Suara Dimon terdengar dingin. Saat ini, matanya sudah merah. Dia hanya ingin membalas rasa malunya dan tidak mendengarkan perkataan orang lain. Detik berikutnya, Dimon segera melancarkan serangan. Surya melintas dan berada di belakang Dimon seraya berteriak, "Terima pukulanku!""Bugh!"Surya meninju punggung Dimon. Tidak lama kemudian, naga emas yang melingkari lengannya meraung dan menembus tubuh Dimon dalam sekejap. Detik berikutnya, Inti Kristal Api di tubuh hancur dan dia muncul dari penyembunyian dirinya, kemudian jatuh ke tanah."Roar!"Naga emas itu meraung di tengah langit malam, lalu berubah menjadi cahaya keemasan dan menghilang."Hancur, semuanya sudah hancur!"Dimon meninju tanah dengan tinjunya, lalu menatap pria berjubah hitam itu. Dadanya tiba-tiba bergetar, lalu dia tiba-tiba muntah. Darah mengalir dari mulut dan hidung Dimon, kemudian dia terjatuh ke tanah tanpa kekuatan apa pun."Pak ...."Dimon memaksa dirinya untuk bangkit dari tanah, berlutut ke arah pria berjubah
Pria berjubah hitam itu maju dua langkah dan hendak mengambil tindakan. Pada saat itu, sebuah suara tiba-tiba datang dari pintu masuk atap, "Tunggu sebentar, Utusan Kegelapan. Kamu nggak bisa membunuhnya.""Pak?"Utusan berjubah hitam itu menatapi seorang pria tua berjas yang berjalan dari pintu masuk ke atap sambil memegang tongkat di tangannya. Paolo mengekor dari belakang pria tua itu, keduanya memasuki atap satu per satu."Kenapa kamu menghentikanku?"Pria itu berkata, "Inilah yang dimaksud oleh Penguasa. Utusan Kegelapan, Penguasa ingin kamu berhenti dan segera kembali menemuinya. Penguasa punya masalah yang sangat penting untuk diberitahukan kepadamu.""Kenapa harus sekarang? Bukankah Penguasa memintaku untuk menyingkirkannya?""Itu dulu, tapi sekarang, Penguasa sudah berubah pikiran," jawab pria tua itu. Dia kembali berkata dengan tenang, "Kenapa? Utusan Kegelapan, sudah nggak mau mematuhi perintah Penguasa?""Aku nggak akan berani melakukannya."Pria berjubah hitam segera berlu
Pada saat ini, Paolo yang baru saja menemani pria tua itu turun, muncul lagi dan berkata, "Surya, masalah ini sudah berakhir. Orang-orang di Lembah Cahaya akan segera menangani Grup Greenergy. Sekarang, selama kamu membunuh Barney, semuanya akan berakhir.""Barney?""Ya, Dimon sudah mati dan dia mati di tanganmu. Sekarang, cuma Barney yang masih hidup. Selama kamu membunuhnya, Grup Greenergy akan menghilang."Surya menatap Paolo dengan tidak percaya dan menyahut, "Kalau begitu, Pak Paolo, pendapatmu sama dengan pendapat Ralph, 'kan?""Nggak, ini nggak sama," jawab Paolo. Dia kembali berkata, "Ralph akan punya takdirnya sendiri, tapi, Pak Surya, aku harap kamu tahu kalau masalah Faksi Daun Merah dan Faksi Daun Hijau adalah masalah internal negara kita. Selain itu, kalau ahli dari aliansi tujuh negara terbunuh, selama kamu bertahan hidup sendirian, maka kamu juga merupakan perwakilan dari Aerovia ....""Lembah Cahaya belum ingin mengungkapkan identitasmu, jadi aku harap Pak Surya bisa be
Mungkin demi keamanan, ibu Tina tidak ingin Tina mengikuti Surya ke Negara Aerovia. Namun, sebagai seorang ibu, dia kesulitan untuk mengutarakannya, sehingga dia meminta Shakira untuk menyampaikan maksudnya kepada Surya.Wanita selalu memikirkan banyak hal, tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa hal tersebut memang memiliki arti yang nyata. Oleh karena itu, Surya tidak tahu bagaimana menghadapi Tina sekarang, sehingga dia harus berpisah sementara dari Tina.Tidak lama kemudian, Surya pergi ke Grup Greenergy. Begitu dia tiba di tempat parkir, Barney menelepon.Surya melihat ponselnya, menempelkannya ke telinganya setelah menyambungkannya, kemudian menyapa, "Halo, Pak Barney.""Huh, sepertinya mereka ingin kamu untuk menyingkirkanku, benar?""Ya, itu benar. Jadi, Pak Barney, kita bisa bertemu di mana?""Datanglah ke atap.""Baik."Setelah menutup telepon, Surya langsung naik lift dan sampai ke atap.Saat berjalan ke atap, Surya melihat sebuah meja yang didirikan di atap besar. Beberapa wanit
