[ERZA 02]
"Erza... Erza... BANGUN!!!" sebuah suara mengagetkanku. Seketika kusadari diriku terkapar di lantai sebuah kamar yang tak ku kenali. Perlahan-lahan ku coba untuk bangkit.
Tiba-tiba pintu kamar terbuka dan sosok wanita berusia 40an masuk ke dalam kamar, "Erza... cepat bangun, nanti kau terlambat," ucapnya.
"Em... maaf, anda siapa?" tanyaku pada wanita itu. Namun bukannya menjawab dia malah menarik telingaku dan menyeretku ke kamar mandi.
"Ini bukan waktunya bercanda," katanya sambil melempar handuk kemudian membanting pintu kamar mandi.
Sementara aku hanya bisa terpaku di tempat dan berusaha menganalisa apa yang terjadi.
Oke, semenit yang lalu aku berada di tempat kamp pelatihan sedang melakukan repling, kemudian ada cahaya dan.... arrgh, kepalaku tiba-tiba terasa sakit, di bagian belakang kepalaku terdapat benjolan kecil, mungkin akibat terjatuh tadi.
Baiklah... kucoba untuk mengikuti apa mau wanita itu. Lagipula, dia mengenaliku.Meskipun masih sulit memahami apa yang sedang terjadi, aku pun menuruti perintah wanita tadi. Saat keluar dari kamar mandi, kulihat ada satu set pakaian putih abu-abu di tempat tidur.
Oh iya, tadi dia menyebut tentang sekolah, mungkin ini seragamnya?
Saat selesai berpakaian, mataku tertuju pada sebuah benda yang tergeletak diatas meja."Wow... Laptop! sudah lama aku tak melihat ini." aku terkejut melihat benda yang sudah langka ini. Ini membuat diriku semakin penasaran, di mana sebenarnya aku berada? dan bagaimana aku bisa sampai di sini?
Beberapa menit kemudian, aku sudah berada di meja makan sesuai perintah wanita yang mengaku ibuku dan ditemani oleh gadis perempuan berusia 13 tahun yang sepertinya adikku.
Ini semakin membingungkan saja, karena aku sudah tak mempunyai orangtua maupun adik. Apa yang sebenarnya terjadi? Siapa mereka?
Meskipun banyak pertanyaan yang perlu dijawab,aku tak ingin memaksa mereka, lebih baik aku mencari tahu sendiri. Lagipula aku tak ingin wanita itu menarik telingaku lagi. Bisa-bisa telingaku putus karena terlalu banyak bertanya.
📚📚📚
Ternyata SMA berbeda dengan SPA, di sini hanya teori tak ada latihan menembak, hiking, repling dsb. Sungguh membosankan, apa lagi dengan kehadiran sosok wanita menyebalkan di sampingku ini.
"Za... Za...kamu kok cuek? Za... Za... ish." begitulah celotehan yang kudengar dari tadi.
"Tolong jangang ganggu aku... em... siapa tadi namamu?" karena celotehannya, aku sampai lupa menanyakan namanya.
"Astaga... kamu kenapa sih? jangan pura-pura amnesia, masa dengan pacar sendiri lupa," katanya sambil cemberut.
"Sus, kamu dicari guru B.P." seorang murid laki-laki berkepala plontos datang menghampiri kami.
"Iya, sebentar Jon. Aku ingin menghajar seseorang dulu," ucap gadis itu sambil mengepalkan tangannya.
....BERSAMBUNGChace :
Nah loh... bingung kan, kenapa Erza tiba-tiba ada di kamarnya? Dan kenapa dia jadi seperti orang amnesia?
Udah baca blurb-nya kan? Ini adalah Erza yang berasal dari cerita yang ditulis oleh Erza yang asli. Untuk memudahkan pembaca, maka saya buatkan kode di awal chapter.[Erza 01] Pov Erza yang asli
[Erza 02] Pov Erza yang berasal dari novel.Paham kan?
Enggak? Ya udah... -_-[ERZA 01]💉💉💉Setelah kuteliti lebih baik, ternyata rumah sakit ini berbeda dengan rumah sakit pada umumnya. Interior yang agak modern serta perlatan medis yang sangat berbeda dengan yang sering ku lihat. Namun anehnya, tempat ini seperti tidak asing bagiku."Ma... maaf, kalau boleh tau aku ada di mana?" tanyaku pada gadis itu."Kau ada di ruang pemulihan Za, nampaknya kepalamu terbentur dengan keras tadi. Sehingga kau lupa dengan tempat persinggahan mu setiap minggu," ucap gadis itu.Ruang pemulihan? sepertinya aku pernah mendengarnya tapi di mana? ini semakin membingungkan saja."Kau tidak apa-apa?" tanya gadis itu."Maaf, orangtua ku di mana? dan kamu siapa ?"Gadis itu terkejut mendengar perkataanku, "E... tunggu, lebih baik ku panggilkan dokter dulu." setelah mengatakan itu, gadis itu pun
📚📚📚Pelajaran di sekolah ini begitu membosankan. Jika saja bukan untuk kepentingan penyelidikan ku, aku tak mau repot-repot mengikuti kemauan wanita yang mengaku ibuku itu.Dari hasil penyelidikan ku sejauh ini, mereka tahu namaku Erza dan sampai saat ini tak ada yang terkejut melihat wajahku, jadi ku simpulkan bahwa mereka mengenaliku. Tapi yang membuatku heran adalah dari deskripsi mereka, nampaknya bukan aku yang mereka maksud. Tapi seseorang yang berwajah sama sepertiku.Apa sebenarnya yang terjadi?Aku harus mengumpulkan lebih banyak informasi lagi. Namun, pada siapa aku harus..."Za... tunggu."Gadis cerewet tadi yang bernama Sus
[ERZA 01]Kesadaranku perlahan-lahan mulai pulih, kali ini ku coba untuk bersikap tenang dan tidak panik. Lagipula aku adalah author cerita ini, jadi tak akan sulit menerka apa yang akan terjadi selanjutnya. Seperti yang tertulis di awal ceritaku, Erza sang tokoh utama berada di ruang pemulihan ditemani Ashley.Aku menoleh ke samping, di sana ada Ashley yang sedang duduk membaca sebuah buku, tampaknya dia terus menemaniku hari ini. Tiba-tiba saja aku gugup, aku baru saja teringat bahwa Ashley adalah kekasih Ezra sang tokoh utama."Tenang Za, tenang... ini bukan selingkuh dia tidak nyata, dia tidak nyata." batinku"Leya..." aku mencoba menyapanya dengan panggilan kesayangan nya agar dia tidak curiga.
