Share

Bab 13

Wanita itu buru-buru berkata, “Pak David, saya adalah wakil presiden direktur Freya, Tari Linardi. Anda panggil saya Tari saja.”

“Kemarin perusahaan mengadakan rapat pemegang saham. Tuan Julio dari Emgrand Group di hadapan semua orang mengumumkan pengalihan 75% saham perusaahan yang ada di tangannya kepada Anda. Dengan kata lain, dimulai sejak kemarin, Anda adalah pemegang saham tertinggi sekaligus presiden direktur perusahaan.”

“Beliau juga menyerahkan foto Anda dan beberapa data kepada saya, agar saya membantu Anda mulai sekarang.”

David tiba-tiba berkata, “Saya sudah tahu. Sekarang saya ada di perusahaan. Saya akan memberitahumu jika ada urusan.”

Kantor wakil presiden direktur.

Tari yang memutuskan sambungan telepon segera memanggil sekretaris dan memberi perintah, “Presdir David yang baru menjabat sudah datang ke perusahaan. Mungkin sedang dalam kunjungan samaran. Kamu segera kabari penanggungjawab masing-masing devisi, suruh mereka kendalikan karyawan dengan baik dan harus menunjukkan performa kerja yang terbaik.”

“Aku menaruh omongan buruk di depan terlebih dahulu. Barang siapa yang membuat Presdir David tidak puas, segera kemas barang dan keluar!”

“Baik, Bu Tari!” Sekretaris juga terkejut dan buru-buru berbalik badan pergi menayampaikan maksudnya.

Di lantai bawah Perusahaan, Wulan dan yang lainnya sedang menunggu David keluar. Beberapa orang berbicara dan tertawa. Wajah mereka dipenuhi dengan penantian.

Pada saat ini, setelah menerima sebuah telepon, Surya tiba-tiba berubah menjadi sangat tegang.

“Surya, ada apa?” kata Citra penasaran.

Surya menarik nafas dalam-dalam dan berkata, “Barusan atasan menelpon kemari. Presdir Cokro yang baru menjabat melakukan kunjungan samaran ke perusahaan. Beliau menyuruh kita bekerja dengan baik dan jangan sampai ada kelalaian. Jika tidak, maka akan dipecat!”

“Apa?”

Beberapa orang terkejut mendengarnya.

Wulan dengan bingung berkata, “Wulan, bukankah nama belakang presdir perusahaan adalah Yongki?

“Sekarang sudah bukan dia.” Surya menggelengkan kepala dan berkata, “Pamanku bilang kemarin perusahaan mengadakan rapat pemegang saham. Presdir Yongki yang sebelumnya sudah lepas jabatan dan digantikan oleh seorang pemegang saham besar yang bernama belakang Cokro.”

“Karena informasi ini belum dipublikasikan keluar, ditambah hal ini mendesak, jadi aku nggak sempat memberitahu kalian.”

Dia berhenti sejenak, kemudian kembali berkata, “Jangan ngobrol lagi. Cepat, cepat kembali bekerja dengan baik di kantor, jangan sampai direktur ini menangkap kesalahan kita.”

Beberapa orang itu terkejut dan bergegas kembali ke dalam kantor dengan patuh.

Pada saat ini, David sudah masuk ke ruang kantor wawancara. Seorang pria sula yang mengenakan jas dan sepatu kulit duduk di depannya.

Zainal Hasanudin yang menjadi menejer personalia sedang melakukan perdagangan saham menggunakan komputer kantor. Setelah melihat ada yang masuk, dia segera mengalihkan layar komputer dengan menekan mouse. Setelah itu barulah mengangkat mata untuk melihat David.

Sedikit rasa jahil melintas di matanya. “Kamu adalah David?”

“Benar. “ David duduk dan berkata dengan nada santai.

Alis Zainal tiba-tiba mengerut.

Biasanya, jika peserta wawancara lainnya bertemu dengannya, tidak ada yang tidak merendahkan diri, mengangguk dan membungkuk.

Anak ini malah sebaliknya, dia langsung duduk tanpa seijinnya dan masih terlihat begitu tenang.

Dia tiba-tiba tersenyum dingin dan berkata, “Kuperkenalkan sejenak, aku adalah pewawancara hari ini, namaku Zainal.”

“Wawancara dimulai. Aku tanya kamu, apa zodiakmu?

“Capricorn.” kata David.

Zainal berkata dengan wajah tanpa ekspresi, “Maaf, aku Leo. Kita tidak cocok, jadi kamu tidak memenuhi aturan kerenagakerjaan perusahaan kami, kamu sudah tereliminasi.”

Setelah berkata demikan, dia tidak bisa menahan tawa. Matanya dipenuhi dengan ejekan.

Nak, aku punya puluhan ribu cara untuk mengerjaimu. Siapa suruh kamu menyinggung keponakanku, Surya Wangsa.

Siapa sangka, David justru menatapnya dengan penuh kejutan dan berkata, “Tidak disangka kamu juga punya hobi sejenis ini.”

“Hobi apa?” Zainal tertegun.

“Aku mengerti dirimu.” David berkata dengan wajah simpati, “Meskipun homo tidak melanggar hukum, tapi kamu jangan salah mencari orang, karena aku adalah seorang pria yang terang-terangan.”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status