Apa maksudnya?Brenda Wright sedikit bingung.Hugh Randall menyodorkan buah murbei padanya. "Kenapa melamun?""Tidak … apakah ini untukku?""Aku melihatnya saat menjalankan tugas di pegunungan semalam. Jadi, aku memetiknya untuk Joan."Ternyata begitu.Dia yang memetik sendiri buah murbei segar ini. Dia bisa dianggap sebagai ayah yang baik, masih teringat memetik buah untuk Joan ketika bertugas.“Kalau begitu, aku akan memberikannya kepada Joan.” Brenda Wright ingin bangkit.Namun, Hugh Randall mengulurkan tangan untuk memegang pundaknya dan tidak membiarkannya bangkit. Dia mengambil sebutir murbei besar dan lalu menyodorkan ke bibir Brenda Wright. "Kau makan dulu."Kenapa?"Uji racun."Brenda Wright sudah tahu bahwa dia tidak akan begitu baik hati. Jadi, Brenda Wright menatapnya dengan tajam, lalu membuka mulutnya dan memakan buah murbei yang dia sodorkan.Bibir lembut wanita itu berwarna merah dan terasa seperti agar-agar yang lembut ketika tersentuh ujung jarinya. Jakun Hugh Randa
”Menggodamu? Kapan aku menggodamu?" Brenda Wright yang dituduh, menatapnya dengan kaget.Brenda Wright tampak sangat polos.Hugh Randall tidak mengatakan apa-apa dan kembali ke pengemudi. "Kencangkan sabuk pengamanmu.""Oke."Brenda Wright ingin menarik sabuk pengaman, tetapi tidak bisa ditarik. Dia menariknya dengan kencang beberapa kali, tetapi masih tidak bergerak. Dia curiga apakah mobil ini dendam terhadapnya.Bukan hanya pemilik mobil, bahkan mobil pun merundungnya.“Apakah kau bodoh?” Pada saat ini, Hugh Randall mencondongkan tubuhnya dan mengulurkan tangan untuk meraih sabuk pengaman Brenda Wright, lalu mengencangkannya."Aku tidak bodoh," balas Brenda Wright sambil menoleh untuk menatapnya.Detik berikutnya, sesuatu yang lembut dan dingin menempel pada bibir merahnya. Brenda Wright membelalakkan matanya dan segera melihat wajah tampan Hugh Randall yang keji itu di hadapannya.Bibir mereka tidak sengaja bersentuhan. Brenda Wright tidak menduga Hugh Randall akan begitu dekat. S
Brenda Wright melihat Joan yang cantik dan melambaikan tangan dengan senang. "Joan, Mommy datang menjemputmu.""Mommy, Ayah, asyik! Hari ini Ayah dan Mommy datang menjemputku," kata Joan.Teman-teman Joan di sekitar menoleh. Mereka semua sangat menyukai mommy Joan, karena mommy Joan sangat cantik.Ketika melihat Hugh Randall, mata mereka makin berbinar-binar."Wow Joan, apakah itu ayahmu?Mengapa ayahmu begitu tinggi dan tampan?""Joan, mommy dan ayahmu sangat serasi. Aku sangat iri padamu."Mendengar ucapan kagum semua orang, Joan merasa sangat bangga dan bahagia. Hari ini adalah pertama kalinya Ayah dan Mommy datang ke Taman Kanak-kanak bersama untuk menjemputnya.Hugh Randall dan Brenda Wright berjalan ke arah Guru Eva. Guru Eva memperhatikan Hugh Randall dan berkata, "Ibu Joan, apakah ini ayah Joan? Aku selalu mendengar Joan berkata betapa tampan dan hebat ayahnya. Setelah melihatnya langsung hari ini, aku baru tahu anak itu memang tidak berbohong."Brenda Wright menatap pria kejam
Brenda Wright tertarik pada satu set pakaian olahraga orang tua-anak berwarna merah, Hugh Randall mengangguk dan berkata, "Boleh."Pemandu belanja berkata dengan antusias, "Nona, aku akan ambilkan satu set pakaian ini untukmu. Kalian sekeluarga bisa mencobanya.""Oke, terima kasih."Brenda Wright membawa Joan ke kamar ganti untuk berganti pakaian. Joan yang lembut dan cantik, terlihat cocok dengan pakaian apa pun.Mereka berjalan keluar setelah berganti pakaian. Pada saat ini, Hugh Randall juga berjalan keluar dari kamar ganti pria di sebelah.Tinggi badan Hugh Randall hampir 1,9 meter. Pria yang tampan dan kokoh itu jarang memakai pakaian warna merah cerah seperti ini. Pakaian ini membuatnya makin mencolok.“Wow, Ayah sangat tampan!” Joan bersorak.Brenda Wright menatap Hugh Randall dan menunjuk ke kerahnya, "Rapikan kerahnya."Hugh Randall melirik. "Bantu aku merapikannya."Dasar tuan muda yang manja, melakukan apa pun selalu ingin dilayani.Brenda Wright hanya bisa berjalan ke arah
