Dua hari telah berlalu semenjak kejadian Marcel mencoba memperkosaku, kudengar dia dirawat dirumah sakit. Aku sudah tidak peduli. Hanya saja aku sedikit bingung, ayahnya adalah seorang jaksa senior yang disegani di kota ini. Tidak mungkin dia melepaskan aku yang telah menganiaya anak semata wayangnya.
Benar saja, bagai tenang sebelum badai, Ayah Marcel menelponku agar besok datang ke kantor polisi, dia akan menuntutku dengan tuduhan penganiayaan berat. Aku harus datang dengan ayahku jika aku ingin menyelesaikan kasus ini dengan cara kekeluargaan.
Aku tahu akal busuknya, dia akan memeras ayahku, Ayahku memiliki kekuasaan dan kekayaan yang sangat banyak, dia pasti akan memaksa ayahku menjadi sponsornya untuk menjadi Jaksa Agung.
Tidak akan ku biarkan, aku berharap ayahku tidak tahu masalah ini, aku menelpon sekretaris
“Baru kali ini saya merasa kasihan kepada seorang pelaku pelecehan seksual” Ucap Komisaris Polisi.Brian terkekeh geli, Marcel memang salah memilih korban.Alex terlihat bangga melihat Jenny memukuli Marcel dengan sadis.“Dia putriku” Bisiknya pada Adrius bangga.Adrius hanya tersenyum, gadis ini memang istimewa.Gerrald bertepuk tangan pelan, sedangkan Varro mengacungkan ibu jarinya. Anastasia dan Stefany masih shock melihat kebrutalan yang dilakukan olehku.“Kau tidak bisa menyebut kebrutalanmu ini sebagai pembelaan diri. Jenny!” Neo menatapku dengan murka.“Ini bisa dijadikan bukti sebagai p
Apartemen tim Obsidian“Aku dengar ayahnya Jenny mengusut kasus korupsi seorang jaksa” Gerrald membuka perbincangan saat makan malam.“Ayah Jenny tidak akan melepaskan orang yang telah menyakiti putrinya begitu saja” kekeh Brian.“Apa kau tau kejadian hari ini?” Tanya Varro.“Aku melihat kalian dari ruangan Komisaris” Jawab Brian sombong.“Aku akan bekerja keras untuk mendapatkan bukti penggelapan dan penyuapan yang dilakukan oleh si brengsek Neo itu” Tekad Gerrald.“Aku akan membantumu, ayo kita begadang” Ujar Varro bersemangat.Ponsel Adrius berdering, L
“Sejak kapan kau menjadi puitis Dad? Dad apa kau memata-mataiku?” tanyaku menatap horror Ayahku.“Ibumu adalah informan terbaik Dad” Ucap ayahku sombong.“Aku tidak akan menceritakan apapun lagi kepada Mom” kesalku.“Tidak apa-apa untuk bersedih karena patah hati, namun jangan lupa untuk segera bangkit lagi, pepatah mengatakan cinta pertama selalu berujung kegagalan” Mengapa Dad begitu banyak bicara hari ini kesalku.“Cinta pertama?” Beo Adrius.“Mungkin sulit dipercaya untuk gadis secantik putriku di usianya yang menginjak 19 tahun dia baru merasakan jatuh cinta” Kekeh Alex.“Cukup Dad, apa
“Aku ingin mengucapkan terima kasih kepada kalian” ucapku dengan senyuman tulus.“Untuk?” Tanya Varro heran.“Semuanya” Jawabku.“Aku tidak mengerti apa yang kau bicarakan, kau aneh sekali” Kekeh Varro.Aku mendekati Varro yang sedang duduk disamping Adrius, lalu berbisik agar suaraku tidak terdengar Anastasia dan Stefany.“Terima kasih untuk mengumpulkan bukti penyuapan dan perbuatan kotor Jaksa Neo” Bisikku pada Varro.Varro sangat terkejut, bagaimana bisa Jenny bisa tahu mereka yang mengumpulkan bukti kejahatan yang dilakukan Jaksa Neo. Apakah Jenny mengetahui identitas mereka? Batinnya.
Adrius tidak pernah tertawa selepas itu, dia selalu memasang wajah dinginnya. Tawa Adrius seperti matahari ditengah musim dingin, mencairkan es yang sedang membeku. “Profesor apa kau baru saja tertawa?” Sungguh pertanyaanku yang bodoh. “Apa aku tidak boleh tertawa” Adrius masih tertawa. Aku menggeleng kuat “Kau sangat tampan saat tertawa” pujiku. “Benarkah? terima kasih” Adrius mengulum senyumnya. “Apa ini? Apa kalian saling menggoda di hadapan kami?” Varro menyelidik. “Kau juga tampan saat tersenyum kak Varro” Ucapku kesal. “Aku tau aku tampan dan aku tidak butuh pujianmu” Cibir Va
You're just too good to be true(Kau terlalu indah tuk jadi kenyataan)Can't take my eyes off of you(Tak bisa ku berhenti memandangmu)You'd be like heaven to touch(Kau seperti surga yang ingin kusentuh)I wanna hold you so much(Aku sangat ingin mendekapmu)At long last love has arrived(Akhirnya cinta tlah datang)I thank God I'm alive
“Jenny, Mom ingin dia menjadi menantuku” Ucap Rosa menggebu-gebu.“Dia memang calon menantu idaman” Alex mengangguk setuju.“Bukankah kalian mendukungku untuk melepaskannya” Ucapku dingin.“Kami ralat perkataan kami” kekeh Rosa dan Alex.Aku memutar bola mataku malas, ponselku berdering kulihat layar ponselku menampilkan nama Brian. Lalu kugeser gambar ponsel berwarna hijau ke sebelah kanan.Jenny : “Ya Profesor”Brian : “Stefany masuk rumah sakit, bisakah kau datang kesini?”Jenny : “Apa? Tolong kirimkan alamat rumah sakitnya padaku”
“Kak Gerrald apa Profesor Brian atau Profesor Adrius tidak mengatakan apapun padamu?” Aku malah bertanya kepada Gerrald.Gerrald menggelengkan kepalanya. Adrius dan Brian pulang sangat larut. Sepertinya Gerrald sudah tertidur jauh sebelum mereka berdua pulang.“Tolong ceritakan padaku apa yang terjadi” teriak Anastasia frustasi.Stefany menghela nafas panjang, lalu menghempaskan tubuhnya ke atas tempat tidurnya, menelungkupkan kedua tangannya menutupi wajah cantiknya“Aku telah melakukan kesalahan sangat besar. Apakah Profesor Brian akan memaafkanku?” Lirihnya.“Kau dalam keadaan tidak sadar Stefany, Profesor Brian pasti mengerti” Ujarku menenangkan.