Gana melirik ke arah Marcho yang mengigau Marcella, ternyata dahinya panas, dengan tiba-tiba tubuhnya menjadi demam seperti itu."Gawat, kalau aku memberitahu Victoria, hari baik dia bakalan rusak, apa aku diam-diam pergi untuk membawa Marcho ke rumah sakit? Biarkan dia di rumah dan memakan lobster," batin Gana menggendong Marcho kembali.Victoria sudah melihat hadiah dari Gana berupa gelang mewah, sejujurnya wanita itu kurang menyukai perhiasan dalam bentuk apa pun, termasuk gelang atau kalung yang diberikan kolega Gana."Di mana Gana?"Dia menengok ke belakang tidak ada Gana dan Marcho, ternyata semua harapan bisa bersama keduanya telah pupus."Dia meninggalkan aku sendiri? Bukankah dia ingin berterima kasih padaku? Lalu, kenapa dia menghilang seperti ini? Apa aku tidak cukup berarti untuknya?" Victoria duduk di ruang makan, sudah ada makanan mewah dan lobster kesukaannya, sua itu tidak membuatnya berselera karena Gana tidak muncul juga."Jangan berharap lagi Victoria, kamu sudah t
"Keren juga permainan kamu, kita bisa berlatih terus setiap hari," kata Jose serius.Victoria tidak akan menolak semua yang dikatakan Jose. Bingung harus merespon apa di depannya, karena sungguh tidak bisa berkata apa-apa lagi, "Boleh, aku sangat mau berlatih dengan Kak Jose," jawab Victoria."Panggil aku Jose, aku bukan kakakmu, kita berteman mulai sekarang, anggap aku satu angkatan sama kamu," balas Jose ingin lebih akrab."Yah, aku bersedia Jose, jujur aku sangat ingin sesuatu darimu, karena dari dulu aku sangat ngefans sama kamu, apa boleh?"Tangan Victoria berada di atas lengan Jose yang besar itu, dia tentu tidak bisa menolak pesona mata wanita yang ada di depannya."Katakan apa mau kamu? Aku akan selalu bersedia untuk mewujudkannya.""Kamu serius? Tenang saja, hanya satu permintaan," tambahnya."Katakan apa itu?"Victoria mulai berpikir saat masih memegang lengan Jose, dia tidak mau kalau pria keren ini melepaskan permintaannya."Boleh aku memeluk kamu? Dari dulu aku mau memel
"Gana, kamu sudah kembali?"Gana berdiri dan mendekati istrinya yang baru datang, bahkan tadi terlihat diantarkan pulang oleh orang asing."Ada apa balik tanya? Aku tanya sama kamu tadi, dari mana?" Gana semakin mendekati jaraknya pada istrinya yang sekarang mulai khawatir sendiri pada badannya."Tadi aku keluar," jawabnya singkat."Iya, dari mana? Apa nama tempatnya?"Gana ingin lebih spesifik lagi istrinya itu menyebutkan nama tempat dan di mana dia beberapa jam tanpanya."Hanya mencari angin di taman terdekat," jawabnya lagi."Apa yang kamu pikirkan Victoria? Kamu ini sudah memiliki suami dan anak, di mana tanggung jawab kamu untuk melayani kita berdua, kalau dalam hal semacam ini kamu tidak mengatakannya pada aku? Kamu tau, sebagai seorang istri, wajib pamit sama suaminya kalau mau pergi," balas Gana menjelaskan."Tadi kamu tidak ada, bagaimana aku mau bilang? Aku bukan boneka mati yang diam di rumah Gana, aku jenuh di sini."Dia berani menjawab Gana, suasana hati dan pikirannya
Hari sudah pagi, dari semalam Gana belum juga melihat reaksi dari wanitanya bangun, mungkin pengaruh infus yang diberikan Dev termasuk obat penenang untuknya."Sudah pagi, rasanya aku harus pergi ke kampus," ucapnya.Gana berdiri, beranjak dari kursinya untuk pergi dari sana, namun dia teringat sesuatu sebelum dirinya pergi."Bos, ada apa pagi-pagi ke dapur?""Kalian semua kumpul sekarang!" Perintahnya."Baik Bos."Mereka semua berkumpul, ada lima menit Gana menunggu mereka semua, sekitar ada dua puluh pelayan ada di rumahnya."Kalian semua, jangan pernah mengatakan sesuatu pada Nyonya, jangan bilang kalau Marcho sakit, bilang saja tidak tau, biarkan aku yang mengatakannya, jangan bilang juga kalau anakku dirawat, kalian mengerti?!"Mereka semua mengangguk dan menunduk ketika membuat barisan melingkar dan terlihat Gana ada di depan mereka."Aku pergi dulu, kalian kabari aku kalau ada perkembangan tentang Nyonya, aku mau pergi ke kampus sebentar," katanya pamit."Baik Bos."Salah satu
