Share

61. Kehilangan dan Kembali ke Tanah Leluhur

Kupandangi sosok yang kini terbaring tak berdaya di atas ranjang di hadapan. Tubuh yang beberapa bulan lalu tampak berisi, kini hanya tinggal tulang berbalut kulit. Sama persis seperti yang terlihat ketika pingsan.

"Kenapa kalian tidak memberitahu kalau kakek sakit?" lirihku, bertanya pada paman dan bibi.

"Tadinya kami memang ingin memberitahu. Tapi, Ayah sudah mewanti-wanti agar kami tidak memberitahumu tentang penyakitnya. Dia tidak mau sampai kau khawatir, Sri," sela paman.

Apa mimpi itu pertanda jika kakek akan pergi meninggalkanku sama seperti Ayah dan Ibu? Tidak. Aku tidak ingin kehilangan lagi.

"Kita bawa kakek ke rumah sakit, paman," ajakku, seraya berdiri.

Paman dan bibi tampak menunduk dalam. Bibi kembali terisak yang langsung dirangkul oleh paman. Lalu, dengan suara bergetar beliau berujar, "Penyakit Ayah bukan penyakit yang bisa disembuhkan oleh tenaga medis, Sri."

Perkataan Bibi membuatku kehilangan keseimbangan hingga terduduk di lantai. "Bagaimana mungkin. Apa maksud bi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status