Melihat serigala yang “malang” itu, Felix pun menghela napas panjang. Dia mencengkeram leher serigala untuk bertatapan dengannya.“Sejak kapan kamu belajar sok malang?” tanya Felix dengan nada datar.Serigala terbengong sejenak. Kenapa malah ketahuan?Tidak! Pasti Felix sedang menjebaknya!Kepikiran hal ini, serigala langsung mengulurkan cakar depannya untuk menutup mulutnya, lalu berdeham.“Kamu ingin bilang kalau kamu tidak lagi bersandiwara? Kamu benar-benar terluka?” tanya Felix dengan tersenyum.Serigala segera mengangguk mengatakan bahwa dirinya sedang terluka parah!“Padahal aku sudah meningkatkan kekuatan kultivasimu, kamu malah terluka separah ini? Lebih baik aku masak kamu saja, bisa jadi akan menguatkan tubuhku.”Serigala pun terbengong. S*alan! Jangan-jangan aktingnya telah kelewatan?Dalam sesaat, serigala seolah-olah telah menelan ribuan obat saja. Tidak lagi terlihat serigala yang lemah lesu, ia malah mengangkat lengannya untuk memperlihatkan ototnya.“Kalau kamu baik-ba
Tak lama kemudian, sekelompok penduduk desa berlari keluar dengan bersenjatakan berbagai jenis perkakas bercocok tanam. Mereka semua melihat Felix dengan penuh waspada.Felix spontan menunduk dan berpikir sejenak. Sepertinya tempat ini berbeda dengan kebun obat tadi. Apa ini adalah sebuah ujian?“Kamu … siapa kamu?” Seorang penduduk desa bertubuh kekar maju untuk bertanya.“Aku hanyalah seorang wisatawan yang tersesat. Numpang nanya, aku lagi di mana?” tanya Felix dengan merendah.Felix tidak tahu apa yang telah terjadi. Hanya saja, sepertinya tidak ada salahnya untuk menjalin hubungan baik dengan para penduduk desa ini. Siapa tahu mereka tahu bagaimana cara meninggalkan tempat ini!Setelah para penduduk desa mendengar jawaban Felix, mereka pun saling bertukar pandang. Wisatawan?“Kak, kamu orang jahat, ‘kan?” Seorang anak perempuan berumur sekitar lima tahun bertanya sambil bersembunyi di belakang ibunya.“Aku bukan orang jahat. Kamu tenang saja!” balas Felix dengan tersenyum.Semua o
Melihat makanan yang terasa asing di mata, anak perempuan spontan melirik ibunya, lalu menunjukkan ekspresi penuh penantian.Setelah mendapat izin dari sang ibu, si anak perempuan baru mengambil lolipop dan mengemutnya.Seketika, tatapan semua orang tertuju pada diri anak perempuan itu. Mereka kelihatan gugup dan juga cemas.“Enak sekali!”Menyadari senyuman bahagia di wajah sang anak, semua orang baru menghela napas lega. Sepertinya orang ini memang bukan orang jahat ….“Hai Pahlawan, aku adalah kepala desa di tempat ini. Aku sungguh berterima kasih atas bantuanmu tadi.” Seorang lelaki tua berjalan maju dengan memegang tongkat.“Kamu terlalu sungkan. Aku hanyalah seorang wisatawan. Kebetulan aku tersesat di sini. Ngomong-ngomong aku lagi di mana?” tanya Felix.“Emm … bagaimana kalau kita membahasnya di dalam rumah!” Selesai berbicara, si lelaki tua mengulurkan salah satu tangannya mempersilakan Felix ke dalam.Tak lama kemudian, Felix dan kepala desa sudah berada di dalam rumah kayu.