"Aku mau masuk!"Victoria ada di depan pintu kamar Gana yang dijaga ketat oleh para penjaga."Maaf Nyonya, sesuai perintah bos. Kami tidak mengizinkan siapapun untuk masuk," tolak mereka.Sekarang Victoria berdiri dari kursi roda, membuat para pelayan yang ada di sana sangat khawatir, bisa terkena masalah besar kalau majikan wanita ini terluka lagi."Nyonya, jangan berdiri," kata para pelayan yang ada di sana."Biarkan, aku mau masuk ke dalam, pria sialan itu sudah membuat aku sakit, dia harus bertanggung jawab dengan semua ini, karena dia juga sudah membuat aku tidak masuk kuliah, dia memang tidak punya perasaan."Victoria terus berontak ingin masuk ke dalam kamar, namun tetap ada perlawanan dari mereka semua untuk menolak majikan wanitanya masuk."Silahkan pergi dari sini Nyonya, karena bos tidak mau diganggu siapapun, tolong hargai semua yang berjaga di sini, dan keputusan bos.""Jangan mengajari majikan kamu! Aku hanya ingin bertemu suamiku sendiri!"Bentakan Victoria tidak berpen
Pria itu terus meratapi kepergian mendiang istrinya yang telah pergi dengan begitu cepat, dia tidak mau menggantikan posisi Marcella dengan siapapun termasuk Victoria, karena perbedaannya terlalu jauh, Marcella yang mencintainya dengan tulus, sedangkan Victoria cukup terlihat bar-bar, hingga dirinya selalu murka.Ketika itu, Gana mendengarkan suara ponselnya, terlihat dari rumah sakit di mana Marcho dirawat, dia segera mengangkat.Pihak rumah sakit: "Benar ini dengan Bapak Gana Deraldi?"Gana: "Yah, betul. Apa ada perkembangan tentang kesehatan Marcho?"Pihak rumah sakit: "Kondisi pasien kritis, kami mau membawa pasien keluar negeri atas permintaan Bapak kemarin yang mau memindahkan ke rumah sakit Korea."Gana: "Aku akan datang sekarang juga, tolong urus semua dengan baik, semua aku yang akan bertanggung jawab."Pihak rumah sakit: "Baiklah Bapak, kami tunggu kedatangannya, karena ada persyaratan dari pihak kami untuk ditandatangi oleh pihak keluarga."Gana: "Ok, aku akan ke sana, teri
"Tunggu dulu, kamu menangis seperti ini kenapa? Ada yang membuat kamu terluka? Atau kamu memang mendapatkan musibah?"Jose tetap ingin mengetahui penyebab Baby Victor menangis sampai memeluk dirinya."Jose, aku mau pergi dari sini, apa kamu bisa membawa aku ke tempat yang lebih nyaman?""Tentu Baby Victor, kita akan pergi ke taman dekat sini, aku yakin kamu bisa nyaman di sana."Victoria menganggukkan kepala, dia tidak akan menolak ajakan idolanya sekarang.Jose gagal mencari informasi mengenai identitas Baby Victor di dalam rumah ini, namun dia juga penasaran, kenapa wanita ini bisa menangis, padahal terlihat jika Victoria termasuk wanita yang cukup perkasa."Tenang Baby Victor, sebentar lagi kita sampai, jangan terus menerus menangis, aku di sini untukmu, selama ada Jose Piter, tidak akan ada kesedihan kamu yang kamu bendung sendiri, percaya sama aku," kata Jose berjanji.Tatapan sendu Victoria masih melekat pada mata Jose, dia tidak mau melihat Baby Victor menangis lagi, tentu dia
"Jose, kamu kalah, sudah aku buktikan sendiri permainan aku malam ini, jadi apa kamu mau mentraktir aku makan?"Victoria sangat percaya diri meminta idolanya makanan kesukaannya."Astaga, aku kalah dengan seorang wanita, luntur sudah sebutan atlet internasional aku di hadapannya.""Haha, kamu lucu kalau lagi begitu Jose, jangan disesali, nanti ujungnya menangis, kita makan yang enak-enak di luar sana, jangan khawatir diri kamu bangkrut, aku akan hemat, paling lima porsi," katanya tetap dengan nada bercanda."Hey, itu sudah termasuk membuat kantong ku bolong buat dua hari, kenapa aku bisa kenal wanita rakus, huhu."Jose memperlihatkan jika dirinya mengeluh atas kekalahannya itu, ingin melihat wanita yang ada di dekatnya tersenyum kembali."Syukurlah dia sudah tertawa lagi, mungkin permainan tadi membuatnya lega, aku akan memberikan makanan yang banyak untuk penebusan karena sudah membuang energi negatifnya, pasti kembali dengan energi positif kalau sudah kenyang," batin Jose sangat sen