Share

BAB 35. Tamu calon pembeli.

”Oooh, ini otak makanya sekolah Fatki! Jadi, bisa mikir dengan benar!” Lagi ibu menoyor kepalaku hingga terjeduk tembok.

“Justru karena aku sekolah, Bu, jadi aku paham “

“Kamu paham apa? Kamu mau jual rumah yang kamu tempati itu yang dibilang paham?”

“Bu, tanah ini milikku. Sertifikatnya pun masih aman padaku belum berubah sedikit pun sampai saat ini. Karena bangunan Ibu berdiri di atas tanahku ya, itu udah resikonya Ibu kalau rumah ini ikut kejual.”

.”Tidak! Ibu tidak akan mau pergi dari sini.” Ibu kekeh tidak mau menjual rumahnya.

“Kalau begitu Ibu yang bayarin tanah ini saja. Jadi, Ibu tidak akan pindah ke mana-mana.”

“Gendeng! Otakmu payah diajak ngobrol Fatki. Minta diruqyah!” bentak ibu lagi.

Apa tidak kebalik ya? Harusnya ibu yang diruqyah, bukan aku.

“Picik sekali otakmu itu, Fatki. Rumah masih ditempati kok, mau dijual.”

“Sebab otakku waras makanya mau aku jual, Bu. Aku mau pindah dari sini.”

“Ya, kalau mau pindah, sok atuh, silakan pindah! Enggak perlu kan, jual-jual segal
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status