Mira dengan bangga menggait tangan Burno dan duduk, sedangkan Burno juga terlihat arogan.Surya mengerutkan keningnya karena merasa kesal.Ini jelas-jelas sedang pamer. Ini acara reuni, bukan ajang pamer.Mira tersenyum dan berkata, "Semuanya jangan diam saja. Burno memang berstatus tinggi, tapi dia adalah pacarku. Kalian jangan merasa segan."Perkataan ini terkesan basa-basi, tetapi terdengar pamer.Semua orang merasa enggan. Jadi, ada yang bangkit untuk mengambil arak dan ada yang mengambil teh.Setelah itu, Paul Enru yang dulunya menjadi ketua kelas mengangkat gelas dan berkata, "Hari ini kita semua berkumpul di sini. Kita bersulang dulu untuk mempererat pertemanan kita."Semua orang mengangkat gelas, Surya dan lainnya juga mengangkat gelas dan menghabiskan minumannya. Rania dan teman wanita lainnya hanya minum seteguk teh.Begitu minum segelas arak, semua orang mulai makan sambil berbincang-bincang.Saat ini tatapan Mira tertuju pada Surya, Mira terlihat kaget."Surya, lama nggak b
Rania langsung bangkit berdiri dan berkata, "Kalian jangan marah. Acara reuni untuk bersenang-senang, jangan emosi."Namun, Burno malah berkata, "Emosi? Jangan bercanda. Ini perintah. Aku datang kemari karena Mira. Kalau nggak, kalian kira kalian berhak duduk bersamaku di sini?"Perkataan Burno sudah menyinggung banyak orang, semua orang terlihat marah.Namun, karena identitas Burno, semua orang juga tidak berani berkata apa-apa.Mereka semua bekerja dan hidup di Kota Juwana, mereka memang tidak bisa menyinggung putranya kepala distrik.Seseorang yang mengangkat gelasnya dan berkata, "Pak Burno, jangan marah. Aku bersulang untukmu.""Oh, kamu siapa?" tanya Burno dengan angkuh.Orang ini langsung menjawab, "Namaku Edward Warren. Aku baru dipindahkan ke Distrik Mando. Mohon bantuannya, Pak Burno."Begitu mendengarnya, Burno mengangkat gelasnya dengan malas dan berkata, "Baik, aku sudah tahu. Demi Mira, aku pasti akan membantumu."Edward tersenyum dan langsung meneguk habis minumannya.Se
Begitu Burno mendengar perkataan pria itu, dia segera menghalanginya dan berkata, "Jadi, kamu yang sudah memukul bokong pacarku?""Memangnya kenapa?" jawab pria itu dengan tegas.Burno memaki, "Kamu sudah bosan hidup, ya!"Burno segera mendekati pria itu dan melayangkan tinjunya hingga mengenai wajah pria tersebut.Saat Edward melihat kesempatan untuk mencari muka, tanpa basa-basi, dia juga ikut maju dan menghajar pria tersebut.Pria tersebut tentu saja takkan mampu melawan dua orang seorang diri seperti itu, dalam sekejap dia langsung tergeletak di tanah dan terus merintih kesakitan.Pada saat ini, Burno berkata dengan dingin, "Kurang ajar! Siapa pun yang berani menyentuh pacarku akan berakhir sama dengan orang ini!""Awas kamu kalau sampai berani menggangguku lagi! Ingatlah pelajaran ini baik-baik!" Mira ikut memaki.Setelah itu, Burno dan lainnya pergi dengan perasaan puas dalam hatinya.Butuh waktu yang lama untuk pria tersebut bangkit berdiri kembali. Saat melihat ruang naratama B
Saat Rizam mendengar ucapan Krisna, dirinya segera tertawa. Setelah itu, Zoldik menanggapi perkataan Krisna, "Pak Kirsna, Keluarga Mesadi sudah bertahan selama ratusan tahun di Kota Juwana ini. Kepala Keluarga Mesadi menguasai Kota Juwana, sementara Refael, putra sulung Keluarga Mesadi, merupakan wakil sekretaris di departemen sekretaris nomor satu Kota Juwana. Banyak anggota Keluarga Mesadi yang memiliki jabatan penting di seluruh kota ini, baik di pemerintahan maupun bidang lainnya. Bahkan, seorang Leo Rustan sekalipun akan tunduk saat bertemu dengan Keluarga Mesadi. Menurut Pak Krisna, apa kami akan takut dengan bocah ingusan seperti Burno itu?"Krisna tentunya tahu betul bagaimana kekuatan Keluarga Mesadi, kalau tidak mana mungkin dia akan sengaja datang jauh-jauh hanya untuk bekerja sama dengan mereka. Krisna berkata demikian hanya untuk memperjelas situasi antar kedua belah pihak.Setelah mendengar ucapan Zoldik, Krisna tertawa dan berkata, "Keluarga Mesadi memang sangat tegas! K
