"Anu Ndra, Ibu sama Fatih mau minta tolong kamu kita mau minjemin uang buat modal buka usaha." Fatih terbata saat mengucapkan tujuannya datang ke rumah Andra. "Gimana ya, Bu, aku nggak bisa mutusin ini sendiri. Tunggu Kinan dulu ya."Bu Nuri dan Fatih mengerti akan kondisi Andra saat itu. Karena memang mereka sudah jadi suami, istri, alangkah lebih baiknya memang dibicarakan berdua. "Ayo Mas, Bu, diminum dulu es teh nya. Pasti kalian haus kan panas-panas dari luar." Kinan meletakkan es itu di depan Bu Nuri dan jiga Fatih. "Makasih ya, Nan." Kinanti mengangguk. "Nan, kita ke sini berniat mau minjam uang sama kalian buat modal buka usaha. Apakah boleh, Nan?"Kinan memandang suaminya, Andra. "Kalau Kinan sih boleh-boleh saja, Bu. Tergantung Mas Andra nya bagaimana.""Aku boleh saja Bu, Mas, tapi bukannya Mas Fatih sudah enak hidup dengan Selena? Kenapa mau buka usaha segala? Toh kalian juga sudah punya usaha showroom kan?""Iya Ndra. Sebenarnya, aku berniat menceraikan Selana dan in
Ia pikir Fatih hanya menggertaknya saja sebab ia tak memiliki uang jika harus bercerai dengannya dan harus pindah dari sana. "Dasar pria kere gak tau diri dan benalu! Pergi kamu dari rumahku! Jangan bawa apa pun dari sini! Bawa saja baju-baju lusuhmu yang kamu bawa sebelum menikah denganku! Dasar sialan! Kamu juga wanita tua sialan matre! Pergi kalian dari rumahku, pergi!""Tanpa kamu usir pun kami akan pergi. Ayo, Bu, kita pergi dari sini. Hatiku sudah lega sudah menceraikan wanita tak berhati seperti dia." Fatih dan Bu Nuri pun masuk ke dalam rumah Selena untuk membereskan barang-barang mereka tanpa lagi menghiraukan umpatan-umpatan yang Selena lontarkan. "Mas Fatih aku pokoknya gak terima kamu perlakukan begini!"****Beberapa bulan kemudian setelah Andra dan Kinan membantu Fatih membuka usaha yang sama yaitu gerai ayam geprek, usaha yang dikelola Fatih kian hari kian ramai. Tentu saja mereka merasa senang karena usaha yang ia jalani tak sia-sia. Meski perlahan tapi pasti, pembel
'Sah'Satu kata yang terucap dari para saksi membuat Fatih dan Eka dapat bernapas lega. Eka mencium takzim tangan Fatih dan Fatih mencium pucuk kepala Eka dengan perasaan haru. Perasaan penuh cinta yang kembali menggebu tatkala ia harus kembali dengan istri dan anaknya. Fatih tak bisa mengungkapkan rasa bahagianya dengan kata-kata. Yang ada di hatinya hanya ia berjanji tidak akan melakukan kesalahan yang dulu pernah diperbuatnya. Keluarga dan para kerabat tersenyum bahagia. Akhirnya Eka dapat kembali menjalani rumah tangganya yang semula berantakan. Nayra pun kini memiliki sosok ayah yang sangat perhatian dan penyayang. Eka mencium tangan Fatih dengan penuh rasa haru. Pasalnya, ia tak menyangka kalau keluarganya utuh kembali setelah badai menerpa. Fatih mencium kening Eka dengan penuh kasih sayang. Fatih berjanji akan selalu mencintai dan menyayangi keluarga kecilnya itu. ***"Alhamdulillah, kita sekarang jadi keluarga kecil lagi." Kini Fatih dan Eka sudah berada di dalam kamar mi
Plak! Selena menampar Fatih, membuat semua orang yang ada di sana menoleh karena tamparan Selena cukup keras hingga menimbulkan suara. Para pengunjung diam untuk menyaksikan pertengkaran antara Selena dan Fatih. Lebih tepatnya Selena yang mencari gara-gara. Fatih tak merespon apa pun ucapan Selena. "Jawab Mas!" Selena membentak Fatih. Tentu saja membuat Eka yang sedang berada di ruangan pun keluar untuk melihat keributan apa yang terjadi di showroomnya. "Ada apa ini?" Semua orang menoleh ke arah Eka yang berjalan menghampiri keributan yang terjadi. "Oh oh oh, rupanya kita kedatangan tamu nih. Mas, kenapa nggak disuruh masuk sih tamu kita yang satu ini. Tamu spesial lho ini. Oh atau kalau perlu kita bawa saja dia ke kantor polisi karena sudah membuat keributan di tempatku? Gimana Mas menurutmu?" ucap Eka bergelayut manja di lengan Fatih lalu mencium pipi Fatih. Sontak saja Selena membelalakkan mata melihat adegan tersebut. Cemburu lebih tepatnya. Ia merasakan hawa panas menjalar
