"Hidup tak semudah membalikkan telapak tangan, tetapi dengan telapak tangan kita dapat mengubah hidup kita jauh lebih baik lagi." — unknown.
*******
Chapter 29
Sepulangnya Delina dan Abi dari kunjungan kerja mereka, Nyonya Mia meminta gadis itu untuk datang bersama ibunya.
"Apa yang Mami lakukan?" tanya Abi melihat jamuan makanan lezat di atas meja makan mewah itu. Pria itu juga heran saat melihat Delina dan ibunya.
"Duduklah!"
Abi duduk dengan menunjukkan wajah masamnya.
"Begini, Mami dan Ibunya Delina sudah membicarakan hal i
"Pernikahan laksana pelaut di atas samudra penuh dengan gelombang." – unknown.******Chapter 30Delina membuka tirai dengan mengenakan gaun pengantin berlengan sampai siku dengan kerah berbentuk huruf V. Gaun itu berwarna putih penuh dengan payet dan hiasan bunga yang cantik sekali."Bagaimana, aku cantik tidak, Miss?" tanya Delina penuh rona malu di wajahnya kala itu."Cantik sekali. Kamu cocok mengenakan gaun itu," ucap Miss Betty."Hmmm … kalau begitu cari gaun yang membuatku tampak jelek. Aku tak mau terlihat cantik di depan pria gila itu," ucap Delina.
"Dalam cinta, menyerah tak selalu berarti kamu lemah. Kadang itu hanya berarti kamu cukup kuat tuk melepaskannya." – unknown.******Chapter 31tiba-tiba seorang wanita berpakaian tank top warna merah muda yang menunjukkan belahan dada rendah dan juga rok mini warna hitam di atas lutut itu memeluk Abi dari belakang. Rambut coklat wanita itu dikuncir satu dengan pria warna hitam."Sayang, aku kangen banget sama kamu," ucap wanita itu dengan manja."Angelina!" Abi lantas bangkit dan memeluk gadis seksi itu di hadapan Delina.Pria itu bahkan meminta Angelina untuk duduk di sampingnya. Posi
"Dalam cinta, menyerah tak selalu berarti kamu lemah. Kadang itu hanya berarti kamu cukup kuat tuk melepaskannya." – unknown.******Chapter 32Gadis itu sampai di sebuah stand penjual minuman dingin. Ia memesan es capucino pesanan Abi dan juga es mochalatte untuknya. Tiba-tiba, seorang pria tak sengaja menabrak gadis itu."Ups, maaf ya."Seorang pria tinggi bertubuh tegap menggunakan kemeja yang kancingnya terbuka memperlihatkan perut six-pack itu mengucap maaf pada Delina. Pria itu berkulit putih, tinggi, dengan tampilan macho."Iya, tidak apa-apa," sahut Delina.&
"Kamu tidak butuh uang untuk membantu orang lain, kamu hanya butuh hati untuk membantu mereka." – unknown.******Chapter 33"Aku akan antar kau pulang," ucap Jhon mengejutkan Delina."Tidak mau!" tegas gadis itu menolak."Dia sudah meninggalkanmu dan ini sudah tengah malam. Ayo, aku antar pulang!" Jhon menarik tangan Delina dan membawa gadis itu masuk ke sebuah mobil mercedes benz warna hitam milik pria itu.Bukannya menuju pulang, Jhon malah membawa Delina menuju ke sebuah bar miliknya. Gadis itu langsung mengamati sekitar dan terlihat panik kala pria itu melajukan mobilnya melewati jalan y
"Tak ada yang tak mungkin, semua bisa berubah hanya dalam hitungan detik." — Vie Junaeni.******Chapter 34"Maya, kamu masuk ke dalam mobil!" seru Abi.Maya tak membantah. Akhirnya ia bisa selamat dari pria paruh baya hidung belang itu. Mobil Abi melaju menuju rumah gadis itu."Saya butuh uang, Bos. Ayah saya perlu uang untuk biaya operasi," ucap Maya."Kenapa kau tak mencoba mengajukan pinjaman pada kantor?""Saya tak berani.""Aku memang pria yang
"Kunci untuk memahami apakah sesuatu benar-benar berharga adalah dengan menanyakan apakah kita dapat memegangnya, karena hal-hal yang benar-benar berharga tidak dapat dipegang." - Craig D. Lounsbrough.******Chapter 35"Delina berhasil melepasnya lalu berlanjut melepas pakaian dalamnya satu persatu. Kini, tubuhnya polos tanpa sehelai benang pun menutupi tubuhnya. Gadis itu turun dari sofa dan terkapar di lantai sambil menyentuh tubuhnya sendiri.Abi meneguk cairan saliva di rongga mulutnya yang terasa berat. Darah di dalam tubuhnya mendadak mengalirkan hawa panas. Delina benar-benar membuat pertunjukan liar yang membuatnya sangat tergoda.Namun, kala
"Apa pun yang terlihat, boleh jadi tidak seperti yang kita lihat. Apa pun yang hilang, tidak selalu lenyap seperti yang kita duga. Ada banyak sekali jawaban dari tempat-tempat yang hilang." – Tere Liye.******Chapter 36Takut menggunakan lift, Delina menaiki anak tangga yang tampak masih terawat. Entah kenapa gadis itu malah tersenyum dengan perasaan senang yang ingin terluapkan. Hampir pukul lima dini hari, ia merasakan ada sesuatu yang janggal.Waktu tiba-tiba terasa berhenti karena pendengaran gadis itu menangkap sesuatu yang tidak lazim. Ia menoleh takut mencari sumber suara tersebut."To-tolong…."
“Duniamu telah membuat duniaku berbeda, aku yakin hidupku akan lebih berwarna.” – Vie Junaeni. ****** Chapter 37 Abi telah selesai menjalani operasi usus buntu, Delina duduk di sofa menunggu pria itu tersadar. Saat gadis itu terlelap, pria yang terbaring di atas ranjang perawatan itu membuka kedua matanya. Ia menoleh ke arah sang gadis. Terpaan sinar mentari itu dengan genitnya menyentuh paras ayu si gadis. Ada lukisan senyuman yang tersungging di wajah pria tampan itu kala melihat wajah Delina. “Kenapa gadis ini masih di sini, sih? Dan kenapa dia terlihat cantik sekali?” gumam Abi. Pria itu berdehem dengan nada tinggi sampai mengejutkan Delina. “Bos, mau minum? Apa mau ke kamar mandi?” Delina langsung bangkit dan menghampiri sang atasan. Abi membuka bibirnya yang terasa menempel erat satu sama lain lalu berucap lirih, “ambilkan aku air putih!” “Baik.” Delina meraih gelas berisi air mineral dan sedotan plastik,