"Kamrin sih dia udah chat aku katanya udah berhasil, Pa. Menurut Papa gimana? Sepertinya Mas Fatih memang serius deh. Apa menurut Papa begitu juga?""Yang Papa lihat sepertinya memang begitu. Yah Papa sih kembalikan lagi ke kamu. Tanyakan pada hatimu. Apakah kami masih mencintainya atau kah tidak. Tapi yang Papa lihat kamu masih sangat mencintainya iya kan?" Eka tersenyum simpul. Bahkan, kedua pipinya memerah merona akibat ucapan Pak Hendri. "Sudahlah tidak usah malu-malu seperti itu. Papa sangat laham apa yang kamu pikirkan. Memang tidaklah mudah memaafkan kesalahan yang sudah diperbuat suami kamu. Tapi, ingat lah kita ini hanyalah hamba yang kecil di hadapan Tuhan. Sedangkan Tuhan saja yang begitu besar dan agung bisa memaafkan kesalahan-kesalahan umatnya masa kita sebagai manusia tidak bisa? Yang terpenting kita lihat dulu Fatih benar-benar berubah atau tidak. Kita lihat saat dia gajian nanti bisa gak dia berikan kamu uang nafkah untuk Nayra. Karena bagaimanapun Nayra itu tanggun
"Itu Mbak, Bu Nuri mah udah lama pergi dari rumah itu. Sejak anaknya si Fatih itu menikah lagi sama orang kaya dan mereka pindah ke rumah baru mereka.""Apa? Mas Fatih menikah lagi? Sama siapa?""Iya Mbak, Fatih sudah nikah lagi. Mas sama Mbak Kinan emang nggak tau?" Kinan menggeleng menjawab ucapan Bu Juleha. "Kira-kira menikah sama siapa dan mereka pindah kemana, Bu?""Saya benar-benar nggak tau Mbak Kinan. Waktu itu sih sekali aja Bu Nuri ngajak menantu baru nya itu ke sini buat jemput dia. Dia juga janji katanya nanti kalau arisan bakal ngundang kita ke rumah menantu barunya. Tapi ya belum terlaksana jadi gak tau, Mbak," jawab Bu Juleha. "Ya sudah kalau gitu saya dan suami saya permisi ya, Bu. Sebelumnya terima kasih karena sudah memberi info." "Sama-sama, Mbak." Andra dan Kinan pun pergi meninggalkan rumah Bu Nuri kembali menaiki motor mereka yang mereka parkirkan di halaman rumah kontrakan Bu Nuri. Selama di perjalanan, Andra merasa gelisah. Ia teramat khawatir dengan Ibunya
"Ya sudah, ayo Mas buruan jalan lagi. Keburu malam ntar. Jauh gak kira-kira?""Enggak terlalu sih. Paling cuma lima belas menitan kalau dari sini.""Yaudah yuk kita gass lagi."Andra mengangguk, ia lalu tancap gas menuju rumah Eka. Andra harap-harap cemas, khawatir Eka tak tau kemana Ibunya pergi. ****Dua puluh menit waktu tempuh perjalanan Kinan dan Andra dikarenakan jalanan yang sedikit padat membuat pergerakan motor mereka melambat. Akhirnya Kinan dan Andra sampai juga di depan rumah besar bercat putih itu. Kinan sedikit terperangah karena ia juga baru tau kalau Eka ternyata orang berada. Dia mengira Eka itu hanya keluarga sederhana mengingat perlakuannya dulu yang sangat benalu pada Kinan. Namun, kini rumah besar yang ada di hadapannya seolah-olah menepis pikiran itu. Andra bergegas memencet bel yang ada di depannya sekarang ini. Ting. Nong. Andra dan Kinan menunggu cukup lama hingga akhirnya kedua orang itu melihat ada perempuan paruh baya berjalan mendekat ke arah mereka
"Berarti Ibu sama Mas Fatih tinggal bareng Selena?"Eka mengangguk menjawab pertanyaan Andra. "Mbak atas nama Mas Fatih, aku minta maaf ya Mbak.""Nggak apa Ndra, memang awalnya Mbak yang salah. Mungkin ini senjata makan tuan.""Kalu gitu, kita pamit dulu ya Mbak.""Iya, kalian hati-hati ya. Kamu tau kan harus mencari mereka di mana? Masih ingat kan Ndra showroom nya Selena? ""Iya aku masih ingat Mbak. Kalau gitu, aku permisi ya."Andra dan Kinan akhirnya meninggalkan kediaman Eka. Ia bergegas menuju showroom milik Selena. ***Menempuh perjalanan selama dua puluh lima menit akhirnya Kinan dan Andra sampai di showroom milik Selena. Yah, meski hanya sekali Andra masih sangat mengingatnya karena hal itu yang paling berkesan buruk dalam ingatannya. "Yuk kita sudah sampai.""Eh tunggu, Mas. Itu showroom siapa? Punya Selena jiga?" tanya Kinan sembari menunjuk showroom yang ada di sebelah punya Selena. Lebih tepatnya milik Eka. "Gak tau Mas juga. soalnya dulu pas ke sini belum ada itu
