Share

Bab 14

Zainal marah hingga hampir muntah darah, “Kamu yang homo. Kamu sekeluarga homo. Keluar! Segera enyah keluar!”

David bertanya, “Kalau memang kamu bukan homo, atas dasar apa kamu mempekerjakan orang dengan cara mencocokkan zodiak?”

“Atas dasar aku adalah menejer personalia. Aku yang mengambil keputusan. Apa yang bisa kamu lakukan kepadaku? Memukulku?” Zainal tersenyum dingin dan berkata dengan sombong.

“Plak!”

Omongannya baru saja diselesaikan dan wajahnya langsung menerima sebuah tamparan keras.

Zainal terdiam seketika. Dia menutupi wajahnya dan dengan tidak percaya menatap David sambil berkata, “Bocah, kamu……kamu berani memukulku?”

“Aku tidak hanya berani memukulmu, tapi juga bisa memecatmu. Percaya tidak?” kata David dengan tampang tak peduli.

Zainal dengan wajah penuh emosi berkata, “Memecatku? Bocah, atas dasar apa? Kamu pikir kamu adalah direktur yang baru menjabat?”

“Kamu berani memukulku, habislah kamu. Kamu tunggu saja!”

Tanpa berbicara panjang lebar, dia langsung mengeluarkan ponsel dan menelepon, “Bobi, bawa beberapa orang satpam ke ruanganku, ada yang membuar onar di sini.”

Dengan cepat, 5 orang pria tinggi besar berseragam bergegas masuk.

“Bobi, anak ini. Cepat usir dia untukku.” kata Zainal kepada kepala satpam sambil menunjuk David.

5 orang satpam membawa tongkat listirik di tangan, dan mengeliingi David dengan wajah tidak bersahabat, “Bocah, kamu berjalan keluar sendiri, atau kami yang akan melemparmu keluar?”

Pada saat itu, Zainal sangat puas.

David sedikit tersenyum, “Aku sudah memikirkannya, yaitu kalian semua keluar dari Perusahaan.”

David mengangkat ponsel dan langsung menelepon Linda, wakil direktur ini. “Saya di kantor menejer personalia. Segera kemari, aku hanya memberimu waktu 5 menit!”

Melihatnya menelpon orang lain, Zainal juga tidak menghentikannya. Dia malah membiarkannya sampai selesai menutup telepon dan baru mencibir, “Bocah, menelpon untuk memanggil orang, ‘ya?”

Dia mendengus dingin dan dengan bangga berkata, “Kamu teruskan saja, panggil sebanyak mungkin. Aku justru ingin lihat, siapa yang bisa melindungimu.”

Kepala satpam, Bobi Januar langsung berkata memperingatkan, “Benar. Siapa yang tidak tahu bahwa Pak Zainal dan general menejer perusahaan adalah teman kuliah? Siapa yang berani menyinggung Pak Zainal, raja surgawi juga tidak bisa menolongmu.”

“Apa?”

David tersenyum acuh. Dia duduk dan mulai menghitung mundur. “Kalian masih punya waktu 5 menit untuk mengemasi barang.”

“Baik, aku akan menunggu 5 menit.” Zainal berkata sambil tersenyum menghina.

Dengan cepat, 5 menit berlalu.

Setelah melihat tetap tidak ada orang yang datang, Zainal mau tak mau mencibir, “Bocah, setelah sekian lama, ternyata kamu seorang penggertak yang sok hebat?”

Tangan besarnya langsung diayunkan, “Bobi, kenapa masih diam saja? Cepat lempar anak ini keluar!”

Bobi tersenyum bengis dan langsung membawa orang berjalan ke arah David.

Tepat pada saat ini, pintu kantor didorong terbuka dengan keras oleh seseorang. Sebuah suara yang dingin seraya terdengar, “Semuanya berhenti!”

Begitu semua orang menoleh, tampak seorang wanita berbadan tinggi berjalan masuk dengan langkah cepat.

Wajah lonjongnya yang seputih kristal begitu indah dan tak tertandingi. Riasannya yang ringan saat ini menunjukkan pesona wanita karier yang matang.

Selain itu, dia mengenakan satu setelan seragam hitam terang, yang tidak bisa menutupi lekuk tubuhnya yang bergelombang.

“Ta……Presdir Tari……”

Melihat orang yang datang, Bobi dan yang lainnya terkejut dan tidak berani bergerak sama sekali.

Raut wajah Zainal langsung berubah. Sebuah firasat buruk menyembur hati. Dia buru-buru maju dengan terpontang-panting. “Bu Tari, mengapa Anda di sini? Anda juga tidak memberitahu saya sebelumnya.”

Tari langsung mengabaikannya.

Di tengah tatapan semua orang, dia segera berjalan ke hadapan David. Tubuh halusnya dicondongkan ke depan dan membungkuk 90 derajat kepada David. “Pak David, saya sudah datang!”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status