“Dragon Hell!” seru Asmodeus dengan kekuatannya yang baru saja bertambah walau hanya sedikit.Arya hanya terperangah melihat apa yang ada di hadapannya. Sial! Iblis itu mengeluarkan jurusnya, yang tak bisa ditebak oleh Arya. Dan … semua usaha rekan satu timnya sia-sia, karena ulah pemain yang berlagak seperti pahlawan kesiangan.Terdengar gemuruh dari atas langit, yang kemudian disambung dengan suara petir yang menyambar kota itu. Dan, tak lama kemudian, seekor naga muncul dari atas langit.Wosssh!Naga tersebut terbang mengelilingi langit, lalu dia pun turun ke bawah mendekat ke arah Asmodeus. Dari mulut sang naga, ia menyemburkan api yang seketika kembali membakar seisi kota.“Bangsat!” ucap Reza sambil mengatur napasnya. Kekuatannya kini sudah tak banyak lagi. Dua kali dia mengeluarkan skill ultimate-nya dan itu benar-benar membuat energinya hampir habis.“Tenang, kita mundur!” seru Arya memerintah pada teman satu timnya.“Suck lust!”Deg.Tiba-tiba kaki Arya merasa sangat berat un
Kota Elfi kini seperti neraka. Si jago merah melahap setiap sudut tempat di kota tersebut. Teriakan histeris dari para pemain pun menggema. Tak sedikit dari mereka akhirnya meregang nyawa, terbakar oleh api sang hawa nafsu.Memang benar, dosa yang paling sulit dihindari oleh semua orang adalah hawa nafsu. Seperti kita ketahui, bahwa setiap manusia di dunia ini pasti memiliki nafsu. Namun, semua itu dikembalikan lagi pada diri kita masing-masing. Apakah bisa menahannya, atau malah melakukan hal yang sebaliknya?Di zaman sekarang ini banyak hal-hal gila yang dilakukan oleh manusia,. Perselingkuhan, perzinahan, penyimpangan seksual dan masih banyak lagi. Semua itu terjadi, karena manusia tidak bisa menahan gejolak nafsu dan birahinya. Mirisnya, sebagian besar manusia dengan terang-terangan mengumbar aib mereka sendiri. Seolah menyepelekan dan menormalkan hal-hal seperti itu. Padahal nafsu dan birahi yang tidak bisa dikontrol, dapat berakibat fatal. Karena hawa nafsu termasuk ke dalam sal
“Siapa kau? Diam di tempat!”Arya langsung tersentak dan diam mematung, tatkala mendengar seseorang menegurnya dengan tegas. Ia menelan ludah juga menjilat bibirnya yang terasa kering.“Angkat tanganmu!” tegas laki-laki itu lagi.Tanpa melawan, Arya pun langsung mengangkat kedua tangannya. Terdengar suara langkah kaki mendekat ke arah Arya. Bahunya naik turun, jantungnya pun berdetak cepat. Di saat seperti ini, pasti semua orang merasa khawatir dan terancam.Laki-laki yang tadi meminta Arya untuk diam membawa sebuah senjata api. Perlahan dia berdiri tepat di hadapan Arya.“A-arya?” Laki-laki itu memanggil nama Arya. “Kamu Arya, kan? Leader dari tim Ravens Destroyers?” tanyanya lagi.Mata Arya membulat sembari memandang ke arah lawan bicara yang ada di hadapannya. Siapa laki-laki ini? Kenapa dia mengenal Arya?“Benar, kamu Arya si bocah genius,” ucap laki-laki itu lagi.Mendengar dirinya dipuji, hidung Arya sedikit mengembang. Apa itu julukan Arya di game ini? Bocah Genius? Ah, tidak b
Dengan semangat dan harapan yang tersisa, para pemain yang ada dalam game tersebut berlari mengikuti para anggota Ravens Destroyers. Mereka yang memiliki jobclass selain penyembuh, langsung menghampiri Asmodeus. Satu persatu, para pemain yang masih memiliki kekuatan keluar dari tempat persembunyiannya.Sebelumnya Arya sempat berteriak dan didengar oleh pemain yang ada di sekitarnya. Untuk ikut bersamanya menyerang Asmodeus bersama-sama. Namun, dia pun membuat penekanan bagi para pemian dengan elemen api, untuk tidak menyerang Asmodeus menggunakan jurus mereka.Seruan Arya tersebut menyebar dari mulut ke mulut. Para pemain yang mengenal dan mempercayai Arya pun langsung ikut ke dalam pertempuran. Sedangkan untuk pemain yang memiliki kemampuan penyembuh, berdiri di barisan belakang. Sebisa mungkin stamina yang mereka miliki digunakan untuk memberikan penyembuhan bagi para pemain yang kritis. “Hahaha! Kalian masih memiliki keberanian untuk melawanku?” ucapan Asmodeus itu menggema. Tak a
