"Lo serius besok mau ke luar kota? Kenapa mendadak banget?" tanya Jerry menghampiri Jevran yang duduk menonton Tv."Gue dapet kabar juga kemarin. Udah Lo tenang aja, Lo fokus sama kesehatan biar gue yang berangkat. Lagian sekarang gue punya sekertaris," ucap Jevran kemudian meneguk minuman yang sempat dibuatkan oleh ART."Serius, gue tanya Lo suka sama sekertaris baru Lo itu, ya? Siapa namanya? Naura?"Pria itu tersenyum sekilas dan kembali acuh. "ga mungkin, lah.""Keliatan, kok. Jujur aja. Lagian Lo lagi free juga, kan? Atau emang mau sama Aurel?" kekeh Jerry meledeknya."Udahlah jangan bahas cewek. Giamana kaki Lo? Udah lumayan keliatannya." Jevran mencoba mengalihkan pembicaraan.Ya, Jerry terlihat berjalan dengan kakinya sendiri namun sangat hati-hati. "Kalau pelan bisa, tapi masih sedikit sakit. Kalau dibiasain jalan kayaknya engga, sih. Bentar lagi juga sembuh.""Bagus, deh. Nanti kalau gue udah pulang dari luar kota, Lo harus udah sembuh."Jerry hanya berdehem. Dia tau temanny
'Wih, udah kayak orang kaya aja.' Ajun tertawa sesaat melihat ke arah ponselnya. Pemuda itu tengah melakukan panggilan video dengan teman-temannya. Karena beberapa hari ini mereka memamerkan liburan bersama keluarganya. Seperti ke pantai, ke puncak, bahkan sampai ada yang pergi ke villa dan bersenang-senang di sana. Sedangkan Ajun kemarin belum tau akan liburan ke mana, bahkan sempat berpikir untuk menghabiskan libur sekolah di rumah.Sesaat ia mengarahkan kamera ponselnya ke luar jendela kamarnya. Memperlihatkan jalanan yang ramai dan gedung-gedung tinggi lainnya. Ikut memamerkan jika dirinya juga menikmati liburan tanpa di rumah saja.'Bukannya waktu itu Lo bilang kalau Kak Naura sibuk kerja?' tanya salah satu temannya yang terhubung dengan panggilan video."Masih inget Kak Jevran yang waktu itu traktir kita makan? Dia, kan, bos-nya Kak Naura. Karena ada kerjaan di luar kota katanya gue boleh ikut sekalian liburan."'Wah, beneran orang kaya, dong?'"Iya, lah. Udah dulu, deh. Gue ha
Naura bangun lebih awal dan pergi ke dapur untuk menyiapkan sarapan. Kebetulan di dapur ada beberapa bahan yang disiapkan, dan rasanya sia-sia jika tidak dimanfaatkan. Sambil menunggu Jevran dan Ajun yang belum bangun ia mencoba memasak sesuatu. Gadis itu menggulung rambutnya ke atas dan mulai mengambil beberapa bahan makanan. Tidak heran jika apartemen semahal ini bahkan sudah menyediakan makanan yang tergolong lengkap. Kebetulan juga Naura bisa memasak dan itu lebih baik daripada harus memesan makanan lagi. Karena semalam Jevran memesan makanan Barat yang tidak cocok di lidahnya. Naura juga tidak mau hanya menikmati fasilitas di sini tanpa melakukan sesuatu.Aroma masakan yang tercium membuat Ajun keluar dari kamarnya. Ia menghampiri Kakaknya yang sedang memasak. "Kak Naura masak?"Gadis itu menoleh sesaat dan mengangguk. "Kamu kenapa belum mandi? Mandi sana!""Nanti aja, lah. Lagian yang mau pergi kan cuma Kak Jevran sama Kak Naura ke kantor. Kalo aku di sini aja."Ajun duduk di m
"kamu lapar gak?" tanya Jevran sambil melepas jas-nya. Ia menyandarkan tubuhnya di sandaran kursi dan menatap Naura yang tengah fokus dengan layar monitornya.Gadis itu sontak mendongak dan mengangguk dengan senyum kecil. "Laper dari tadi. Gak ada makan siang," jawabnya bergumam."Tadi kita udah makan salad."Ya, Jevran meminta dibelikan makanan kantin kepada karyawannya. Seorang OB di sana membelikannya salad dan minuman dari kantin. Tapi bagi Naura selama dia belum makan nasi maka dia belum benar-benar makan. Bukankah itu kebiasaan banyak orang di Indonesia?"Makan salad doang mana kenyang.""Oke, sebelum kita pulang beli makan dulu." Jevran melirik jam di tangannya. "Kita pulang duluan aja. Sebentar lagi juga jam pulang kerja."Naura mengalihkan pandangannya dari layar monitor. "Terus kerjaannya gimana?""Bisa lanjut di rumah. Yang penting besok selesai."Setelah itu mereka memutuskan untuk pulang. Jevran juga tidak tega jika Naura harus pulang terlambat dan menahan lapar. Tapi bag
