Bugh!Arya yang melihat aksi nekad Angel langsung mengambil Tindakan. Dia memukul tengkuk gadis itu sampai pingsan. Dengan cepat, Arya pun langsung menahan Angel agar tak jatuh ke lantai.“Ah, akhirnya kalian dating juga,” ucap Dida bernapas lega. Dia sudah sangat ketakutan, tapi dia juga tak bisa melakukan apa pun.“A-arya, to-tolong gue,” lirih Firman. Tenaganya benar-benar sudah habis. Firman merasakan gatal di sekujur tubuhnya. Ditambah kini dia mulai merasa ada sensasi terbakar.“Kak Dida, bantu dia. Saya tidak memiliki skill penyembuhan,” kata Arya pada Dida.Perempuan itu Nampak gugup, “A-aku tidak bisa,” katanya gagap.“Bisa. Lakukan seperti biasa.” Arya mencoba meyakinkan perempuan itu, “Bang Reza, panggil Idun dan Pak Candra ke sini. Kita tidak boleh terpisah!” perintah Arya pada Reza yang sedari tadi berdiri di belakang Arya. Dia bergeming, hanya bisa mematung melihat kengerian yang ada di hadapannya.“Bang Reza,” panggil Arya sekali lagi.Reza mengerejap dan langsung menga
‘Ah, apa ini akhir dari hidupku?’ batin Firman. Rasa terbakar di tubuhnya tak bisa ia tahan lagi. Padahal sedari tadi Dida terus berusaha memulihkannya dengan mempertaruhkan nyawanya sendiri.Andai, andai saja Firman tidak menginjakkan kaki ke tempat ini. Mungkin dia masih bisa bersama dengan timnya. Firman masih ingin hidup, tapi dia sudah tidak tahan menerima penyiksaan yang sedang ia rasakan.Mungkinkah ini adalah hukuman untuknya? Tiba-tiba saja pikiran Firman melayang, memikirkan bagaimana kehidupannya di dunia nyata. Gara-gara Angel tadi menyebut nama seseorang yang pernah ia kenal baik. Firman jadi mengingat deretan daftar dan foto orang-orang yang mengirimnya ke tempat ini.Sebagian besar orang yang mengirim Firman ke sini adalah murid-muridnya yang pernah memiliki hubungan spesial dengannya. Mereka adalah para gadis yang ia rusak masa depannya. Bahkan, salah satu dari mereka harus mengakhiri hidupnya, karena dia harus menanggung malu mengandung anak yang tak memiliki seorang
Seisi kota kini sudah tertutup oleh debu. Bangunan yang tadinya menjulang tinggi dan berdiri dengan kokoh, kini tak ada lagi. Hancur sehancur-hancurnya. Semua orang yang ada di sana berlarian menghindari puing-puing bangunan yang melayang ke sana ke mari.Arya dan timnya tiba di sebuah lapangan besar. Langkahnya terhenti, ketika melihat siluet hitam yang tertutup oleh debu. Kedua bola matanya itu menatap dengan lekat siluet hitam yang nampak besar dan terlihat memiliki kepala tiga.“Sang iblis hawa nafsu,” gumam Arya. Dengan hanya melihat siluet-nya saja, dia yakin bahwa sosok besar yang ada di sana adalah perwujudan dari iblis hawa nafsu.“Roaaaarrr!”Terdengar suara auman yang menggema hampir di seluruh penjuru kota. Bersamaan dengan auman tersebut, angin berembus dengan sangat kencang. Membuat jubah Arya terhempas angin. Tak ingin tubuhnya terbang, dia langsung memasang posisi kuda-kuda, kekuatannya kini ia pusatkan pada kedua kaki.Seketika debu-debu yang tadi menyelimuti dan menu
“Barrier!”Seorang laki-laki langsung berlari dan berdiri tepat di depan Reza. Tangannya menyilang di depan dada. Sejurus kemudian, setelah dia menyebutkan nama skill-nya, sebuah dinding penghalang muncul dari tanah. Penghalang itu melindungi Reza dari semburan api sang iblis.“Kamu kenapa diam saja, Bang? Move!” Tanpa menoleh ke belakang, Idun berseru meminta Reza untuk meninggalkan tempatnya. Dengan sekuat tenaga dia menahan agar penghalang miliknya tidak hancur oleh semburan api.“Ah, o-oke. Thanks, Dun,” timpal Reza tergagap. Segera laki-laki berkacamata itu langsung berlari menghindar sang iblis.“Wah, ada lalat pengganggu,” desis sang iblis dengan suara yang menggema. “Penghalangmu oke juga. Tapi apakah kau bisa menangkis seranganku yang ini. Hot lava!” seru sang iblis.Sang iblis langsung memuntahkan lahar panas dari mulutnya. Menyembur begitu saja ke arah Idun. Membuat penghalang m