"Ayah menyuapi Mommy," Joan berseru dengan gembira.Hugh Randall menatapnya dan bertanya, "Enak?""Tidak enak!"Brenda Wright sebenarnya berbohong. Daging kepiting yang dia suapi sangat manis. Entah mengapa makin dikunyah makin manis.Brenda Wright pernah makan daging kepiting sebelumnya, tetapi tidak pernah semanis ini.Brenda Wright merasa wajah mungilnya merah dan panas.Pada saat ini, Joan berkata, "Ibu, Ayah telah menyuapimu, sekarang gantian Mommy yang menyuapi Ayah."Apa?Menyuapinya?Brenda Wright menatap Joan, yang berarti --- Joan, jangan mengerjai aku lagi.Joan mengedipkan matanya dengan polos, "Mommy, bukankah kamu yang mengajariku jika seseorang memperlakukan kita dengan baik, kita harus membalasnya? Ini namanya sopan santun. Apakah Mommy ingin menjadi orang yang tidak sopan?""Aku ..."Hugh Randall duduk di seberangnya dan menatap Brenda Wright dengan penuh minat. Brenda Wright tampak kewalahan menghadapi anaknya. Dia mengambil sepotong kue dengan sendok kecil, lalu meny
Dalam foto itu, Brenda Wright dan Joan sedang duduk di korsel. Joan tertawa terbahak-bahak dengan gembira, sedangkan Brenda Wright menatap putrinya sambil tersenyum. Angin sepoi-sepoi bertiup. Pemandangan indah ini sudah diabadikan.Hugh Randall mengulurkan tangan dan menjadikan foto ini sebagai screensaver-nya.Setelah mereka turun dari korsel, Hugh Randall mengajak mereka bermain-main lagi. Waktu berlalu dengan cepat dan sudah jam tujuh malam."Joan, ini sudah larut, kamu masih harus sekolah besok pagi. Ayo, kita pulang," kata Brenda Wright.Joan mengangguk. "Oke, Ayah, Mommy, ayo kita pulang bersama."Mereka keluar dari taman bermain dan berjalan di jalan besar. Joan menghentikan langkahnya saat melihat penjual es krim."Joan, apakah kamu ingin makan es krim?""Ya.""Kalau begitu, Mommy akan membelinya untukmu." Brenda Wright akan membeli es krim.Namun, Hugh Randall meraihnya dan berkata, "Kalian tunggu di sini, jangan ke mana-mana. Aku akan membelinya."Setelah itu, dia pergi mem
Mereka sekeluarga masuk ke jip. Hugh Randall mengemudi di depan, Brenda Wright dan putrinya Joan duduk di belakang sambil makan es krim.Es krim ini terlalu besar, jadi Brenda Wright tidak bisa menghabiskannya. Perut Brenda Wright terasa kurang nyaman karena dia sedang datang bulan. Setelah makan es krim, perutnya makin tidak nyaman.“Mommy, kenapa tidak makan lagi?” tanya Joan dengan lembut."Mommy tidak bisa menghabiskannya," kata Brenda Wright.“Jadi bagaimana? O, iya, berikan sisa es krim pada Ayah saja.” Joan yang cerdas segera mendapatkan ide bagus.Diberikan padanya?"Ini ... kurang baik ...""Apakah Mommy akan membuang es krimnya? Mommy, tidak boleh membuang makanan."Brenda Wright menatap pria di kursi pengemudi. Kedua tangan besarnya diletakkan di kemudi. Setelah mendengarnya, Hugh Randall menatapnya melalui kaca spion.Meskipun mereka berdua baru saling menyuapi tadi, dia seharusnya tidak akan makan sisa es krimnya, kan?Brenda Wright bertanya dengan basa-basi, "Eh, apakah
Hugh Randall baru menyelesaikan pekerjaannya saat larut malam. Dia meninggalkan ruang kerja dan memasuki kamar tidur utama.Cahaya kuning redup menerangi ruangan itu. Brenda Wright dan Joan sudah tertidur lelap.Entah apakah kedua sosok di tempat tidur atau cahaya yang membuat wajahnya terlihat lembut. Hugh Randall melangkah maju dan menatap ibu dan anak itu, lalu masuk ke kamar mandi untuk mandi.Beberapa menit kemudian, dia keluar dari kamar mandi dan naik ke tempat tidur. Alih-alih langsung berbaring, dia mengulurkan tangan untuk memindahkan Brenda Wright dari dalam.Kemudian, dia memindahkan Joan bagian ke bagian dalam tempat tidur dan membiarkan Brenda Wright tidur di lengannya.Ini baru cara yang benar untuk tidur, jangan biarkan Joan tidur di antara mereka berdua.Hugh Randall menatap wanita di lengannya, lalu menundukkan kepala untuk mencium pipinya dengan lembut.Melihat dia tidak bangun, Hugh Randall baru menutup mata dan mencium bibir merahnya.Dia sudah lama tidak mencicipi