The Magic Of Friddenlux
Episode 37"Aku akan pulang," kata Xavier sambil mengulurkan tangannya pada Theodore yang terbaring.
"Kau menyukainya ya?" tanya Theodore.
Xavier terdiam, uluran tangannya belum disambut oleh Theodore tapi sudah membuat Xavier terdiam.
"Gadis itu, kau menyukainya ya?" tanya Theodore.
"Pertanyaan macam apa itu?" kata Xavier yang berusaha mengelak.
"Bodoh, kau pikir aku tidak tahu," ujar Theodore sambil menggapai ulurab tangan Xavier.
Theodore berjalan keluar dari lengkungan tanah akibat ledakan tadi bersama Xavier. Semua orang melihat Theodore berjalan bersama Xavier.
Semua penyihir Darkmare langsung berlari ke arah raja mereka. Bukan hanya itu, semua penyihir Darkmare kini mengelilingi mereka dan mengancungkan senjatanya ke arah Xavier.
"Tenanglah, kini sudah tidak apa-apa," kata Theodore.
"Tapi tuanku," sangkal mereka.
"Aku bilang tidak apa-apa! Turunkan senjata kalian," seru Theodore.
<The Magic Of FriddenluxEpisode 38Suasana didalam kereta sekarang menjadi canggung. Xavier menyilangkan tangannya, Audrey yang memandangi langit biru dari jendela kereta, sedangkan Andrew terus mengawasi mereka."Jadi kalian pacaran?" tanya Andrew."Apa?! Ah tidak, kami tidak seperti itu, kami belum ada pikiran ke arah sana," jawab mereka yang serentak dan sama persis.Jawaban dari mereka membuat Andrew menatap aneh. Karena ketika ditanya mereka langsung menjawabnya sambil panik. Membuat Andrew curiga."Lalu reaksi macam apa itu tadi?" tanya Andrew."Haha Andrew tidak usah tanya yang aneh-aneh ya," jawab Audrey dengan canggung."Hei kau, coba perkenalkan diri dengan benar," kata Andrew sambil menunjuk Xavier.Karena ditunjuk oleh Andrew, Xavier langsung dirinya. Ia berdiri dengan meletakkan tangan kanannya di dada dan membungkukkan tubuhnya."Namaku Xavier Killman, seperti kau tahu bahwa aku dan Kakakmu adalah teman sat
The Magic Of FriddenluxEpisode 39"Jangan bergerak dan keluarlah!" teriak seseorang dari luar kereta.Xavier mengintip dari jendela kereta, ia melihat kereta yang mereka tumpangi itu telah dikepung oleh para penyihir penjaga istana.Karena tidak sabar Andrew membuka pintunya. Ia keluar lebih dulu, lalu saat ia keluar, Andrew langsung ditodong menggunakan pedang.Xavier yang takut Andrew akan ditangkap pun langsung keluar dari kereta. Seketika itu juga seluruh penyihir penjaga langsung membungkuk sebagai tanda hormatnya."Turunkan senjata kalian!" seru Xavier."Pangeran," ucap seluruh penyihir penjaga ketika membungkuk.Xavier menadahkan tangannya sebagai tumpuan untuk Audrey saat keluar dari kereta. Andrew hanya melihat perlakuan Xavier yang terasa asing baginya."Mulai sekarang mereka berdua adalah tamu kehormatan kerajaan," kata Xavier kepada seluruh penyihir penjaga.Kemudian mereka lanjut berjalan. Ketika sedang menaiki t
The Magic Of FriddenluxEpisode 40Byurr..Terdengar suara air yang dimasukiAudrey sedang rileks menikmati air hangat yang telah diberi wewangian. Sebelumnya ada beberapa pelayan yang mendatangi kamar Audrey untuk memberi pakaian baru dan menyiapkan air mandi.Audrey menggosokkan seluruh bagian tubuhnya. Ia memijat pelan pada bagian yang terluka. Saat tangannya mulai menyentuh luka itu, ia mengingat semua kenangannya bersama Xavier hingga mendapatkan luka itu.Audrey pun tersenyum, kenangan bersama Xavier saat dalam misi penyelamatan Andrew. Bisa jadi kini Xavier menjadi salah satu orang yang penting bagi Audrey.'Apa aku menyukai Xavier? Kenangan bersamanya, terasa bahagia. Aku tidak tahu apa aku menyukainya atau tidak, tapi rasanya aku ingin terus memikirkannya' kata Audrey dalam pikirannya.Di waktu yang sama tampak Clint sedang datang menghadap kepada Theodore. Clint berniat menanyakan satu hal pada rajanya. Theodore yang seda
The Magic Of FriddenluxEpisode 41Wushh...Angin berhembus begitu kencang sampai menghembuskan banyak bunga menjadi beterbangan.Bunga-bunga itu terlihat sangat indah karena berterbangan di langit. Lalu tiba-tiba ada bunga bersinar putih kebiruan terbang ke arah wajah Audrey.Audrey pun menadahkan tangannya untuk menyambut bunga yang cantik itu. Namun tiba-tiba bunga yang bersinar putih kebiruan itu berubah sosok peri kecil."Wah ini peri taman," kata Xavier."Halo namaku Ibel, hari ini aku sangat senang dan aku ingin memberi kalian hadiah," kata peri taman."Hadiah? Apa itu?" tanya Audrey."Tolong berikan tangan kalian," pinta peri taman.Audrey dan Xavier pun memberikan tangan mereka. Lalu peri taman itu menyentuh tangan Audrey dan tangan Xavier.Setelah itu sesuatu muncul, tangan Audrey dan tangan Xavier bersinar terang. Seakan tangan mereka diberikan sebuah magnet yang kuat. Kini tangan mereka berdua menyatu.