"Ah silahkan, silahkan.""Gak ada penghuninya kan?""Ah tidak, aku sendirian saja kok." Kedua sudut bibir Selena terus saja ia tarik ke atas. Betapa tidak? Dia sangat bahagia karena dipuji oleh pria tampan yang kini ada di dekatnya "Ups sayang sekali wanita secantik dirimu sendirian saja. Biarkanlah aku yang menemanimu di sini. Kamu gak keberatan kan?" Karena Selena yang sedang melayang karena pujian ditambah paras Ferdi terbilang tampan tentu saja membuat wanita itu mengangguk menyetujui penawaran Ferdi padanya. "Tentu saja, toh ini juga kosong kok." Selena tersipu malu mendengar pujian Fredi, lelaki yang baru saja ia kenal beberapa menit lalu. "Emm, ngomong-ngomong, kenapa kamu sendirian? Ke mana suami atau pacarmu mungkin?""Ah, aku single kok. Aku pun baru saja cerai dari mantan suamiku. Dia, dia lebih memilih pelakor jahanam itu dari pada aku." Selena menjual kesedihannya agar lelaki yang duduk dengannya itu merasa simpati. "Oh, maaf ya aku nggak tau." "It's oke, nggak apa
WAJAH ASLI KELUARGA SUAMIKU"Boleh silahkan kalau mau bawa pulang, buat Ibu-ibu yang lain juga boleh kok kalau mau bawa."Bu Eli yang diperbolehkan membawa pulang makanan tersebut pun memasukkan semua makanan yang ada di depan mata. Sehingga membuat para Ibu-ibu yang lain melongo melihat Bu Eli dengan semangat nya memasukkan semua makanan di kantong plastik. "Eh Bu Eli, jangan dihabiskan semuanya dong. Ibu-ibu yang lain kan nggak kebagian," protes Bu Siti. "Bu Siti ngapain sih, biarin aja. Mbak Kinan ngebolehin kok," ucap Bu Eli tak beralih pandangan dari makanan tersebut. Bu Nuri merampas makanan yang dimasukkan Bu Eli ke dalam kantong plastik lalu mengeluarkannya lagi. "Kok diambil sih, itu kan punya saya. Kalian kenapa pada ribet sih, orang yang punya aja ngebolehin kok." Bu Eli berusaha meraih plastik yang dirampas Bu Nuri. "Eh Bu, mbok ya inget sama yang lain. Meskipun Kinan ngebolehin tapi ya jangan serakah gitu. Berbagi lah sama yang lain. Tunggu sebentar, saya bagi dulu i
"Oke. Lima juta aja, kan?"Selena menyetujui untuk memberikan uang pinjaman pada Fredi tanpa pikir panjang. Lagi-lagi Selena beranggapan jika uang yang ia miliki akan memberikan cinta. Padahal Fredi hanya memanfaatkan Selena saja tentunya tanpa ia sadari."Iya, cuma lima juta kok. Buat wanita cantik dan sukses seperti kamu, uang segitu gak ada apa-apanya kan?"Fredi tampak kegirangan karena kali ini ia tak salah memilih mangsa. Baru kenal satu hari saja sudah mau meminjamkan uang lima juta rupiah. Padahal mereka hanya kenal sebatas wajah dan nama semata. Selain itu, Selena tidak tahu menahu tentang Fredi."Aku cuma sedang punya uang lebih dan kasihan sama kamu, Fredi."Dengan segera Selena merogoh tas dan mengeluarkan sejumlah uang seratus ribuan, sesuai dengan yang diminta oleh Fredi. Pandangan Fredi tidak lepas dari lembaran uang tersebut saat Selena menghitungnya."Nih, lima juta. Kamu boleh hitung ulang," ucap Selena menyodorkan uang tersebut."Gak usah, aku percaya kok sama kamu.
"Maaf, Tante. Sebaiknya kamu pergi aja dari sini. Bos kami gak sudi liat mukamu apalagi dengar ocehan gak bermutu dari mulut kotormu itu."Karyawan wanita itu mengusir Selana dengan tidka terhormat. Terbilang cukup berani untuk ukuran seorang karyawan. Bukan tanpa alasan, ia tahu betul apa yang terjadi di antara Eka dan Selena."Apa?! Tante?! Dasar orang rendahan. Beraninya kamu ngatain aku!"Selena mengangkat tangan dan bersiap hendak memberi pelajaran kepada karyawan itu. Namun, dengan sigap karyawan itu menangkap tangan Selena dan mendorongnya ke belakang hingga mundur beberapa langkah."Kamu gak apa-apa kan?" tanya Fatih kepada Eka. Sungguh Fatih tidak ingin lagi terlibat dengan Selena. Tidak dirinya maupun istrinya.Selena tercengang dan menatap Eka dan Fatih dengan kesal. Padahal ia yang didorong hingga hampir terjatuh, tetapi Fatih justru mengkhawatirkan Eka."Kamu gak apa-apa kan?" tanya Ferdi yang segera menangkap tubuh Selena agar tidak terjatuh. "Lebih baik kita pergi aja d