Saat ini, keluarga Theo sudah sampai di dunia manusia. Mereka menyamar, sebagai manusia biasa, karena tidak ingin manusia-manusia di sana ricuh dengan kedatangan mereka.
Theo berserta istri dan anaknya, langsung pergi ke kerajaan Valcke. Karena sebelumnya, Mikaila sudah memberitahukan kedatangannya pada Serena, melalui kalung yang waktu itu dia berikan pada Serena. Ternyata, kalung itu selain berguna untuk melindungi Serena, juga bisa digunakan untuk berkomunikasi.
Cara kerjanya mirip dengan alat sihir yang dibuat oleh Anhard waktu itu. Hanya saja ini berbentuk kalung.
Sekarang, Leonard dan Serena telah menjadi raja dan ratu kerajaan Valcke. Semenjak kejadian jatuhnya Irene waktu itu dan semua kebusukan Irene terbongkar, Irene langsung di hukum mati dengan cara dipenggal atas segala dosa-dosanya. Jasad Carlos dimakamkan di makam khusus kerajaan, karena biar bagaimanapun dia mati sebagai pahlawan.
Dan semenjak kejadian itu semua, Petricio jatuh
"Pangeran, aku mencintaimu," teriak seorang gadis yang berlari menuju kearah putra mahkota.Putra mahkota melihat kebelakangnya, ia muak, ia benci mendengar suara yang menggangguunya setiap hari."Kau mengapa kau terus bersama pangeran Carlos? Tak tau kah aku dengannya sudah bertunangan?" Sang gadis bernama Mikaila mengalihkan atensinya kearah seorang gadis cantik seusianya yang duduk terlalu dekat dengan Carlos."Maafkan saya Lady, saya dan Carlos hanya teman dan kami hanya bermain sebentar," jawab gadis bernama Helena dengan suara lemah."Hei siapa kau berani sekali memanggil putra mahkota kerajaan ini hanya dengan nama? Kau itu hanya seorang putri bangsawan rendahan yang sudah jatuh, jadi sadarlah posisimu," ucap Mikaila berkata tajam.Gadis yang bernama Helena itu mulai menangis, dan hal itu menarik simpati Carlos."Maaf Lady, sa-saya tidak bermaksud begitu," jawabnya
Mikaila mengernyit saat melihat pemandangan yang nampak begitu akrab, dirinya kini berada di istana kerajaan Valcke. Padahal ia yakin sebelumnya bahwa dirinya tengah tertidur di kamarnya. Namun mengapa tiba-tiba ia berada di istana?Mikaila melangkahkan kakinya mencoba mencari Pangeran Carlos, sang putra mahkota yang merupakan tunangannya. Akan tetapi ia dibuat heran melihat para penjaga yang seakan tak melihat dirinya, sebenarnya apa yang terjadi saat ini?Mikaila terus berjalan dilorong Istana nan megah ini, sampai pada akhirnya ia melihat sesuatu yang tidak bisa ia percaya sesuatu yang membuatnya tertegun setengah mati. Ia melihat dirinya, dirinya yang berbeda jauh dengan diri Mikaila yang sekarang. Mikaila yang ia lihat nampak lebih tua 10 tahun, menggenakan gaun dan mahkota khas ratu kerajaan. Hatinya mendadak senang, bukankah itu artinya ia dapat menikah dengan lelaki yang ia cintai? Namun ada yang aneh, mengapa sorot mata dirinya ya
Mikaila membuka matanya, ia perlahan bangkit dari tidurnya, tatapan matanya nampak kosong. Mimpi itu, mimpi itu nampak terasa nyata. Ia melihat semuanya, melihat dirinya sendiri berakhir mati menyedihkan. Pria yang dicintainya selama ini menyuruhnya untuk meminum racun. Sungguh menggelikan.Mikaila memegang dadanya yang terasa begitu sesak, ia perlahan mulai menangis. Mimpi itu seakan benar-benar nyata. Mikaila dapat merasakan bagaimana semenderita apa dirinya versi dewasa saat menjadi ratu di kerajaan ini.Tak pernah sedikitpun Mikaila mengincar posisi ratu, sungguh tidak pernah. Dia murni mencintai Carlos, bahkan jika Carlos hanya seorang rakyat biasapun ia akan terus mencintai Carlos. Tapi apa? Perjuangannya adalah sebuah kesia-siaan. Pria itu malah menyuruhnya untuk bunuh diri."Kenapa? Kenapa rasanya sakit sekali?" gumamnya pelan sembari memukul dadanya berharap rasa sesak itu sirna, na
