainya pasti beda.***Rencana, minggu depan aku ingin membuat syukuran kecil-kecilan. Hanya mengundang orang terdekat saja. “Bu, badannya Qiana panas. Dari tadi juga rewel terus.” Kayra datang dengan Qiana dalam gendongannya. Bayi berumur lima bulan itu menggapai-gapai tangannya ke arahku.Langsung aku m
TEST PACK DI TAS SEKOLAH ANAK LELAKIKUBAB 21POV MAYRA“Nathan, tolong ambilin kotak obat, Nak!” titahku.Aku menarik Kayra untuk duduk di sofa, dia masih menunduk. Melihat jari telunjuknya yang tertancap serpihan kaca di sana. Jujur, aku paling tidak berani jika harus mencabut serpihan kaca yang menacap begini.“Sini, biar gue cabut serpihan kacanya.” Morgan mendekat.“Gak usah repot-repot, biar gue aja!” Nathan kini berjongkok di hadapan Kayra, dengan perlahan mencabut serpihan kaca itu dari jari Kayra.Membersihkan darahnya sebelum mengobati dan membalutnya dengan plester luka. Nathan kemudian membersihkan pecahan kaca yang berserakan di lantai.“Kamu sakit? Kok wajahnya pucet gini?” Menyentuh keningnya yang kini mengeluarkan keringat, tapi tidak demam.“Cuman agak capek aja, Bu,” balas Kayra.Melirik Morgan masih diam mematung, menatap Kayra.“Morgan kenal juga sama Kayra?” tanyaku, mencoba memecah keheningan.“Kebetulan kita bertiga teman sekelas. Tapi, kenapa Kayra ada disini?”
TEST PACK DI TAS SEKOLAH ANAK LELAKIKUBAB 22 POV MAYRAJam sudah menunjukan pukul 9 malam tapi Kayra masih belum pulang. Berkali-kali mencoba mengubunginya tapi hanya suara operator yang terdengar.Mas Ardi sama gelisahnya dengan diriku, Nathan juga belum pulang tapi dia memang sudah mengatakan sebelumnya jika akan pulang telat. Barusan aku sudah menghubunginya untuk menyuruh mencari Kayra.“Kamu udah tanyain sama orangtuanya?” Mas Ardi melirik ke arahku.“Udah, Mas. Mereka bilang Kayra gak ada disana ataupun di rumah Omanya. Kemana anak itu, ya?”Deru suara motor membuatku langsung berjalan cepat keluar rumah. Menghela nafas berat saat mendapati Nathan yang pulang seroang diri.“Kayra udah pulang, Bu?”Aku menggelengkan kepala lemah.“Nathan udah cari ke rumah temen-temennya juga gak ada.”Nathan merogoh ponselnya yang berdering dalam saku celananya.“Kayra,” gumamnya lalu menjawab telpon itu dan menekan pengeras suara.“Maaf, aku gak bisa pulang.” Suara Kayra terdengar bergetar.“
TEST PACK DI TAS SEKOLAH ANAK LELAKIKUPOV MAYRAEntah kenapa Kayra selalu menolak saat aku meminta bertemu. Banyak alasan yang ia lontarkan lewat Melissa.Ya, aku hanya bisa berkomunikasi dengan Kayra hanya lewat Melissa karena nomor Kayra tidak bisa di hubungi.Mas Ardi melarang saat aku ingin pergi langsung untuk menemui Kayra. Ia bilang aku harus menerima apapun keputusan yang ada. Sebenarnya, bukan aku tidak menerima, hanya saja apa Kayra setega itu meninggalkan Qiana yang masih sangat membutuhkannya? Aku hanya tidak ingin jika Qiana kekurangan kasih sayang dari ibunya sendiri. Sudah tiga kali aku meminta bertemu untuk bicara dengan Kayra, tiga kali juga dia menolaknya.Aku pasrah, mungkin memang ini yang ia inginkan. Biarlah Qiana disini bersama ayahnya, orangtua Kayra juga menyerahkan semua masalah Qiana pada kami. Karena mereka memiliki kesibukan yang padat dan tidak bisa mengurus Qiana.Memberanikan diri berbicara mengenai masalah ini pada orangtuaku, awalnya mereka sangat m
TEST PACK DI TAS SEKOLAH ANAK LELAKIKUPOV ARDIAku hanya seorang staf HRD di perusahaan swasta, memiliki istri yang luar biasa baik dan penyayang menjadi keberuntungan bagiku setelah dulu aku pernah ditolak hanya karena bekerja sebagai buruh pabrik.Allah memberikan sebuah anugerah terindah untukku dan Mayra, kehadiran Nathan membuat kesempurnaan dalam pernikahan kami.Nathan anak yang selalu aku banggakan, aku selalu memprioritaskan kebutuhannya. Kerja siang malam untuk kebahagiaan dan masa depannya.Hati ini rasanya remuk seketika saat dia mengakui telah menghamili anak orang. Orangtua mana yang tidak kecewa jika anaknya melakukan hal bejat itu?Mencoba untuk tidak peduli, tapi rasa sayangku sebagai seorang ayah meruntuhkan tembok ego dalam diri ini.Bagaimanapun, Nathan tanggung jawabku. Tidak mungkin aku membiarkannya menghadapi masalah ini sendirian.Meskipun sulit, aku menerima kenyataan yang ada. Karena aku percaya dibalik cobaan pasti ada hikmah yang terkandung di dalamnya.L
TEST PACK DI TAS SEKOLAH ANAK LELAKIKUBAB 25POV MAYRAMencoba menepis semua kenangan bersama Kayra dan kembali masuk ke dalam, aku tidak ingin hari bahagia Nathan ini terganggu karena diriku yang masih memikirkan Kayra.Mengedarkan pandangan untuk mencari suamiku. Perasaan sebelum aku keluar untuk membukakan pagar, Mas Ardi masih ada di sini.“May, panggil Ardi. Ayo kita makan!” seru Mbak Nana.Baru saja kaki ini menaiki satu anak tangga, aku melihat Mas Ardi turun.“Mas … ayo makan, yang lain udah nungguin loh,” ajakku.“Habis makan nanti aku mau ke kantor dulu, ya. Flashdisk yang isinya file penting itu rusak, mungkin anak-anak yang mainin. Aku nemuin flashdisk itu di balkon, kayaknya kena embun dalemnya jadi basah,” ungkap Mas Ardi.Sepertinya anak-anak lolos dari pengawasanku sampai barang penting milik Mas Ardi rusak. Anak-anak memang sedang aktif-aktifnya, rasa ingin tahu mereka sangat tinggi. “Iya, Mas. Maaf ya, aku teledor jaga anak-anak,” sesalku.“Udah gak apa-apa, kayakn