The Magic Of Friddenlux
Episode 25"Kenapa kalian menyebut aku sebagai keturunan Arthur Johanson? Padahal nama keluargaku adalah Jo," tanya Andrew dengan jelas.
"Lalu kenapa kau bisa tahu bahwa aku tinggal di kota Remeny?"
"Kau punya mata-mata di dekatku?"
Sebuah pertanyaan dari Andrew belum dijawab sama sekali oleh Theodore Sorton. Ia hanya memandangi Andrew saja.
"Duduklah, kita akan berbicara sambil minum dan makan. Bukankah kau lapar," kata Theodore.
"Nah itu juga yang ingin ku katakan. Kalian ini tidak memiliki tahanan lain? Aku sangat kesepian di kurunganku," tanya Andrew.
"Kalau kau kesepian, kau boleh tinggal disini," jawab Theodore sambil berjalan ke arah meja makan.
"Benarkah? Hufh, syukur lah kalau begitu, aku tidak suka sendirian di tempat gelap, lagipula kurungan kalian itu sudah usang, seharusnya kalian memperbaikinya. Bagaimana kalau kalian punya tahanan yang kuat, mereka akan mudah meloloskan diri," ungkap Andr
The Magic Of FriddenluxEpisode 26"Jawab aku dengan jujur Xavier Killman, kalau seandainya aku mati lebih dulu apa yang terjadi? Apa kau akan membiarkan aku mati begitu saja?" tanya Audrey."Aku tidak akan pernah membiarkan kamu mati begitu saja Audrey. Tidak akan pernah," jawab Xavier."Kau belum menjawab pertanyaanku Xavier Killman," kata Audrey dengan nada datar."Jika kau mati lebih dulu, maka aku dan seluruh Friddenlux akan hancur," ucap Xavier sambil memalingkan matanya."Begitu ya. Baiklah ayo kita.." belum selesai Audrey berbicara, tiba-tiba saja ranting pohon tempat ia berpijak itu patah dan membuat Audrey terjatuh.Melihat Audrey terjatuh, langsung membuat Xavier bereaksi. Xavier langsung melompat dan meraih Audrey. Xavier memberikan senyumnya kepada Audrey dan langsung berlanjut ke udara"Terima kasih," kata Audrey dengan suara lembut."Tidak usah berterimakasih Audrey, karena nanti kau juga akan menerima bantuanku t
The Magic Of FriddenluxEpisode 27Tekanan yang dibuat oleh Xavier begitu besar dan berat. Tekanan itu mampun menekan tubuh dan kekuatan setiap orang. Semua penyihir dan Rou tidak mampu untuk bangun dan berdiri karena tekanan itu.Namun tiba-tiba ada perlahan tekanan energi sihir Xavier itu mulai terangkat. Xavier pun terkejut, karena penyihir yang mampu mengangkat energi sihir yang menekan mereka, hanyalah penyihir dengan karakteristik warna sihir biru.Saat semua penyihir dan pasukan Rou bisa terlepas dari tekanan sihir itu, mereka langsung tidak sadarkan diri karena beratnya tekanan dari Xavier."Ternyata level sihir birumu tinggi juga ya, Mark."Xavier langsung menajamkan tatapannya. Saat Xavier melihat orang yang bisa mengangkat tekanan sihirnya adalah Clint, orang yang menangkap Audrey dan Andrew."Apa alasanmu menyerang istana kami?" tanya Clint."Nanti juga kau tahu," jawab Xavier dengan singkat."Baiklah kalau beg
The Magic Of FriddenluxEpisode 28Cuuftt..Suara tembakan yang melesat.Tembakan yang Audrey layangkan itu mengenai penyihir merah. Tapi tembakan yang Audrey berikan itu membuat Clint dan yang lainnya sadar, bahwa ini adalah taktik mereka."Serangan ini adalah sebuah pengalihan," teriak Clint.Mereka semua langsung melihat ke arah istana. Tampak Audrey yang muncul dari jendela dengan senapan didekapannya. Clint dan penyihir lainnya langsung bergerak menuju istana.Sementara itu Audrey yang baru sadar atas apa yang telah ia lakukan, langsung membalik badannya. Ia memeluk senapan itu, karena hanya senapan itu yang bisa dijadikan sebagai senjatanya.Duk..Duk..Terdengar langkah kaki seseorang yang semakin dekat"Hei disini ternyata!" seru seorang penjaga.Audrey terkejut dan melihat ke arah penjaga itu. Dari arah belakang Audrey, terdapat beberapa penjaga juga yang datang.Penjaga yang ada di depan Audrey langsung meny