"wah, kalau bisa bebas kayak gini mending di sini aja sampe liburan selesai," gumam Ajun yang tengah berada taman.Pemuda itu sudah menjelajahi beberapa tempat di sini. Selama Ajun ditinggal bekerja oleh Jevran dan Naura, ia pergi karena merasa bosan. Awalnya dia hanya pergi untuk membeli pulsa, namun setelah itu ia tak langsung pulang. Ajun pergi untuk mencari makan dan juga berakhir pergi ke taman.Jika bertanya dapat uang dari mana untuk pergi ke beberapa tempat yang memerlukan ongkos? Pemuda itu mendapat uang saku dari Jevran. Sebelum pergi ke kantor pagi tadi Jevran memberikan uang pada Ajun tanpa sepengetahuan Naura. Sebenarnya tidak ada tujuan lain, hanya saja Jevran ingin memberi uang jajan."Cuma kurangnya ga ada temen. Coba kalau ada yang nemenin pasti tambah seru," lanjutnya menuju ke sebuah penjual minuman.Ajun terbiasa memiliki banyak teman, jadi ketika jalan sendiri pasti merasa kesepian. Seperti sekarang dia hendak menghubungi teman-temannya yang ada di jakarta. Namun
Hari ini Ajun bisa bebas pergi disaat Jevran dan Naura pergi kerja. Dia diberi izin oleh Naura asal tidak pergi jauh dan kembali ke apartemen sebelum mereka pulang. Kenapa? Karena adiknya ini tidak tau daerah sini dan Naura takut terjadi sesuatu.Saat ini Ajun berada di pinggir jalan, memesan makanan di kaki lima. Sejak kecil dia terbiasa makan di pinggir jalan seperti ini. Salah satu alasannya karena memang Kakaknya, Naura, sering mengajaknya makan di pinggir jalan. Gadis itu hanya ingin sang adik tidak memiliki gengsi untuk menjadi orang sederhana. Tidak harus pergi ke tempat makan yang mewah. "Eh, kenapa Bang Rival telepon?" gumam Ajun merogoh sakunya saat merasa ponsel bergetar. Sebelum mengangkat telepon pemuda itu lebih dulu meneguk minum hingga habis. Ia mengusap bibirnya sesaat dan mulai menekan tombol hijau. Benda pipih tersebut didekatkan ke telinga kanannya. "Halo, bang?" sapa Ajun.'Kamu di mana sekarang? Seperti ramai kendaraan.'"Lagi makan di jalan. Baru aja selesai,"
Jerry masuk ke dalam lift menuju ruangannya. Dia sudah bisa kembali berjalan setelah terapi yang dilakukannya secara rutin. Dia bosan karena beberapa hari ini Hana di rumah dan banyak menghabiskan waktunya di kamar. Jadi pria itu memutuskan untuk melihat kondisi kantor. Apalagi saat ini Jevran sedang pergi ke luar kota.Sejak dari lantai pertama ia terus disambut dengan ramah oleh para karyawan. Mereka menyambut kedatangan Jerry kembali setelah sempat dinyatakan sakit. Namun tidak ada yang berubah. Asisten Jevran itu tetap menjadi orang cuek yang mereka kenal. Sama seperti Jevran, yang sekarang sudah mulai sedikit berubah."Pak, di dalam ruangan ada Ibunya Pak Jevran. Beliau mau ketemu," ucap Ujang yang baru saja keluar dari ruangan sambil membawa nampan kosong. Mungkin dia sudah mengantarkan minum."Oke, terimakasih.""Iya, Pak. Saya izin turun lagi ke bawah."Ujang bergegas pergi dari sana dan saat ini Jerry tengah berpikir apa yang akan terjadi? Tak mau berpikir panjang ia langsung
Sudah ke-5 harinya Jevran memiliki tugas ke luar kota bersama Naura. Mereka menyelesaikan pekerjaan dengan baik. Jevran juga akan memastikan sebelum ia kembali, masalah di kantor selesai. Hubungan antara Jevran dan Naura juga cukup semakin dekat. Walaupun sebagai bos dan sekretaris tapi mereka baru saja menumbuhkan kemistri diantara keduanya. Bahkan Ajun dan Jevran sudah seperti kakak adik selama mereka di sini. Kekompakan yang sama untuk menggoda Naura, satu-satunya gadis di sana.Hari ini mereka bertiga berencana untuk membuat makan malam bersama. Karena Jevran dan Naura pulang lebih awal, di sore hari mereka memutuskan untuk membuat kue. Awalnya Naura hanya membuat sup untuk makan malam namun berakhir keinginan mereka bertiga membuat kue. Kebetulan Naura juga cukup pandai dalam hal itu."Bisa ambilin tepung gak, Jun?" tanya Naura yang tengah mengocok telur."Sebentar."Ajun yang sebelumnya membuat cream segera pergi mengambil tepung. Di sisi lain Jevran tengah mencuci loyang dan m