“Lakukan setelah ada aba-aba dari saya. Sementara itu saya akan memberi tahu Idun dan Angel terlebih dahulu.”Dengan hati yang mantap, Arya menyetujui rencana tambahan dari Candra. Jika dipikir ulang, memang rencana Candra ini bisa sedikit menguntungkannya. Kalau berhasil dan presentase health point milik Asmodeus berkurang. Maka itu akan menjadi keuntungan untuk mereka. Di mana ke sepuluh pemain dengan elemen air hanya tinggal memberikan eksekusi terakhir.“Roger!” Candra pun menarik kedua sudut bibirnya. Senyuman kecil terlihat mengembang di wajahnya.Pria itu pun terus berlari lebih cepat menuju danau. Di belakangnya masih terlihat Asmodeus mengamuk dengan membabi buta. Pasti iblis itu juga sudah ingin mengakhiri permainan ini. Namun, Candra akan memastikan permainan ini berakhir tidak sesuai dengan ekspektasi dan keinginan sang iblis.“Aaakk!”Terdengar teriakan dari beberapa pemain yang sudah tak sanggup unt
“Wind bazooka!”Wush! Bugh!Sebuah peluru bulat melesat di udara dan langsung mengarah ke arah Asmodeus yang terlihat lemah. Dengan kekuatan angin yang kencang mendorong peluru tersebut. Membuat sebuah efek hantaman dahsyat pada Asmodeus.Zrrrtt! Byuur!Seketika Asmodeus terdorong oleh peluru tersebut sampai ke danau.Arya yang menyaksikan aksi heroik itu langsung mengehela napas lega. Ia langsung mengarahkan pandangannya ke arah orang yang baru saja melancarkan serangan pada Asmodeus.“Pak Noci,” ucap Arya dengan mata membulat.Ya, orang yang baru saja menyerang Asmodeus adalah Noci, anggota dari Grim Reaper. Arya sontak terkejut dengan keberadaan Noci. Pasalnya seingat Arya, saat dia menjemput Shali dari persembunyian tim Grim Reaper. Laki-laki itu memutuskan untuk menjaga sang leader yang sedang terbaring lemah.“Pak Noci!” teriak Arya sembari berlari ke arah laki-laki itu. “Terima kasih,” ucapnya kemudian.Noci pun tersenyum. “Tidak usah berterima kasih. Kita harus saling membantu
“Chain of Death!” seru Giovanni. Hatinya merasa panas, karena Asmodeus menganggapnya remeh.Rantai besi yang sangat besar pun muncul dari dasar danau. Kemudian, rantai itu langsung melilit tubuh besar milik Asmodeus. Terlihat detail seperti tengkorang menghiasi rantai itu. Kekuatannya sangatlah besar, sampai-sampai Asmodeus benar-benar tidak bisa berkutik.Selama berada di sini, Giovanni selalu berusaha untuk menjadi yang terbaik dan tak terkalahkan. Namun, di awal permainan dirinya merasa kalah dari sosok anak laki-laki seumurannya yang mampu mengendalikan dan mengontrol permainan.Melihat kesuksesan anak tersebut, membuat Giovanni merasa termotivasi untuk tidak kalah dari anak tersebut. Selain itu, di satu sisi, memang Giovanni tipikal orang yang tidak ingin terlihat kalah dan merasa bahwa dirinyalah yang paling hebat.Sadar akan kekurangannya, Giovanni terus belajar mengendalikan elemennya. Sehingga sekarang, dia bisa menguasai teknik elemen yang dimilikinya. Bahkan sekarang Giovan
Di luar dinding es, terlihat Arya sedang menunggu dengan perasaan yang sedikit gelisah. Kedua bola matanya itu terus menatap ke arah dinding es yang sangat tebal. Ada perasaan khawatir jika misi ini gagal. Karena jujur, Arya sendiri tidak memiliki rencana lain. Tubuhnya benar-benar sangat lelah, otaknya pun sudah tak bisa digunakan untuk berpikir secara jernih. Arya ingin misi ini segera berakhir. Krak. Prang! Terdengar suara pecahan yang sangat besar. Ternyata suara itu berasal dari dinding es yang sedang Arya lihat. Dinding es yang tadi terlihat sangat kuat dan kokoh itu langsung pecah begitu saja. Mata Arya langsung membulat saat melihat kesepuluh pemain yang sedang berdiri di atas air. Setelah itu, Arya mengalihkan pandangannya pada sosok makhluk besar. Betapa sangat terkejutnya Arya ketika melihat sebuah pedang es menusuk bagian jantung makhluk besar itu. “Arrrgh! S-sialan, a-aku ka-lah,” ucap makhluk itu dengan terbata-bata. Brugh. Kemudian mahkluk besar, yang tidak lain d