Felix juga tidak bodoh. Seandainya dia hanya disuruh untuk menyelesaikan masalah klan orang utan, tidak mungkin akan ada desa rongsokan ini. Jadi, mungkin makna di balik keberadaan desa ini adalah untuk menyaksikan Felix menyelesaikan cobaan dalam tahapan ini.Mungkin Felix diharuskan menghabisi klan orang utan bersama dengan penduduk desa.Kepala desa mendengar Felix ingin memimpin mereka dan bukan mewakili mereka, dia pun merasa serbasalah.“Ini … kami berbeda dengan kamu. Kami hanyalah sekelompok orang lemah. Kami semua bahkan tidak sanggup untuk melawan seekor orang utan. Tidak seperti kamu, kalau kami pergi bersamamu, bisa jadi kami akan menyusahkanmu.”“Tidak masalah! Kalau kalian tidak pergi, selamanya kalian akan tinggal di bawah kekuasaan klan orang utan. Jadi, kalian harus berani maju. Tenang saja, selama ada aku, kalian akan baik-baik saja!”Felix tidak mungkin akan dikelabui oleh ucapan kepala desa. Saat ini, dia sudah membulatkan tekadnya, jika para penduduk desa tidak ber
Di dalam markas klan orang utan ….Raja orang utan memeluk kedua orang utan betina sambil duduk di bangku yang sangat besar. Ia terlihat sangat bahagia saat ini. Dapat terlihat tatapan iri dari orang utan lainnya.Tentu saja, dari sudut pandang manusia, sepertinya sulit untuk memahami apa yang perlu diirikan dari gambaran itu.“Seharusnya barang persembahan sudah di perjalanan, ‘kan? Aku sungguh lapar saat ini!” tanya Raja dengan datar. Kedua matanya masih dalam keadaan ditutup.“Seharusnya akan segera tiba.”Raja mengangguk. Saat ia hendak mengatakan sesuatu, terdengar suara panik.“Raja, celaka! Celaka!”Kali ini, Raja Orang Utan membuka sedikit matanya. Aura membunuh yang mengerikan langsung dilayangkan ke tubuh si orang utan yang melapor itu.“Kurang ajar! Aku baik-baik saja, sejak kapan aku celaka?”Si orang utan pun terkejut, lalu langsung berlutut di lantai. “Ra … Raja, penduduk Desa Bahagia menyerbu ke sini!”Setelah mendengar laporan ini, para orang utan di tempat pun tertawa.
Orang utan di sekeliling menjerit langsung menyerbu untuk membunuh Felix. Namun, Felix malah berdiri di tengah-tengah dengan sangat tenang. Ketika para orang utan semakin mendekat, Felix pun segera mundur satu langkah, lalu melayangkan tendangannya.Felix mulai meloncat untuk mengelak tinjuan dari dua ekor orang utan. Kemudian, dia langsung menginjak tinjuan kedua orang utan.Dalam sesaat, kedua orang utan merasa tangan mereka bagai dihantam gunung besar saja. Kenapa lelaki kurung kerempeng ini bisa seberat ini?“Ayo, maju!” Seekor orang utan langsung meloncat, lalu hendak menghantam kepala Felix.Felix mengangkat kaki kanannya, lalu menendang tangan tersebut. Orang utan pun langsung terbang terpelanting ke belakang.Dalam sekejap mata, semua orang utan yang maju untuk menyerang Felix sudah kalah telak dalam waktu singkat!Dari tadi, kedua tangan Felix masih belum meninggalkan saku celananya. Dia berdiri sembari menunjukkan senyuman menyindir.Melihat anak buahnya dikalahkan dengan ten
Semua orang sungguh tidak menyangka Felix akan bisa mengalahkan Raja Orang Utan dengan gampangnya. Apa dia itu manusia?Ketika menyadari Felix sedang menatapnya, kedua orang utan betina yang tadinya melayani Raja segera mengedipkan matanya ke sisi Felix. Mereka berharap bisa menggunakan tubuh mereka untuk menggantikan nyawa mereka.Felix spontan mengernyitkan keningnya. Seketika aura pedang langsung memelesat dan kedua kepala orang utan betina jatuh ke lantai.“S*alan! Malah ingin menggodaku! Berani sekali!” ucap Felix dengan tidak puas.Semua penduduk Desa Bahagia spontan terbengong. Ternyata Felix tidak tergoda dengan orang utan betina itu!“Pahlawan memang berbeda! Kamu bahkan tidak terpesona dengan kecantikannya! Kamu memang luar biasa!” ucap kepala desa dengan terkagum.Felix melirik kepala desa sekilas.‘Kalau tidak ada yang ingin kamu katakan, lebih baik kamu tidak usah berkata apa-apa! Mana mungkin aku akan terpikat dengan orang utan betina?’“Apa kalian sudah menghitungnya? Ap
“Aku memutuskan untuk membantu kalian mengembangkan tempat ini!”Ucapan Felix membuat semua orang terbengong.Mengembangkan? Apa yang dimaksud dengan mengembangkan?Menyadari ekspresi bingung di wajah semua orang, Felix pun menjelaskan, “Pengembangan yang kumaksud adalah mempergunakan lahan kosong di sekeliling desa. Sewaktu makan malam sebelumnya, aku menyadari pemahaman kalian mengenai pemanfaatan lahan ini sangatlah terbatas. Jadi, aku ingin membimbing kalian agar bisa melewati kehidupan yang lebih makmur lagi!”Mereka semua tidak mengerti maksud ucapan Felix, tetapi setelah mereka mendengar kalimat “hidup yang lebih makmur”, semuanya spontan kegirangan.“Selanjutnya, aku akan mengarahkan kalian semua untuk memanfaatkan lahan kosong ini ….”Felix memberi instruksi. Para penduduk Desa Bahagia mulai melakukan pengembangan terhadap lahan yang masih tidak digunakan. Berbagai jenis tanaman yang belum pernah didengar sebelumnya juga sudah mulai menunas.Sekarang Felix juga masih bertaruh.