Mikaila meringis saat menatap gaun-gaun yang ada di lemarinya, semua gaun di dalam lemarinya sebagian besar tidak ada yang benar, pakaian yang begitu cerah dan dengan model yang norak membuat Mikaila bergidik ngeri, setelah di pikir-pikir pantas saja ia selalu di hina di pergaulan sosial kelas atas, toh dirinya memiliki selera gaun yang mengerikan."Astaga tidak aku sangka aku benar-benar memiliki selera yang menjijikan," monolognya sembari menatap gaun-gaun itu jijik.Lama Mikaila memilih, pilihannya jatuh pada gaun berwarna pastel dengan desain halus dan elegan, gaun ini lebih baik dibanding gaun-gaun lainnya.Mikaila segera memakai gaun itu dengan dibantu Marry dan beberapa pelayan lainnya. Dan benar saja, gaun itu nampak sangat cocok dipakai oleh Mikaila."Astaga nona, anda benar-benar cantik. Sungguh saya tak menyangka apabila ini nona," decak Marry dengan penuh kekaguman.Mikaila tak
Sedari tadi Mikaila sudah berguling-guling di kasur empuknya, bukan karena dia gila, bukan. Dia sudah terlalu bosan seharian ini tidak melakukan aktivitas apapun, biasanya hari-hari yang ia lakukan adalah mengejar Carlos, tapi kali ini tidak lagi, tidak sudi."Astaga aku bisa mati kebosanan apabila terus seperti ini," monolognya sedikit berteriak kesal.Mikaila menghembuskan nafasnya lelah, ia mulai menutupi seluruh tubuhnya dengan selimut tebal dan lanjut berguling diatas kasur empuknya.Lama melakukan hal yang unfaedah seperti itu, dirinya mulai berhenti karena pusing.Setelah lama berpikir kemana ia saat ini, lebih baik ia mengunjungi perpustakaan membaca banyak buku untuk menambah pengetahuan."Marry bantu aku untuk bersiap, aku ingin pergi ke perpustakaan."Marry segera menghadap sang nona, dirinya dibuat kaget mendengar Mikaila ingin pergi ke perpustakaan. Apakah mun
Pagi ini, Mikaila sudah bersiap-siap. Ia akan pergi ke menara sihir. Ia sudah bertekad untuk berlatih sihir.Kali ini, ia sudah tidak ingin lagi mengejar cinta orang yang tidak pernah memperdulikannya, sudah cukup untuk semua rasa sakit yang ia terima.Ia kini hanya ingin menjadi kuat, lebih kuat, hingga bisa membalaskan dendamnya.Ia akan sungguh-sungguh belajar sihir kali ini, ia tidak akan lagi menjadi bodoh dan mendapatkan hinaan dari masyarakat.Semua orang yang pernah menghinanya dan menjatuhkannya akan mendapatkan balasan yang jauh lebih menyakitkan."Marry siapkan kereta, aku akan pergi ke menera sihir hari ini," perintah Mikaila pada Marry yang kini berdiri dibelakangnya."Baik nona," jawab Marry yang langsung menyelesaikan perintah sang nona.Mikaila menatap pantulan dirinya sendiri di cermin, sedetik kemudian ia tersenyum iblis ketika mengingat
Mikaila turun dari kereta kudanya, ia menatap menara sihir dihadapannya.Sesaat, terbesit keraguan dalam pikirannya, bukan tanpa alasan, menara sihir bukanlah tempat yang bisa dikunjungi oleh sembarang orang, bahkan Raja pun tidak bisa sesuka hati untuk pergi ke menara sihir.Jika saja bukan karena si penyihir agung satu-satunya orang yang bisa membantunya, Mikaila terlalu malas untuk datang ke tempat seperti ini.Kedatangan Mikaila disambut dengan penjaga menara sihir, buru-buru Mikaila mengeluarkan token sebagai tanda persetujuan masuk.Para penjaga yang melihat token Mikaila, langsung membiarkan Mikaila masuk.Dengan langkah anggun, Mikaila berjalan memasuki menara sihir, dapat Mikaila lihat bangunan yang begitu indah dan megah, bahkan lebih megah dari istana.Mikaila melangkahkan kakinya menuju ruang khusus penyihir agung.Kemarin Mikaila sudah mengiri
"Aku ingin berkerjsama denganmu, untuk menghancurkan seseorang," ujarnya dengan senyum mengerikan di wajah cantiknya.Anhard menaikkan sebelah alisnya, seolah bertanya-tanya orang sial mana yang menjadi musuh Lady gila yang ada dihadapannya ini."Seseorang? Siapa?" tanya Anhard yang tidak bisa menyembunyikan rasa penasarannya."Intinya orang itu adalah orang yang paling ku benci sampai mati," jawab Mikaila dengan tatapan mata penuh dendam dan kebencian."Kalau aku tidak mau?"Mikaila tersenyum miring ketika mendengar jawaban Anhard, "Jika kau tidak mau yasudah, padahal awalnya aku ingin mengajak kau berkerjasama untuk menghancurkan orang yang sudah membantai keluargamu 15 tahun lalu,"Anhard menatap Mikaila seakan terkejut, fikirannya bertanya-tanya. Darimana gadis ini tau orang yang sudah membantai keluarganya 15 taun lalu? Dia saja yang sudah mencari dalam 15 tahun terakhir aka tetapi tidak bisa menemukan orang itu.15 taun la