“Aaargh!”Sesak. Angel menggeram, meronta, mencoba melepaskan dirinya dari lilitan sang ular. Badannya kini terasa sakit akibat tekanan dari badan ular yang melilitnya.“Lepaskan!” teriak Angel. Ia terus menggerakkan badannya sebisa mungkin.“Jangan lepaskan dia, Tuan!” pinta sang kepala banteng. “Dia gadis yang membunuh mangsa kita yang lezat. Gara-gara perempuan ini level kita tidak mencapai maksimal. Padahal aku sudah susah payah menjebak laki-laki itu. Tapi … dengan seenaknya, jalang ini membunuhnya.”Ular yang melilit tubuh Angel pun bergerak. Dia membawa Angel mendekat pada iblis kepala tiga. Kini Angel pun berhadapan dengan mereka.“Oh, jadi kamu yang ikut campur dengan urusanku?” desis si kepala tengah. Hidungnya mengendus kepala Angel, sampai taring milik sang iblis mengenai rambut gadis itu.Angel gemetar, seberani apa pun dia, tetap saja dia memiliki perasaan takut. Di dekati oleh iblis dengan cara seperti ini, membuat tubuh Angel melemas. Di tambah lilitan sang ular semaki
Bugh!Candra terhempas dengan sangat keras. Dia baru saja terkena serangan dari ekor sang iblis yang baru saja pulih. Saking kerasnya, HP milik Candra pun berkurang drastis.“Mundur, bawa Pak Candra!” perintah Arya.Sial! Arya merasa gugup sekarang. Setiap para pemain melancarkan serangan dan mengenai Asmodeus. Lukanya akan langsung pulih kembali. Namun, bukan itu yang menjadikan Arya nampak gelisah. Perubahan yang terjadi pada Asmodeus membuat anak laki-laki itu merasa harus semakin berhati-hati pada iblis itu.“Kak Dida, sembuhkan dia,” ucap Arya. Dia tidak boleh kehilangan satu anggota timnya.Dida pun mengangguk. “Sanas Aquam!” Dari tongkat milik Dida, kini keluar air yang langsung ia arahkan pada Candra. Seketika HP milik Candra pun terisi penuh.“Bagaimana ini? Apa yang harus kita lakukan Arya?” tanya Reza, dia pun sama merasakan kegelisahan itu.Arya hanya diam, tak menjawab pertanyaan Reza. Ayo berpikir Arya, pasti ada jalan untuk mengalahkannya. Minimal dia harus memberikan k
Duaaarrr!Ledakan yang sangat dahsyat terdengar menggema di seluruh penjuru kota tersebut. Debu menghalangi jarak pandang para pemain, sampai mereka harus menutup wajahnya agar tak terkena serpihan-serpihan debu.Ledakan itu berasal dari skill ultimate milik Reza. Dia meledakkan bagian ekor sang iblis dengan elemen listriknya. Berkat support dari Dida—sang pengguna elemen air—aliran listriknya bisa tersalurkan secara maksimal.“Freezing!” seru Dida dengan lantang.Dari ujung tongkat bunga lili putih, muncul sebuah bola yang berbentuk es. Ia melemparkan bola es tersebut ke pangkal ekor milik Asmodeus.Arya menyeringai, ia menoleh ke arah Dida. Kemudian dia menganggukkan kepala dan dibalas oleh Dida dengan sebuah anggukan kecil.Freezing. Skill yang membuat target objeknya membeku. Lebih bagusnya lagi, efek skill ini menunda proses penyembuhan objek yang dikenai olehnya.Sementara Dida mengulur waktu, Arya harus bisa mengendalikan permainan. Dengan semangat jiwa yang membara, Arya mempe
“Mundur!” seru Candra sembari menggendong Arya yang nampak sekarat itu.Dengan cepat dia berlari menghampiri Dida yang sedang bersembunyi di balik reruntuhan. Pergerakan Candra pun diikuti oleh Reza, Idun dan juga Angel. Mereka semua mundur ke belakang.“Tolong Arya, Dida,” pinta Candra yang khawatir jika sesuatu terjadi pada Arya.Perlahan poin persentase health point milik anak laki-laki itu berkurang. Untung saja kondisi Dida sudah pulih, berkat memakan mutiara yang diberikan oleh seorang player yang bernama Shali.“Tolong lindungi aku.” Dida meminta padaa teman satu timnya untuk melindungi dirinya. Khawatir ketika Dida memberikan penyembuhan pada Arya, mereka diserang, sehingga men-cancel skill yang sedang Dida gunakan.“Barrier!” ucap Idun yang langsung membuat pelindung dari tanah.Dida pun mencoba untuk berkonsentrasi. Dia harus segera memulihkan kondisi Arya yang sedang kritis. Dengan s