"Ya salah sendiri kan resiko ditanggung sendiri. Lagian apa sih yang Mas lihat dari Selena? Cantik juga cantikan Mbak Eka. Yah meski dulu dia gendut tapi nyatanya sekarang dia berubah menjadi sedikit lebih langsing. Makanya, Mas, kerja yang benar. Aki sendiri juga dulu pernah melakukan kesalahan tapi aku tidak sampai berkhianat pada Kinan. Harga diri laki-laki itu dengan bekerja. Dengan begitu kita tidak akan diremehkan istri. Apa lagi modelan istrinya seperti Selena. Padahal yang kulihat Eka itu cinta mati lhi sama Mas. Yah biar pun kalau dilihat dia modelannya kayak yang cuek dan seperti itu tapi pada kenyataannya dia setia kan sama Mas yang pengangguran." Meski apa yang diucapkan Andra bisa memicu pertengkaran tapi Fatih sadar kalau yang diucapkan adiknya itu memang kenyataan. Namun, untuk menanggapinya seolah-olah Fatih enggan. Dia hanya bisa tersenyum getir. "Eh betewe kamu ada apa nyari aku sama Ibu?" tanya Fatih berusaha mengalihkan pembicaraan. "Emm aku hanya rindu sama ka
"Mas Andra? Kamu kok tau rumahku? Kamu pasti ke sini karena kangen sama aku kan? Iya kan, Mas? Ah … aku ini memang ngangenin banget tau. Ya ampun kok sama sih aku juga merindukanmu tau, Mas." Selena gemas melihat kehadiran Andra di rumahnya terlebih lagi sudah lama sebenarnya dia merindukan pria tampan itu. Selena begitu terpana akan sosok Andra yang lebih ganteng dan gagah daripada Fatih. Ditambah lagi sekarang Andra jauh lebih mapan ketimbang Fatih. Siapa pun wanita pasti akan terpesona dengan pria seperti itu terlebih lagi jika mapan. Tidak ada wanita yang sejatinya ingin diajak hidup susah. Namun, satu kata yang membuatnya rela demikian yakni, cinta. Selena pun duduk di sebelah Andra dan bergelayut manja. Ia sama sekali tak melihat kehadiran Kinan. Andra yang risih dengan kehadiran Selena yang bergayut di tangannya pun menepis tubuhnya agar menjauh dari Andra. "Heh, ngapain sih kamu. Pergi sana, risih tau nggak!" Andra geli saat Selena berusaha menggoda dirinya. Akan tetapi, Sel
"Keterlaluan kamu Selena!" Fatih terlihat marah. Tepatnya marah yang dibuat-buat. Ia berakting sungguh-sungguh agar Selena percaya kalau Fatih benar-benar marah dan cemburu. "Mas sumpah, ini nggak seperti yang kamu lihat Mas."Selena menggelengkan kepala, ia mengelak apa yang sudah terlihat oleh Fatih. "Sudahlah Sel, aku sudah melihat semuanya kok. Kalau kamu udah nggak suka aku, kembalikan aku kepada Ibuku. Bukan dengan cara kamu menggoda adikku seperti itu. Kamu kan masih punya suami Sel, juga Andra masih mempunyai istri. Lihat lah, apa kau tak melihat Kinan di sebelah Andra?" Fatih pura-pura merajuk. "Mas jangan gitu dong Mas, aku bakal lakuin apa pun asal kamu nggak ninggalin aku Mas." Selena merayu Fatih agar Fatih tak meninggalkannya. "Benar seperti itu? Kamu akan lakukan apa pun biar aku gak marah?" Selena mengangguk dengan cepat. "Iya, Mas. Aku akan lakukan apa pun. Ya maaf kalau tsdi aku begitu aku cuma bercanda aja yah sekalian ngetes Mas Andra.""Maksudnya?" tanya Ki
"Mas, tumben Ibu baik sama Kinan? Biasanya mereka berantem kalau ketemu?" Selena mencolek pinggang Fatih mencari jawaban. "Ibu sudah sadar, Sel, tak selamanya Ibu akan hidup. Ibu cuma mau kumpul sama anak-anaknya." Fatih berbicara ngasal. Sungguh, Fatih saat ini muak dengan Selena. ***"Mas, ini gaji kamu ya. Tepat lima juta. Aku sudah memenuhi janjiku." Selena memberikan amplop berisi gaji milik Fatih. Yah, hari itu adalah hari gajian bagi parq karyawan Selena termasuk juga Fatih. Selena tersenyum-senyum, ia kira Fatih akan memberikan seutuhnya uang itu untuknya. Akan tetapi, ia salah besar. Uang itu akan Fatih bagi untuk Nayra dan juga Bu Nuri. "Ya, Sel, terimakasih." Fatih menerima uang pemberian Selena. Ia lekas menarik uang lembaran berwarna merah sebanyak lima belas lembar untuk nafkahnya terhadap Selena. Selena mengerutkan dahinya. Meskipun tanpa nafkah dari Fatih pun Selena bisa menafkahi dirinya sendiri, tetapi ia juga berharap nafkah dari Fatih untuk dirinya. Bukankah h