The Magic Of FriddenluxEpisode 29"Apa yang membuat seorang manusia datang kemari?"Pertanyaan yang membuat Audrey merinding. Mata Audrey membulat sempurna, keringatnya mengalir dari kepalanya hingga ke leher.Saat Audrey menoleh, ia langsung terkejut karena tepat di sebelah Audrey ada wajah kera raksasa itu. Audrey spontan terjengkal karena takutnya.Ahh..Teriakan kecil dari AudreyAudrey memang terkejut, namun ia juga heran karena wajah kera itu, hanyalah sebuah wajah dan transparan. Dengan menahan gemetar tubuhnya, Audrey mencoba untuk bangkit dan melihat apa yang sedang terjadi.Kini Audrey lebih terkejut, karena ternyata kera itu tidak pergi dari tempatnya dan masih memakan buah-buahan.Audrey masih kebingungan dengan apa yang terjadi. Ia berkali-kali melihat kera yang asli dan wajah kera transparan itu. Sedikit demi sedikit ketakutan Audrey mulai menghilang."Kau tidak usah bingung. Kau pasti telah berte
The Magis Of FriddenluxEpisode 30Kali ini di lorong, tampak Audrey yang berlari lebih cepat dari sebelumnya. Kali ini Audrey dikejar oleh seekor cicak raksasa.Cicak raksasa itu mengeluarkan liur yang dimana jika ada benda yang terkena liur itu, maka benda itu akan meleleh.Audrey sekuat tenaga berlari. Segala upaya Audrey lakukan saat berlari. Sepanjang ia berlari, Audrey menjatuhkan semua barang yang terlihat oleh matanya.Namun itu sia-sia. Karena yang mengejar Audrey sekarang ada seekor cicak. Yang dimana keahlian cicak itu adalah menempel di dinding.Jadi saat Audrey melemparkaj barang untuk menghalangi cicak itu, pasti cicak itu melompat ke dinding. Kini cicak itu mengejar Audrey dengan merayap di dinding.Zlepp..Terdengar suara lidah cicak yang keluar masukCicak itu berusaha untuk menangkap Audrey dengan menggunakan lidahnya. Tapi Audrey masih bisa mendengar suara lidah itu keluar, sehingga ia masih bisa menghindar dar
The Magic Of FriddenluxEpisode 31"Bukankah sudah kukatakan, jangan melawan!" seru Theodore.Thedore terlihat sangat marah, ia menggunakan kekuatan sihirnya untuk membuat Andrew kesulitan bernafas. Bukan hanya itu, ia juga mengangkat tubuh Andrew ke atas.Andrew berusaha untuk melawan pikirannya sendiri. Didalam alam bawah sadarnya, Andrew yang diikat tangan dan kakinya, berusaha untuk melepaskan ikatan itu.Andrew berusaha meregangkan ikatan yang ada pada tangannya. Ia menggerakan pergelangan tangannya, berharap ikatan itu bisa kendur. Namun pada akhirnya ikatan itu tidak terlonggar sedikit pun.Tapi Andrew tidak pernah menyerah, ia terus melawan kekuatan pengendalian pikiran dari Theo. Andrew sangat berusaha keras. Lalu tiba-tiba.."Andrew!" terdengar suara Audrey yang memanggil nama adiknya.Saat mendengar ada suara Audrey memanggil suaranya, Andrew langsung bangkit dan dengan mudah terlepas dari pengendali pikiran milik Theo
The Magic Of FriddenluxEpisode 32Hari yang cerah di sekolah Remeny. Tampak seorang guru sedang mengajarkan bagaimana menyelesaikan soal matematika. Tidak ada yang aneh hari itu di dalam kelas.Semuanya tampak normal, guru mengajar dan murid mencatat. Hingga pelajaran selesai, tidak ada hal mencurigakan muncul di sekolah."Audrey, tolong bawakan buku ini ke ruang guru ya," pinta guru itu.Audrey pun mengangguk sebagai tanda setuju. Ia langsung mengambil buku itu dan pergi mengantarkan buku itu ke ruang guru.Saat Audrey hendak meninggalkan kelas, ia tidak sengaja bertabrakan dengan Julian. Saat itu Julian belum mengetahui bahwa Audrey adalah efek dari sihir Xavier.Brakk..Suara bahu Audrey dan Julian bertabrakan"Hei, hati-hati kalau jalan!" seru Julian.Namun Audrey tidak menghiraukannya. Bahkan ia juga tidak melihat ke arah Julian. Begitu Audrey pergi meninggalkan kelas, Julian mendatangi ilusi dari Xavier.Julian menat
The Magic Of FriddenluxEpisode 33Zwingg..Terdengar bunyi pedang yang saling menebasXavier yang tampak kehabisan tenaga dan nafasnya mulai kewalahan melawan untuk melawan sepupunya sendiri. Namun Xavier tidak pernah menyerah.Hosh..hoshTerdengar suara nafas Xavier yang terengah-engah"Apa kau sudah jadi selemah ini?" tanya Theodore.Xavier tidak menjawab pertanyaan dari Theodore. Ia malah melirik ke arah Audrey dan Andrew yang sedang bersembunyi.Audrey yang melihat keadaan Xavier bertarung menjadi tidak tega. Mata Audrey berkaca-kaca saat melihat darah Xavier kembali membasahi jubah sihir Xavier.Darah itu terus menerus membuat bekas yang lebar, hingga hampir setengah jubah sihir Xavier yang berwarna putih itu berganti menjadi merah.Tanpa sadar air mata Audrey telah jatuh membasahi pipinya. Xavier melihat air mata Audrey yang telah mengalir. Ia terkejut karena lagi-lagi melihat Audrey menangis."Jangan menangis, in