Share

BAB XXVI. Anugerah dan Kutukan

“Apa aku harus menutup mataku?” Viernix tersenyum, “terserah padamu.” baik. Kedua mata coklat madu Aret tertutup secara perlahan, gelas keramik di tangannya ia genggam dengan kedua tangan. Tidak terlalu erat, tetapi juga tidak begitu lemah agar gelas itu tidak terjatuh dari kedua tangannya.

Di hadapannya, Viernix mengucapkan kalimat yang sama berulang-ulang. Pelan dan jauh. Aret membuang nafas, mencoba merasakan perasaan hangat yang bersumber dari kristal merah yang tergantung di lehernya.

Perasaan hangat. Aret membayangkan bagaimana rasa hangat ketika ia memegang gelas teh yang masih hangat di udara yang dingin. Ah benar, ruangan ini sebelumnya begitu dingin. Beberapa saat yang lalu nafasnya bahkan seperti asap. Musim dingin seakan datang lebih cepat. Membayangkan sesuatu yang dingin, Aret ingin memberikan kehangatan pada tubuhnya. Bahkan Ignis di memori yang ia kunjungi mampu menghangatkan tubuhnnya setelah terjebak dalam balok es, tentu saja ia juga

Callme_Kiira

Sabtu, 1 Januari 2022

| Sukai
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status