Jaxon menyeret Mia memasuki apartemen dan mengabaikan tatapan penasaran bawahannya saat melewati lobby. Gadis itu berusaha melepas genggamannya namun gagal karena dia tidak akan melepasnya kali ini. Sudah cukup dia bersabar sejak di arena tadi.
Sesampainya di ruang tengah, Jaxon melepas genggamannya dan melihat Mia dengan pandangan menahan marah.
Rasanya dia ingin memukul Gavin berkali-kali, tetapi beruntungnya pria itu lari keluar sebelum Jaxon sempat memberinya pelajaran.
“Apa yang kau pikirkan mendatangi Red Cage tanpa memberi tahuku lebih dulu!” bentaknya pada Mia yang duduk diam di sofa.
“Kau bilang aku bebas melakukan apa pun di Denver. Lagi pula aku tidak pergi sendiri, ada Gavin bersamaku,” jawab Mia sembari meringis mendengar nada Jaxon.
“Gavin tidak bisa melindungimu bila terjadi sesuatu. Dia bahkan tid
Tepat pukul tujuh malam itu Mia sudah siap berdandan dan menunggu Jaxon yang akan menjemputnya di apartemen. Baru saja pria itu mengirim pesan bahwa dia akan segera tiba. Saat hendak keluar dari kamar, tiba-tiba saja ponsel bututnya berbunyi. Hanya ada satu nomor yang pasti menghubungi ke ponsel tersebut yaitu Matt, bosnya yang lama.Dengan senyum terukir di wajah, Mia memberi sapaan; “Matt, hey.”“Hey girl
Dari kursi VVIP yang Mia duduki, dia bisa melihat pemandangan kota Denver dari sini. Pandangannya menyapu restauran mewah itu, tetapi tetap saja perasaan diawasi dan tatapan penasaran dari semua pengunjung begitu kentara hingga terasa pahit di mulutnya saat tatapan-tatapan itu memberi penilaian.Mia melirik Jaxon yang seolah tidak menyadari pandangan sekitar. Pria itu sesekali mengajaknya bercerita apa saja yang tidak berhubungan dengan kehidupan pribadinya atau organisasi Red Cage, bahkan lebih banyak menanyakan kehidupan pribadi Mia.“Apa kau sengaja atau hanya berpura-pura tidak tahu sejak tadi orang-orang memperhatikan ke meja kita?” tanya Mia akhirnya karena dia semakin muak dengan sikap Jaxon yang acuh terhadapan suasana sekitar.
Saat sedang mencuci tangan di westafel, seorang wanita masuk ke dalam toilet dan berdiri di sebelah Mia. Wanita itu menghindari tatapannya yang terpantul dari cermin sembari menyibukkan diri dengan pouch di tangan.Mia mengacuhkan sikap wanita itu yang jelas sekali menghindarinya. Saat hendak beranjak, suara wanita tersebut menghentikan Mia.“Berapa banyak Jaxon membayarmu?”“Maaf?” tanya Mia berharap pendengarannya salah.Wanita di hadapannya masih tidak menatap ke arah Mia. Dari penampilannya yang elegan dengan rambut blonde disanggul rapi dan gaun malam panjang membalut tubuhnya, jelas sekali wanita ini berasal dari
Rey mengawasi dua pria di hadapannya yang saling tatap seolah hendak menerjang dan membuat keributan. Berkali-kali dia menghela napas dan mengurut pelipisnya yang berdenyut. Jika Jaxon benar-benar menerima tantangan yang Gavin berikan lewat tatapan mata, maka dia yakin Gavin akan dengan cepat bersembunyi di belakang tubuhnya dan menjadikannya tumbal untuk Jaxon.“Hentikan memberinya f*ck me eyes, kau sendiri yang akan kewalahan,” ucap Gideon pada Gavin yang matanya tidak lepas memandang Jaxon.“Dia yang memulai,” ujar Gavin sembari beringsut mendekati Rey di sebelah.“Kau yang lebih dulu memancing keributan, jangan memutar balik fakta.&rdq
Henrieta menunggu Mia yang baru saja keluar dari De La Crush. Dia mengaibakan tatapan bingung yang Joe berikan saat mendekati gadis berambut madu yang hendak membuka pintu mobil.“Selamat sore,” sapa Henrieta begitu di depan Mia.Gadis itu balik badan menghadap Henrieta, sedangkan Joe berdiri waspada di sebelahnya dengan tangan bersedekap.“Sore,” jawab Mia bingung karena dia tidak mengenal siapa wanita itu.“Namaku Henrieta pengawal pribadi Gia Leonore, neneknya Jaxon,” ucap Henrieta memperkenalkan diri dengan tangan terulur ke depan yang Mia sambut penuh kecang
Dihadapan Mia berdiri seorang wanita tua berpenampilan elegan. Dia merasa deja vu mengingat pertemuannya beberapa waktu lalu dengan wanita tersebut di De La Crush.“Senang sekali bertemu denganmu, Mia. Akhirnya aku bisa membawamu ke rumah ini dan menjamu dirimu seperti yang seharusnya. Lihatlah, betapa tidak sopannya cucuku itu menyembunyikan wanita secantik ini di kastil pribadinya,” celoteh Gia dengan wajah berbinar bahagia walau sedikit jengkel pada cucunya, Jaxon.Senyum Gia tak lepas tatkala memandangi Mia sembari memutar tubuh gadis itu
Sore itu pengunjung di De La Crush sudah tidak seramai siang tadi. Melihat ada jeda waktu untuk melakukan stock barang kering, Mia pun beranjak ke gudang untuk membantu Hadley yang sedang bersih-bersih di sana.“Kudengar kau sangat dekat dengan Jaxon,” kata Hadley di tengah-tengah tugas yang sedang mereka kerjakan.“Hubungan kami tidak seperti rumor yang beredar,” jelas Mia tidak ingin Hadley salah paham. Sudah cukup baginya mendapat pertanyaan seputar hubungannya dan Jaxon.“Aku hanya ingin meminta bantuanmu untuk membelikan tiket pertunjukan di Red Cage,” balas Hadley meluruskan.Mia menatap Hadley seolah
Melihat Jaxon yang menghambur ke dalam ruang istirahat dimana Mia dibaringkan, membuat Joe mundur seketika. Dia menatap Jaxon gelisah ketika melihat bekas tamparan di wajah Mia yang berasal dari tangan Joe sendiri. Sebelum Jaxon di dekat mereka, Joe menahan pria itu dan menatap tepat di matanya.“Mr. Bradwood, sebelum kau memukulku, aku ingin kau mendengarkan,” jelas Joe berusaha mengendalikan kegelisahannya.Alis Jaxon bertaut melihat bawahannya yang tampak berdiri tidak nyaman.“Ada apa?” tanya Jaxon heran. Dia melirik ke arah Mia, tetapi