Share

29. Rencana licik si Dukun tua

Aku dan Abah mengamati sekitar sebelum melanjutkan perjalanan mencari tempat persembunyian Ki Amar. Sekilas memang tidak ada yang aneh dengan hutan itu. Pintu masuk yang diapit dua tebing yang cukup curam, bukankah itu terlalu mencurigakan jika tidak ada siapapun yang menjaganya. Atau mungkin...

Benar saja, aku menemukan keanehan itu sekarang. Segera kucari sebuah batu seukuran tangan lalu melemparnya ke tanah yang tertutupi dedaunan kering. Ratusan anak panah keluar dari sela-sela tebing. Beruntung karena tadi, Abah menahan Fakhri yang hendak menginjak tanah itu.

"Seperti di dalam film kolosal yang pernah saya lihat saat kecil," kataku seraya mengambil salah satu anak panah yang mendarat tepat di dekat kaki. Tiba-tiba, anak panah itu berubah menjadi seekor ular berbisa dan hendak mematuk tanganku. Beruntung Fakhri segera menepuk tanganku hingga ular itu terjatuh ke tanah.

Tak hanya satu, ratusan anak panah tadi berubah menjadi ular yang siap menyerang kami. Abah menyuruhku berdiri di
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status