Ketika aku akan membuka pintu, tanpa sengaja telinga ku mendengar pembicaraan Mbak Laras."Mas. kita harus sebisa mungkin membuat Yusuf sembuh.""Pasti sayang... mas akan berusaha sebaik mungkin untuk pengobatan Yusuf.""Iya Mas, karena Yusuf yang bisa buat aku menjadi pemilik perusahaan Papa.""Sayang... tolong jangan bahas itu saat ini, apa kamu tidak sedih melihat kondisi Yusuf?""Eeehhhmmm... sedih sich... tapi bagaimana ya Mas, mungkin karena Yusuf tidak lahir dari rahim ku jadi ya biasa aja gitu rasanya.""Sayang... tolong buka hatimu untuk Yusuf. bagaimana pun juga dia darah daging ku, sayangi dia seperti anak kandung mu.""Mas. Dia itu anak perempuan si**n itu, darahnya mengalir darah ko**r perempuan itu.""Tapi Yusuf adalah darah daging ku, jika kamu tidak bisa menerima Yusuf maka aku tidak bisa menceraikan Airin.""Mas! bukankah kamu sendiri yang berjanji kepada ku, jika Yusuf ketemu maka kamu akan menceraikan Airin.""Iya memang mas pernah berjanji, tapi jika kamu tidak bisa
Kami semua sangat terpukul dengan Kepergian Yusuf.Mas Ikhsan meminta Yusuf di makamkan di sebelah orang tuanya.Setelah acara pemakaman Yusuf selesei. Kami pulang kerumah.Aku masih tidak percaya jika Yusuf pergi meninggalkan ku untuk selamanya.Aku menangis didalam kamar ku, Mbok Minah masih setia menemani ku dari kemarin."Nyah... ikhlaskan Yusuf, kasihan dia disana kalau Nyonya seperti ini.""Mbok! bagaimana aku bisa ikhlas? Yusuf yang membuatku bisa bertahan sampai dititik ini, tapi Tuhan mengambilnya dari ku.""Nyah... sabar ya... lebih baik nyonya berisitirahat, karena dari kemarin Nyonya tidak istirahat, mbok keluar dulu menyiapkan makan untuk Nyonya,""Aku tidak lapar Mbok.""Nyonya dari kemarin tidak makan, jika Nyonya begini terus nanti Nyonya bisa sakit.""Gak, Mbok, aku tidak mau makan, bagaimana bisa aku menelan makanan dalam kondisi seperti ini.""Nyah... Mbok tahu dan sangat mengerti perasaan Nyonya, tapi jika nyonya menyiksa diri seperti ini pasti Yusuf sedih disana."
Aku mutuskan untuk menjual semua aset ku.Setelah semuanya terjual, aku pergi ke Korea untuk merombak semua penampilan ku, dan sebagian uangnya aku gunakan untuk membuka usaha bersama Anita.Selama aku menjalani operasi plastik, Anita sendiri yang menjalankan usaha kami. Waktu berjalan begitu cepat, sudah enam bulan aku berada di Korea dan operasi ku semua berjalan lancar. Aku merubah bagian mata, rahang dan hidung.Aku sangat puas akan perubahan wajah ku, aku yakin tak akan ada yang bisa membuat mengenali ku sekarang.Jadi aku putuskan akan kembali pulang ke Indonesia, karena aku sudah tidak sabar untuk segera memulai aksi balas dendam ku kepada Mas Ikhsan dan Mbak Laras.Aku sudah mengabari Anita jika aku akan pulang.Setelah menempuh perjalanan sekitar tujuh jam dua puluh menit, akhirnya aku sampai di Indonesia.Setelah mengambil barang aku lalu menuju pintu keluar, Aku sudah melihat keberadaan Anita jadi aku langsung bergegas menuju kearahnya."Hai..." sapa ku, Anita melihat ku d
Mas Ikhsan mulai sering datang ke apartemen ku di jam makan siang.Aku tidak terlalu merespon mas Ikhsan agar dia tidak berpikir jika aku terlalu mu*a*an.Mas Ikhsan sepertinya sudah mulai menaruh perasaan terhadap ku, karena dia sekarang mulai peduli dan perhatian dengan ku."Ra... mas boleh nginap di sini?""Ha! nginap? tidak mas, kita ini belum menikah.""Mas berjanji tidak akan menyentuh mu.""Mas... aku masih trauma dengan kejadian waktu itu, sampai sekarang pun mas belum memberikan keputusan.""Mas sedang memikirkan cara agar mas bisa segera menikahi mu.""Kapan? bagaimana jika aku hamil mas?""Bagus dong kalau sampai kamu hamil.""Bagus bagi Mas, tapi musibah untuk ku.""Jangan bicara seperti itu Ra... Mas pasti akan menikahi mu.""Mas! jujur aku tidak percaya dengan apa yang kamu ucapkan, karena baru kenal saja kamu sudah menodai ku. Jadi bukti kan kepada ku jika kamu memang serius dengan ucapan mu.""Dengan cara apa, Mas harus membuktikan kepada mu?""Belikan aku rumah dan mob
