Share

Bab 118. HALU

Aku menggigit bibirku dan meremas ujung kemeja dengan gugup di bawah tatapan Tsabit yang sedang menatap tajam sepanjang jam makan pagi berlangsung. Manusia batu itu pasti sedang gondok dan ingin menenggelamkanku ke dasar sumur sekarang juga. Jika kami tidak sedang melingkar duduk di meja makan, mungkin saat ini tuh laki udah mau mau merebusku jadi sop.

"Haciwww!" Sekali lagi Tsabit mengambil tissu yang entah untuk ke berapa kali dari atas meja. Lelaki itu terkena flu dan biang keroknya adalah aku.

Semalam tadi, usai mendapati Tsabit mau menerjangku karena jamu, aku berinisiatif menyiramnya dengan air demi mengembalikan kesadaran Tsabit yang menggila akibat mabok jamunya Bu Zela.

Bukan. Tentu bukan karena aku mencuri kesempatan untuk balas dendam, tapi karena aku tidak ada pilihan daripada hilang keperawanan.

Aku tidak mau merelakan harta berharga yang satu-satunya kujaga.

"Mas gak apa-apa?" tanyaku basa-basi biar dikira perhatian oleh keluarga mertua, padahal itu tentu saja modus.

La
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status