Share

Bab 43. Tempat tidur yang menjadi saksi

Jujur Vania sangat begitu tertekan, dan dia sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi, kini mata Hans terus menatap Vania dan itu sangat dekat jaraknya, membuat Vania sedikit grogi.

Dia sedikit grogi ditatap oleh seorang laki-laki, laki-laki yang tampan, dengan hidung yang mancung, dan dengan alis tebal tertata rapi.

Laki-laki yang tak pernah tersenyum, bahkan sangat jarang sekali berinteraksi dengan orang lain,

" Ayo jawab." ujar Hans kembali yang secara tak sabar ingin mendengar dari mulut Vania.

Jujur saja Hans sedikit tergoda, melihat Vania memakai baju yang terbuka,

Entah mengapa tiba-tiba batang hidung Hans bergerak ke bawah, dan sedikit menempelkannya di ceruk leher Vania.

Membuat Vania menelan ludahnya, nafasnya naik turun tak karuan.

"Oke oke berhenti, aku jujur sekarang. Ya mereka anakmu." jawabnya sambil tangannya sedikit mendorong tubuh Hans.

Namun itu semua tidak berhasil, tangannya tidak bisa berhasil mendorong tubuh Hans karena tumbuhan terlalu besar untuknya,

Mekuatannya
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status