“Apa?”“Menyuruh kami memohon orang udik itu?”Begitu mendengar omongan ini, beberapa orang itu langsung menggelengkan kepala tanpa berpikir lagi.Barusan mereka menargetkan David dengan berbagai cara dan bahkan masih memakai kesempatan untuk mempermalukannya. Sekarang pergi memohonnya, bukankah sama saja dengan sengaja menjulurkan wajah untuk dipukul olehnya?“Kenapa? Tidak bersedia?”Mata Hengki meredup. “Kalau begitu, kalian masing-masing tinggalkan 1 tangan saja.”Melihat pisau dan kapak di depan mata hampir maju, Heni akhirnya menyerah dan buru-buru berkata, “Jangan! Kami setuju, kami setuju.”Selesai bicara, dia segera melihat ke arah Wulan. “Wulan, bagaimana kalau kamu telpon David saja? Bagaimanapun juga kamu adalah calon istrinya……”Wulan ragu-ragu sejenak, kemudian mengeluarkan ponsel untuk menelpon David. “Maaf, nomor yang Anda tuju sedang tidak aktif……”Mendengar suara pemberitahuan di ponsel, Wulan langsung terdiam. “Dia……dia menonaktifkan ponselnya……”“Apa? Tidak aktif?”
Saat Hengki melihat David masuk, sikapnya langsung berubah drastis. Dia segera maju dan membungkuk memberi hormat kepadanya.“Kak Hengki, ‘kan? Bisakah memberiku muka dengan melepaskan mereka?” kata David sambil tersenyum manis. “Tuan David terlalu sungkan. Karena Anda sudah membuka mulut, maka bebaskan mereka saja.” Hengki tersenyum ramah dan langsung melambaikan tangan kepada bawahannya. Dengan begitu, semua orang meninggalkan Akira bagaikan sedang bermimpi. Dalam perjalanan pulang, Heni akhirnya tidak tahan untuk bertanya. “Itu, David, Me……mereka kenapa begitu hormat kepadamu?”Begitu omongan ini keluar, semua orang termasuk Wulan dan Surya segera melihat ke arah David secara serempak. Bahkan Hasan juga tidak terkecuali. Setelah mengetahui keadaan tadi, dia juga dibuat terkejut. Untung orang-orang itu akhirnya melepaskan mereka dengan memandang muka David. Wulan semakin menggigit bibirnya dengan erat. Tatapannya kepada David dipenuhi kebingungan.Menghadapi tatapan semua orang
“Bruk!”Bersamaan dengan sebuah bunyi keras, mobil Bentley menabrak pagar di samping David dengan keras sehingga kap mobilnya terbuka di tempat. “S*ialan! Apakah kau tuli? Aku menyuruhmu jangan menghalang jalan. Apakah kau cari mati?”Chelin Susanto keluar dari dalam mobil dengan berbijak pada sepatu hak tinggi. Dia memarahi David secara habis-habisan. David mengerutkan alis dan berkata, “Pertama, ini adalah trotoar. Ke dua, sekarang sedang lampu merah. Ke tiga, siapa yang memberimu SIM?”Chelin menggigit bibir merahnya dan marah karena malu. “Kurang ajar! Kau pikir kau siapa? Berani-beraninya mengajariku?”“Cepat minta maaf padaku. Jika tidak, kupastikan kau tidak akan bisa bertahan di Jayanegara.”Sepasang tangannya berkacak pinggang dan tampak seperti ingin membunuh. Tatapan David mendingin. Ketika dia akan turun tangan untuk memberinya pelajaran, tiba-tiba terdengar suara batuk keras dari dalam mobil di samping.“Uhuh uhuk uhuk……”“Chelin, sudahlah. Bagaimanapun juga kita yang m
“Bagaimana ini bisa terjadi? Bukankah ayahku mengidap penyakit jantung?” kata Chelin dengan sedikit terkejut. “Penyakit jantung?” Alis Dokter Suritno mengkerut dan dia tersenyum sambil berkata, “Kalau begitu apakah beberapa tahun ini, kalian sudah berhasil mengobatinya? Bagaimanapun juga, berdasarkan standar medis saat ini, jangankan penyakit jantung, bahkan mengganti dengan sebuah jantung buatan juga tidak masalah……”Chelin tidak dapat berkata-kata seketika. “Maafkan saya yang berbicara secara langsung. Tuan Tomas sama sekali tidak menderita penyakit jantung, melainkan sejenis penyakit aneh yang langka. Saya belum pernah melihat penyakit ini sebelumnya.”Dokter Suritno menggelengkan kepada dan berkata, “Kalian pergi saja, saya tak berdaya.”Chelin buru-buru menangis sambil berkata, “Dokter Suritno, kumohon. Mohon periksa ayahku lagi. Aku percaya kamu pasti punya jalan keluar.”“Sudahlah, Chelin. Aku tahu penyakitku dengan baik. Mungkin ini takdir.” kata Thomas seolah dia sudah mener