[ERZA 02]Tamparan dari Susi tadi siang menyadarkanku akan satu hal, bahwa aku tak bisa seenaknya kepada mereka. Aku harus berpura-pura menjadi Erza mereka, setidaknya sampai aku mengetahui apa yang sedang terjadi.📎📎📎Kurebahkan tubuhku di tempat tidur sambil memikirkan bagaimana caraku mengumpulkan informasi. Mataku tertuju pada sebuah laptop yang tergeletak di meja belajar."Lebih baik aku mulai dari sini," ucapku sambil beranjak dari tempat tidur dan menghidupkan laptop. Namun sia-sia saja karena membutuhkan password untuk login."Sial," umpatku.Tak puas dengan itu, akupun menggeledah seisi ruangan berusaha mencar
[ERZA 01]NEST adalah sebuah stasiun luar angkasa SPD, di sini tempat bersandarnya seluruh armada SPD. Biasanya tempat ini ramai dengan lalu lalangnya pesawat-pesawat luar angkasa namun kini hampir semua dok terlihat kosong, kecuali satu dok yang ditempati oleh satu Pesawat induk luar angkasa terbaru dari SPD. Di lambung pesawat itu bertuliskan Galactica 01.Galactica 01 merupakan pesawat induk terbesar dan tercanggih yang dimiliki oleh SPD, Galactica 01 memiliki beberapa fitur canggih salah satunya yaitu pesawat ini dapat "membelah diri" menjadi lima bagian. Yaitu :- Galactica 01 [Pesawat induk utama]- Galactica 02Berukuran setengah dari 01, Galactica 02 merupakan bagian tempur dari 01. Fitur ini diakti
[Erza 02]Berkat "telur ajaib" itu Susi memaafkanku, entah apa hebatnya telur itu. Tapi yang jelas, sekarang aku bisa leluasa mengobrol dengannya. Lagipula dia kan pacarku, maksudku... dia pacar Erza yang satunya.Ngomong-ngomong soal pacar, aku jadi teringat Leya. Sedang apa dia saat ini? apakah dia merindukanku? apakah dia menyadari kehilanganku? Semoga saja."Jadi... semua beres kan? kamu tak marah lagi?" tanyakuDia mengangguk malu"Wah, kukira akan terjadi perang? ternyata tidak." Jures, salah satu teman Erza datang menghampiri kami bersama Joni."Dasar..." kata Susi sambil melayangkan buku yang dibacanya untuk memuk
[Erza 01]Valgon adalah sebuah planet tandus bertanah merah, mungkin kalian mengenalnya dengan nama Mars. Tapi di ceritaku ini, planet ini kuberi nama Valgon yang penghuninya adalah ras Valgonar, salah satu sekutu terdekat bumi. Ras Valgonar agak mirip dengan manusia tapi yang membedakan adalah mereka selalu berpikir berdasarkan logika dan kulit mereka yang berwarna merah.Sebenarnya aku sudah tau apa yang akan terjadi ketika kami tiba di sana nanti karena aku lah penulisnya. Namun, aku sedang kesal karena kesal kepada Ltn Zola yang seorang Valgonar."Jadi, kau adalah kadet terbaik di akademi?" tanyanya ketika mendengar kapten Garth menyebut namaku."Iya pak!""Semoga kau
[Erza 02]Tiba-tiba mereka tertawa terbahak-bahak, Jures dan Joni yang sebelumnya hendak bergelut, sekarang malah terpingkal-pingkal mendengar apa yang baru saja kukatakan."Haha... nampaknya tamparan Susi sedikit menggeser otakmu," ejek Jures"Sus, lebih baik kau ajak Erza jalan-jalan. Sepertinya otaknya perlu disegarkan kembali," kata Joni sambil terkekeh."Mau jalan-jalan?" Susi yang sedari tadi diam saja kini membuka suaranya.🌉🌉🌉Susi mengajakku ke sebuah jembatan yang cukup ramai dengan pasangan muda-mudi. Ini kesempatanku untuk menggali informasi tentang Erza di dunia ini.