Kening Burno langsung bercucuran keringat dingin, tetapi Mira malah berkata, "Baik, kami akan pergi, siapa takut! Burno, kalau terjadi sesuatu tinggal telepon papamu saja."Burno ingin menjawab, tetapi kata-kata itu sulit untuk diucapkan. Di sisi lain, masalah ini tetap harus diselesaikan, akhirnya Burno melihat ke arah Zoldik dan berkata, "Pak Zoldik, apa boleh kalau aku sendiri saja yang pergi?"Maksud dari ucapan Burno adalah kalau dia pergi seorang diri, paling-paling dia hanya perlu membayar ganti rugi.Keluarga Mesadi harusnya tidak akan begitu memperbesar masalah ini, mengingat hubungan antara Keluarga Mesadi dengan orang tua Burno. Namun, Zoldik tidak berencana demikian, dia berkata dengan dingin, "Apa kamu nggak mengerti perkataanku barusan?"Pada saat ini, Edward berdiri dan berbicara dengan nada tinggi, "Apa maumu? Apa kamu tahu siapa Burno ini? Mana sopan santunmu?"Kelihatannya, Edward sama sekali tidak mengetahui seberapa menakutkannya Keluarga Mesadi.Zoldik menolehkan
Surya memandang Burno, lalu berkata dengan nada datar, "Kamu nggak mampu mengganggunya bukan berarti aku juga nggak mampu. Aku beri dia puluhan ribu nyali, aku mau lihat dia berani usik aku apa nggak."Sekumpulan mahasiswa di sana pun terpana.Mereka tidak menyangka Surya yang tidak pernah banyak bicara selama ini ternyata punya nyali sebesar ini.Karena pada saat ini semuanya bisa melihat Burno juga tidak bisa mengusik Bos Rizam ini, jadi Surya punya kepercayaan diri dari mana sampai beraninya melawan Zoldik dan bos di belakangnya?Rania buru-buru menarik lengan pakaian Surya, sebagai isyarat agar dia jangan sembarangan bicara.Surya tersenyum pada Rania dan mengisyaratkan agar Rania tidak khawatir, lalu memandang ke arah Zoldik dengan tenang.Dalam sekejap, Zoldik tertekan oleh temperamen Surya.Sontak, dia tersadar dan berkata dengan marah, "Hei, bocah. Apa kamu tahu kamu sedang cari mati?"Surya berkata dengan nada datar, "Masih belum pasti siapa yang cari mati. Keluarga Mesadi sep
Rizam memandang Zoldik dengan sorot mata tidak percaya. Sementara itu, Zoldik memandang Rizam dan berkata, "Bos, awalnya beberapa bocah yang memukul orang itu sudah datang. Tapi orang ini ternyata bersikap nggak sopan pada Keluarga Mesadi. Jadi aku membawanya kemari agar bisa diatasi oleh Bos. Nanti, aku akan membereskan bocah-bocah itu."Begitu Rizam mendengarnya, sontak wajahnya kaku. Dia memandang Surya sambil berkata dengan nada dingin, "Bagus sekali. Kamu sungguh nggak tahu diri dan bahkan berani memprovokasi reputasi Keluarga Mesadi?"Surya tertawa, lalu berkata dengan nada datar, "Huh, apa Keluarga Mesadi sangat hebat? Kamu hanya pengikut orang dan tim penggembira mereka saja tapi bicaranya seperti kamu sangat hebat."Kini, Surya sudah tahu, Keluarga Mesadi yang disebutkan oleh Zoldik adalah Keluarga Mesadi yang merupakan salah satu tiga keluarga besar di Kota Juwana.Sedangkan Keluarga Mesadi di hadapan Keluarga Hatani ditekan sampai tidak bisa mengangkat kepalanya.Mereka hany
Begitu melihat yang menghubungi adalah ayahnya, Rizam buru-buru mengangkatnya."Ayah."Dari dalam ponsel, terdengar suara tegas Jorzy, "Rizam, cepat pulang. Keluarga besar kita akan mengadakan rapat penting.""Ayah ... sekarang masih ada hal penting yang harus kubereskan." Sejujurnya, Rizam tidak begitu tertarik dengan rapat keluarga.Begitu Jorzy mendengarnya, dia langsung membalas dengan nada keras, "Rapat kali ini sangat penting, tentang pembagian ulang kekuatan Kota Juwana."Rizam pun terpana. Sudah selama ratusan tahun Kota Juwana dikendalikan oleh tiga keluarga besar. Kenapa kali ini jadi begini?"Ayah, apa yang terjadi?" tanya Rizam dengan nada bingung.Jorzy menghela napas, lalu menjawab, "Semalam ada orang yang memiliki kekuatan nggak terbatas mengalahkan Aksan. Jadi, Keluarga Hatani dan kita mengumumkan akan mengikuti orang ini. Malam ini harus mengumumkan pada seluruh keluarga kita untuk menghindari masalah dengan orang ini.""Apa?"Saking terkejutnya, ponsel di tangan Rizam