.
[Erza 02]."Ma, sudah ada kabar dari Zee? tanyaku di sela-sela sarapan.
"Iya, semalam dia telpon. Katanya hari ini mereka pulang," jawab ibuku
"Oh oke kalau begitu, aku pergi dulu."
"Mau kemana?"
"Mau menengok Susi."
"Habiskan dulu sarapannya," perintah ibuku.
"Sudah kenyang," ujarku yang segera menyambar kunci motor dan segera pergi.
***
Baru saja aku hendak mengetuk, pintu rumah terbuka dan Su
Erza tiba-tiba tersadar dan mendapati dirinya berada di tempat yang tak dikenalnya, sejauh mata memandang hanya hamparan padang rumput yang hijau. Di tengah hamparan padang rumput itu terdapat sebuah pohon apel yang sedang berbuah lebat."Dimanaaku?"batinnya."Hai..." sebuah sapaan dari seseorang mengejutkannya.Erza pun menoleh dan betapa terkejutnya ia begitu melihat orang yang menyapanya adalah dirinya sendiri atau memiliki wajah yang sama dengannya."Si-siapa kau?" tanya Erza gugup"Aku Erza," jawab pemuda itu."Apa maksudmu? aku Erza, tunggu dulu..." Erza terlihat seperti
[Erza 01]..Perlahan-lahan aku mulai terbangun dari "tidurku". Mataku belum sepenuhnya terbuka, akan tetapi samar-samar kulihat wajah seorang gadis. Gadis yang sangat cantik, bagaikan bidadari. Wajahnya nampak bercahaya. Wajahnya agak mirip dengan putri Ayrin."Putri Ayrin? Astaga!"Sekita aku tersadar, dan menemukan putri Ayrin sedang mengamatiku dari dekat. Maksudku benar-benar "dekat", wajahnya hampir bersentuhan dengan wajahku."Maaf, aku hanya penasaran bagaimana para Velas tidur," ucapnya setelah mengetahui bahwa aku sudah terbangun dari tidurku."Maaf juga soal itu, tempat ini sangat nyaman dan aku sangat
.[Erza 02]..Aku perlahan-lahan tersadar. Aku mendapati diriku terbaring di rumah sakit dengan selang oksigen terpasang di hidungku serta beberapa selang lagi yang menempel di sekujur tubuhku.Kutolehkan wajahku ke samping, dimana ada Susi yang tertidur dengan posisi duduk sambil menelungkup ke tempat tidurku. Sementara di sisi satunya ada ibu yang duduk sofa menjadi "bantal" bagi Zee yang sedang tertidur pulas.Perlahan-lahan aku mulai bangkit dari tempat tidur dan meraih gelas air minum yang berada di meja yang tak jauh dariku, namun sebuah tangan segera meraih gelas itu."Kau sudah siuman? Ini pelan-pelan minumnya," ucap Susi yang menyodorkan gelas itu padaku. Sus
[Erza 01]Kulirik jam dinding di kamarku, namun... betapa bodohnya aku, karena tak ada jam dinding di sini. Kulirik layar ponselku mencari sebuah angka digital yang berwujud penunjuk waktu.Pukul 02.21Ingin hati ini pergi ke alam mimpi, namun otak ku yang nampaknya belum menunjukan kelelahan, memaksa mata ku untuk tetap aktif. Sudah ku coba untuk merebahkan tubuhku, namun percuma saja. Dengan sedikit kesal aku bangkit dan meraih ponselku, "Mungkin sedikit surfing di internet mampu membuatku tertidur," batinku.1 jam kemudian..."Sial!!!" umpatku sambil melempar ponselku ke tempat tidur. Ternyata surfing dan sedikit main game tak membantu sama sekali.Ku langkahkan kakiku ke dapur untuk membuat susu coklat hangat, menurut yang ku baca... susu dan coklat dapat mengusir insomnia. Aku kembali ke kamar membawa segelas susu coklat."Baiklah... sedikit