The Magic Of FriddenluxEpisode 42Tok..tok..Terdengar suara ketukan pintu"Nona Audrey Jo, anda diundang oleh Yang Mulia Raja Xion untuk bergabung di meja makan," kata pelayan dari depan kamar Audrey.Namun Audrey belum juga keluar dari kamarnya. Malah Andrew yang berada di kamar sebelah Audrey yang mendengar perkataan dari pelayan itu."Apa? Raja mengundang kami?" tanya Andrew yang semangat."Ya tuan, tentu saja," jawab pelayan itu.Lalu Andrew mendatangi kamar Audrey, ternyata Audrey masih tidur nyenyak. Andrew pun menggoyangkan tubuh Audrey, agar ia cepat bangun."Audreeeyyy!!!" teriak Andrew yang langsung membuat mata Audrey terpecah."Berisik Andrew," kata Audrey sambil menggosok matanya."Bangun, raja sudah menunggu kita di meja makan," ucap Andrew dengan semangat."Ternyata memang sudah pagi. Baiklah aku akan keluar 5 menit lagi," balas Audrey.Lalu Andrew keluar dari kamar Audrey. Ia tid
The Magic Of FriddenluxEpisode 43"Hei, apa-apaan kau langsung memeluk Kakakku?" tanya Andrew.Julian pun tidak mengerti. Sekarang ia terkejut karena melihat ada Andrew Jo disini."Pangeran, apa yang sedang terjadi? Siapa mereka?" tanya Julian."Julian, kau kan mengenal mereka," jawa Xavier."Apa?! Julian?" Audrey dan Andrew yang sama-sama terkejut."Maksudmu Julian Fang? Laki-laki yang sok populer itu?" tanya Andrew yang tidak percaya."Aku memang populer tahu!" seru Julian yang kesal."Lalu apa mereka sungguh, Audrey Jo dan Andrew Jo?" tanya Julian.Xavier pun mengangguk. Julian tambah terkejut. Ia tidak tahu apa yang dilakukan oleh seorang anak manusia didalam negeri sihir."Sebenarnya apa yang sedang terjadi?" tanya Julian."Mereka berdua adalah orang yang dicurigai sebagai keturunan Johanson," jawab Xavier."Apa?! Kau tidak bercanda kan," tanya Julian."Memangnya aku tampak seperti orang yan
The Magic Of FriddenluxEpisode 44"Kalau begitu apa keuntungan yang akan kami dapatkan?" tanya Andrew.Pertanyaan dari Andrew itu membuat para Tetua terdiam sebentar. Audrey terlihat lebih antusias, ia sampai mengerutkan alisnya."Apapun yang kalian mau," jawab Tetua pertama."Tapi sebelum itu, ada persyaratan dari kami terlebih dahulu," sambar Tetua kedua."Persyaratan lagi?! Kalian sudah ingin mengorbankan darah orang lain dan kalian masih memberikan syarat!" seru Audrey dengan nada yang tinggi."Tenanglah, dengarkan kami dulu," ujar Tetua keempat."Pengorbanan darah bisa tidak dilakukan jika keturunan Johanson bisa mengoptimalisasikan sihir kalian," ungap Tetua pertama."Lalu bagaimana Friddeblux dapat memiliki energi kehidupan lagi?" tanya Audrey."Dari penggunaan sihirnya. Itu memberikan efek pada energi penghidupan kami," jawab Tetua kelima."Itu untuk sekarang kita harus berfokus terlebih dahulu pada persiapan si
The Magic Of FriddenluxEpisode 45Kwak..kwakkTerdengar bunyi burung terbang di udaraLangit biru telah berubah menjadi jingga tanda bahwa senja telah tiba. Kini para Tetua telah berkumpul di ruangan suci di tengah istana.Ruangab suci itu adalah ruangan tidaj beratap, sehingga cahaya jingga dari matahari bisa memasuki ruangan, menyusuri setiap celah ruangan.Tidak lama kemudian Audrey dan Andrew datang ke ruangan suci itu. Dengan didampingi oleh Xavier dan Julian didepan mereka."Audrey, aku takut!" kata Andrew pelan.Audrey langsung menggenggam tangan adiknya. Walaupun rasanya sedikit aneh karena Audrey dan Andrew hanya beda satu tahun, tapi Audrey tidak canggung untuk menggenggam tangan adiknya.Kini semua orang telah berkumpul, termasuk Raja Xion. Yang boleh hadir hanyalah para pejabat istana, jadi untuk ritual pengecekan keturunan Arthur Johanson menjadi tertutup."Audrey Jo dan Andrew Jo, bisakah kalian b