Mbak Laras pergi meninggalkan kami dengan derai air mata.Sedangkan mas Ikhsan langsung memeluk ku dan mengajakku kembali masuk kedalam rumah.Mas Ikhsan tidak peduli dengan Mbak Laras, Dia sibuk membujukku agar aku tidak pergi meninggalkannya."Ra... ayo kita masuk, mas berjanji tidak akan menyakiti hati mu lagi.""Bener, mas tidak akan menyakiti aku lagi?""Iya... mas janji."Lalu aku mau diajak masuk olehnya.Setelah di dalam rumah, Rina mengatakan jika kamar ku sudah siap.Tapi karena niatku memang ingin membuat rumah tangga mereka seperti neraka, maka aku meminta mas Ikhsan melakukan sesuatu untuk ku."Mas... aku tidak mau tidur di kamar ini." rengek kuMas Ikhsan terlihat nampak sedikit bingung mendengar ucapan ku."Terus kamu mau tidur dimana?""Aku mau tidur di kamar utama..." "Tapi... Ra... kamar itu adalah kamar ku dan Laras. Tidak mungkin kamu ikut tidur di kamar itu bertiga.""iiiihhhh... Mas! aku tidak mau tidur sama Mbak Laras! aku mau tidur cuma sama kamu. Jadi suruh Mb
Mas Ikhsan sangat terkejut mendengar ucapan ku, dia langsung menepikan mobilnya dan menatap tajam kearah ku."Ra... siapa kamu sebenarnya?" tanyanya menyelidikAku langsung bersikap biasa seolah tidak terjadi apa-apa."Maksud mas apa?""Kamu tahu dari mana jika aku memberikan perusahaan kepada Laras, seingat ku, aku belum cerita kepada mu mengenai hal itu." ucapnya"I-itu... asisten Mbak Laras yang bercerita." jawab ku berbohong. Biar saja aku menjadikan Rina kambing hitam."O... Mas pikir..." ucapnya dengan wajah lega"Memang ada apa mas? apakah ada sesuatu yang mas sembunyikan dari ku? sehingga mas takut." jawab ku"Ti-tidak ada apa-apa. Mas hanya takut kamu salah faham saja." jawabnya.Setelah itu mas Ikhsan menyalakan lagi mesin mobilnya.Kami berputar-putar mencari warung bakso, Sebenarnya aku tidak terlalu suka makan bakso tapi agar terlihat benar-benar menyidam jadi mau tidak mau aku harus mencari sesuatu yang sekiranya sedikit berbeda.Setelah sampai di warung bakso, aku hanya
"Laras!!!" teriak mas Ikhsan ketika pintu terbuka.Mbak Laras sangat terkejut mendengar teriakkan mas Ikhsan, wajahnya langsung pucat dan keringat membasahi keningnya.Sedangkan orang di sebelahnya hanya diam dan tertunduk sambil meremas kedua tengannya."Hebat! seperti ini kelakuan mu di kantor!""Mas... tolong dengar penjelasan ku dulu.""Apa lagi yang harus di jelaskan!'"Ini semua tidak seperti yang kamu lihat. Aku dan Fredi tidak ada hubungan apa-apa.""Lucu! tidak ada hubungan apa-apa tapi ciu**n sampai seperti itu." celetuk ku"Diam kamu! wanita mur**n!" bentak mbak Laras."Yang mur**n itu kamu bukan aku!" jawabku."Fredi! tega kamu hiatani persahabatan kita!" ucap mas Ikhsan kepada laki-laki itu."Aku dan Laras sudah lama memiliki hubungan San. Tolong lepaskan dia untuk ku, to kamu sudah punya istri baru dan sekarang dia sedang hamil anak mu jadi biarkan aku dan Laras bersama." pinta laki-laki itu"Apa!!! tidak! aku tidak mau menikah dengan mu." jawab Mbak Laras lantang"Ras...
Keesokan paginya mata ku di kejutkan dengan sebuah pemandangan yang sangat luar biasa.Bagaimana bisa mas Ikhsan dan mbak Laras seromantis itu, mas Ikhsan seakan lupa akan kesalahaan yang mbak Laras perbuat."Wah... romantis sekali." ujar ku sambil menghempaskan tubuhku di kursi meja makan."Kenapa? kamu cemburu." jawab Mbak Laras"Idih! siapa juga yang cemburu." ujarku"Mas... apa gak j*j*k itu sama mulut mbak Laras yang bekas Fredi." imbuhku sambil menatap kearah mas IkhsanMas Ikhsan terlihat menghentikan aksinya sejenak."Yang lalu biar saja berlalu Ra... tidak usah diungkit lagi." jawab mas Ikhsan"Waw... secepat itu mas?" ucapku, sedangkan mbak Laras langsung bergelayut manja di lengan mas Ikhsan"Sudahlah Ra... ayo sarapan, gak usah bahas yang tidak penting." ucap mas Ikhsan."Sebenarnya itu memang tidak penting ya mas... oke nanti aku juga mau coba ah... siapa tahu dapat cowok yang lebih segalanya dari mu." sindir ku.Mas Ikhsan langsung menatap tajam kearah ku."Kamu jangan pe