Share

Di Mana Mas Erlangga?

“Sudah sore, Bang. Sebentar lagi magrib!” jawabku sesantai mungkin, mencoba menutupi rasa takut karena jujur, aku begitu khawatir dia nekat menyakiti anak-anakku.

“Danisa mau ‘kan jalan-jalan sama Om Dem?” Pria bertubuh tinggi besar itu berjongkok, mengusap pipi putriku seperti dia mengusap pipiku barusan.

Aku tidak mau dia menyayangi putriku seperti dia menyayangi diriku. Berlebihan serta menakutkan. Aku tidak mau.

“Abang, tolong jangan maksa anak-anak.”

“Hanya mengajak mereka membeli es krim, Vani. Kenapa kamu takut sekali aku mencelakai mereka. Mereka itu putri-putriku. Mana ada seorang ayah yang berani melukai putrinya sendiri!”

“Sudah sih, Van. Benar juga apa kata Damian. Danisa dan Mikayla itu putrinya Damian juga. Paman itu ‘kan sama dengan ayah. Masa mau diajak jalan sama pamannya saja kamu larang? ‘Kan aneh!” timpal Mami sambil menyerahkan Mikayla kepada anak sulungnya.

“Tapi, Mam?”

“Tidak ada tapi
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status