Share

Bab 86. Ingin Bertemu

Ketika terbangun, Rosene sudah kembali berada di dalam kamar. Plafon putih dengan lampu gantung di atasnya. Tidak salah lagi. Ini adalah kamarnya. Mencoba untuk duduk, namun urung akibat rasa nyeri kembali menghampiri membuatnya urung untuk berdiri.

"Sial!" Rosene mengumpat. Tangan memegang perut. Rasa nyeri masih terasa tetapi ia mencoba untuk menahannya.

Susah payah ia mendekati pintu, tapi sungguh sial malah dikunci. Berteriak, akan terasa percuma. Ia merasa kembali pada masa di mana ia pertama kali datang.

Tubuh Rosene merosot ke bawah, meringkuk memeluk lutut. Ia benci dirinya sendiri. Ia benci dirinya yang mulai lemah seperti ini. Rosene terdiam, ia memang tidak menangis.

Tidak, ia tidak terbiasa menangis. Tapi sungguh, kali ini ia benar-benar ingin menangis. Dan untuk pertama kalinya ia merindukan sosok yang sangat ia kasihi.

"Ayah!"

Sayup-sayup terdengar suara deru mesin kendaraan memasuki halaman. Saat kembali terbangun, Rosene sudah berada di atas ranjang. Mencoba men
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status