"Kalau hari ini kamu membunuhku, mereka akan mengendalikan nasibmu dengan cara yang sama seperti yang mereka lakukan padaku."Surya melihat kesedihan Barney dan menjawab, "Nggak, Pak Barney, aku berbeda darimu. Kamu adalah orang dari Grup Greenergy, sedangkan aku bukan orang dari Grup Greenergy. Identitas kita berbeda. Mengerti?""Ya, kamu memang berbeda dari kami."Barney tiba-tiba berhenti memegang garpu di tangannya, seolah-olah dia sudah kehilangan minatnya. Pria itu meletakkan peralatan makan, kemudian berkata, "Baiklah, karena mereka menyuruhmu untuk datang mencariku, jangan salahkan aku karena bersikap kasar kepada mereka ....""Kalau kamu ingin aku melepaskan Desmon, bisa saja, tapi sebelum itu, seseorang harus mati di depanku.""Kamu ingin aku membunuh seseorang untukmu?""Benar.""Siapa?""Ralph.""Ralph?" ulang Surya menatap Barney dengan wajah bingung. Akan tetapi, pada saat ini Barney masih terlihat tenang dan menyahut, "Benar, orangnya adalah Ralph. Saat itu, kalau bukan
"Benarkah?""Bukankah aku sudah bilang? Cuma Barney dan Dimon yang tersingkir. Selama mereka tersingkir, semuanya akan berakhir."Ralph berjalan ke dispenser air dan mengambil dua cangkir air hangat. Dia menyerahkan salah satu cangkir itu kepada Surya sambil berkata, "Ini, silakan minum.""Terima kasih."Surya mengambil gelas air, menunduk, lalu mengangkat kepalanya dan menatap mata Ralph. Detik berikutnya, Ralph tiba-tiba menuangkan air di tangannya ke arah Surya. Surya buru-buru menghindar dan pada saat yang sama, dia menuangkan air di tangannya langsung ke arah Ralph.Entah bahan kimia apa yang ditambahkan ke dalam gelas air tersebut, tetapi saat menyentuh ubin lantai langsung berkarat. Ralph membuka payung yang telah dia persiapkan sebelumnya untuk melarikan diri, lalu berbalik dan segera lari.Surya melihat punggung Ralph seraya bergumam, "Ralph, kamu nggak akan bisa melarikan diri ....""Barney berengsek, ternyata dia menyuruhmu untuk membunuhku. Aku lihat dia sudah gila."Surya
"Huh, benarkah?"Surya mencibir dan mundur dengan cepat. Kemudian, dia membalikkan tangan kanannya dan Pedang Petir muncul di tangannya. Ralph maju dengan cepat seraya berseru, "Surya, kamu sudah nggak punya jalan keluar, terima saja kematianmu!"Ralph mengulurkan tangannya lagi. Tangan Ralph terlihat tampak tumbuh dengan kecepatan yang sangat cepat dan menyerang ke arah Surya. Surya mengayunkan Pedang Petir di tangannya, memotong tangan Ralph dengan satu tebasan. Namun, pada saat ini, tentakel ungu di lengan Ralph menyebar seperti tentakel gurita dan menjangkau ke arah Surya."Haha, Surya, kamu nggak bisa melarikan diri. Sekarang, terimalah nasibmu!"Tentakel Ralph mengelilingi Surya seperti tanaman merambat. Meskipun Surya terus mengayunkan Pedang Petir di tangannya untuk memotong tentakel Ralph, tentakel Ralph terus memanjang seperti tak berujung."Membosankan sekali. Sepertinya kamu nggak takut mati. Awalnya aku berencana melihat ekspresi ketakutan di matamu, tapi sekarang sepertin
Surya tiba-tiba menyadari bahwa reaktan ungu yang disuntikkan Ralph ke dalam dirinya juga merupakan jenis virus khusus. Benar sekali, sejak Dave dibawa keluar oleh Jaquez, Ralph pasti akan meninggalkan reaktan cadangan untuk dirinya sendiri.Orang yang terlihat seperti gurita ungu dengan tentakel yang tak terhitung jumlahnya ini pastilah manusia virus. Terakhir kali, Dave hanya membutuhkan waktu kurang dari satu menit untuk menyembuhkan dirinya sendiri. Kini, Ralph yang mengidap virus tersebut, pasti bisa menyembuhkan dirinya sendiri dalam waktu yang telah ditentukan.Memikirkan hal ini, Surya berpikir keras. Lagi pula, jika Ralph memiliki kemampuan regenerasi tanpa batas, maka tidak ada keraguan bahwa dia akan abadi, sedangkan Surya mungkin tidak dapat menghadapi Ralph."Hehe."Pada saat ini, debu menghilang, sosok besar Ralph muncul di hadapan Surya. Kali ini, tubuh Ralph hampir setinggi bangunan tiga lantai dan tubuhnya berbentuk seperti gurita besar, menatap Surya dari posisi tingg