[ERZA 02]"Erza... Erza... BANGUN!!!" sebuah suara mengagetkanku. Seketika kusadari diriku terkapar di lantai sebuah kamar yang tak ku kenali. Perlahan-lahan ku coba untuk bangkit.Tiba-tiba pintu kamar terbuka dan sosok wanita berusia 40an masuk ke dalam kamar, "Erza... cepat bangun, nanti kau terlambat," ucapnya."Em... maaf, anda siapa?" tanyaku pada wanita itu. Namun bukannya menjawab dia malah menarik telingaku dan menyeretku ke kamar mandi."Ini bukan waktunya bercanda," katanya sambil melempar handuk kemudian membanting pintu kamar mandi.Sementara aku hanya bisa terpaku di tempat dan berusaha menganalisa apa yang terjadi.Oke, semenit yang lalu aku berada di tempat kamp pelatihan sedang melakukan repling, kemudian ada cahaya dan.... arrgh, kepalaku tiba-tiba terasa sakit, di bagian belakang kepalaku terdapat benjolan kecil, mungkin akibat terjatuh
[ERZA 01]💉💉💉Setelah kuteliti lebih baik, ternyata rumah sakit ini berbeda dengan rumah sakit pada umumnya. Interior yang agak modern serta perlatan medis yang sangat berbeda dengan yang sering ku lihat. Namun anehnya, tempat ini seperti tidak asing bagiku."Ma... maaf, kalau boleh tau aku ada di mana?" tanyaku pada gadis itu."Kau ada di ruang pemulihan Za, nampaknya kepalamu terbentur dengan keras tadi. Sehingga kau lupa dengan tempat persinggahan mu setiap minggu," ucap gadis itu.Ruang pemulihan? sepertinya aku pernah mendengarnya tapi di mana? ini semakin membingungkan saja."Kau tidak apa-apa?" tanya gadis itu."Maaf, orangtua ku di mana? dan kamu siapa ?"Gadis itu terkejut mendengar perkataanku, "E... tunggu, lebih baik ku panggilkan dokter dulu." setelah mengatakan itu, gadis itu pun
📚📚📚Pelajaran di sekolah ini begitu membosankan. Jika saja bukan untuk kepentingan penyelidikan ku, aku tak mau repot-repot mengikuti kemauan wanita yang mengaku ibuku itu.Dari hasil penyelidikan ku sejauh ini, mereka tahu namaku Erza dan sampai saat ini tak ada yang terkejut melihat wajahku, jadi ku simpulkan bahwa mereka mengenaliku. Tapi yang membuatku heran adalah dari deskripsi mereka, nampaknya bukan aku yang mereka maksud. Tapi seseorang yang berwajah sama sepertiku.Apa sebenarnya yang terjadi?Aku harus mengumpulkan lebih banyak informasi lagi. Namun, pada siapa aku harus..."Za... tunggu."Gadis cerewet tadi yang bernama Sus
[ERZA 01]Kesadaranku perlahan-lahan mulai pulih, kali ini ku coba untuk bersikap tenang dan tidak panik. Lagipula aku adalah author cerita ini, jadi tak akan sulit menerka apa yang akan terjadi selanjutnya. Seperti yang tertulis di awal ceritaku, Erza sang tokoh utama berada di ruang pemulihan ditemani Ashley.Aku menoleh ke samping, di sana ada Ashley yang sedang duduk membaca sebuah buku, tampaknya dia terus menemaniku hari ini. Tiba-tiba saja aku gugup, aku baru saja teringat bahwa Ashley adalah kekasih Ezra sang tokoh utama."Tenang Za, tenang... ini bukan selingkuh dia tidak nyata, dia tidak nyata." batinku"Leya..." aku mencoba menyapanya dengan panggilan kesayangan nya agar dia tidak curiga.