Seiring dengan dilontarkannya omongan Dokter Suritno,Chelin dan Tomas berdiri tertegun di tempat dalam waktu seketika, seperti disambar petir di siang bolong.Terutama Chelin. Dia terkejut hingga kulit kepalanya kaku. Apa yang dia dengar?Anak di depannya ini adalah ahli medis yang bahkan dikagumi oleh Dokter Suritno?Dia menjerit dan berkata dengan sulit untuk menerimanya. “Bagaimana ini mungkin? Bagaimana ini mungkin? Dokter Suritno, apakah Anda salah orang?”“Kalau begitu kamu anggap saja aku salah kenal orang.”Dokter Suritno terseyum dingin. Dia menoleh ke arah David dengan penuh kekaguman dan berkata, “Dokter Ajaib David datang berkunjung ke Toko Obat Kalbe, benar-benar membuaku merasa sangat dimuliakan……”“Dokter Suritno telalu sungkan.” David tersenyum ringan dan berkata, “Hari ini aku datang untuk meracik obat untuk memulihkan Kesehatan Tuan Chairil.”“Baik, baik, caik. Dokter Ajaib David harap ikut denganku. Saya akan meracikkannya secara pribadi untuk Anda.”Dokter Suritno
David langsung berbalik badan dan beranjak pergi. Suara yang acuh tak acuh terdengar mengiringinya. “Salah, yang benar adalah 100 milyarr Yuan!”“Apa?”Chelin terkejut dan mengira dirinya salah dengar. Saat dia tersadar dan ingin marah, dia mendapatkan bayangan David yang sudah menghilang.Dia terjongkok di lantai tanpa sadar dan menangis dengan wajah putus asa. Tomas berjalan keluar dan menghiburnya. “Putriku yang patuh, ayah sejak awal sudah menerimanya……”“Nona Chelin, maafkan saya yang berbicara secara langsung.” Yasin Suritno yang sama-sama ikut keluar dengan dingin berkata, “Kamu teralu merasa benar sendiri dan sombong.”“Kamu kira karena Keluarga Susanto memiliki bisnis yang besar, maka bisa menekan orang dengan kekuasaan dan membuat orang tergiur dengan keuntungan, tapi tidak tahu bahwa ini adalah kesalahan besar.”“Orang seperti guruku itu, kekayaan dan kekuasaan di dunia bagaikan awan saja baginya. Jangankan Keluarga Susanto sepertimu saja, bahkan seluruh Jayanegara juga tid
Menghadapi tatapannya, David tersenyum ringan dan berkata, “Teman Nona Brena sangat banyak, mengapa harus mengundangku untuk ikut serta?”“Tidak sama.”Brena berkata dengan wajah mungil yang sedikit memerah. “Meskipun temanku tidak sedikit, tapi yang memiliki bobot seperti Tuan David justru tidak banyak.”“Selain itu, Tuan David berjasa besar kepada Keluarga Chairil. Jika Anda bisa berpartisipasi dalam pesta ulang tahunku, aku dan kakekku akan merasa sangat senang.”“Karena Nona Brena sudah berkata demikian, maka tidak cocok bagiku untuk menolaknya lagi.” kata David sambil tersenyum bodoh.Brena justru langsung tersenyum manis. “Baik, kalau begitu aku akan menjemputmu pada waktunya.”Langit perlahan menggelap. Begitu David tiba kembali di rumah Keluarga Tanugrah, dia mendapatkan Surya sedang membicarakan sesuatu dengan serunya dan membuat Heni, Wulan dan yang lainnya tampak terkejut. Begitu melihatnya, Hasan tidak bisa menahan diri untuk tidak tersenyum sambil berkata, “David, kebetu
Belasan menit kemudian, Bangunan retro yang menjadi ciri khas Kota Jayanegara——Gedung Braga.Saat ini, di depan pintu Gedung Braga terparkir penuh berbagai macam mobil mewah. Di sini, Mercedes-Benz dan BMW sama sekali tidak mencolok. Di atas mereka masih ada Lamborghini, Bentley, bahkan Rolls-Royce.Sebagai nona besar keluarga konglomerat Chairil, pesta ulang tahun Brena tentu dihadiri begitu banyak kalangan atas Jayanegara.“Tuan David, kita sudah sampai.”Setelah Brena memarkirkan mobil, dia turun untuk membukakan David pintu mobil secara pribadi. Pada saat ini, sebuah Maserati berhenti di samping keduanya. Setelah itu dua orang gadis keluar dari dalam mobil. Brena segera maju untuk memeluk seorang gadis di antaranya. “Ria, aku kira kamu tidak datang.”“Sebagai teman baikmu, mana mungkin aku tidak hadir saat ulang tahunmu?” Ria tersenyum tidak ramah. Sesaat kemudian, tatapannya terpaku pada David dan wajahnya langsung muram. “Kamu?”Yuni, sekretaris yang berada di sisinya, juga me