Ini hari pertama Dandi kembali meninjau beberapa perusahaan milik keluarga Diningrat yang memang sejauh ini diawasi oleh Suci dan Frans.Setelah berkeliling Jakarta, mendatangi satu persatu perusahaan milik keluarganya, kini waktunya Dandi bertolak munuju puncak untuk meninjau keadaan Hotel yang selama ini dikelola oleh Mars.Hotel Butterfly milik Dandi berkembang pesat dan ramai pengunjung setiap harinya. Semua karena harga yang mereka tawarkan untuk para pengunjung relatif murah dengan segala fasilitas mewah kelas atas yang mencukupi.Belum lagi soal pelayanan yang oke punya dan beberapa menu makanan yang memang berbeda rasa dari yang lain, di mana salah satunya adalah menu nasi goreng Planet usungan Mars di Kafe Butterfly.Menu Nasi Goreng Planet laris manis setiap hari dan menjadi menu favorit bagi para pengunjung hotel.Bahkan tak tanggung-tanggung, omset penjualan nasi goreng Planet kadang melebihi omset yang diperoleh dari omset utama Hotel di penginapan.Hari itu, Dandi didamp
Sore itu, karena waktu bekerja Jasmine sudah selesai, lalu Jasmine pamit izin pulang pada Suci, tanpa disangka, Suci justru malah ingin ikut dengan Jasmine untuk mampir ke kost-kostan Jasmine yang letaknya tak jauh dari area Hotel.Saat itu, Suci hanya meminta izin pada Dandi melalui pesan singkat yang dia kirimkan pada sang Kakak.Merasa suntuk setelah seharian ini terus bekerja, Suci hanya ingin mencari angin segar di luar. Menikmati pesona alam puncak lebih dekat.Sebelum pulang, Jasmine sempat mengajak Suci mampir ke resto Hotel, karena Jasmine hendak memesan nasi goreng Planet untuk menu makan malamnya nanti."Biasanya kalau udah di kostan, gue males keluar. Apalagi kalau udah malem di sini tuh dingin banget kan, makanya gue langsung sekalian beli makan aja sambil jalan pulang," ucap Jasmine bercerita. "Btw, lo juga udah gue pesenin satu porsi, nanti kita makan bareng aja di kostan nasi gorengnya. Yakin deh, lo pasti bakal ketagihan," tambah Jasmine yang memang sangat menyukai na
Setelah mendapat nomor ponsel Tere, lalu Suci menghubungi sang sahabat, kini, setelah satu minggu berlalu pasca mereka mulai kembali berhubungan, Suci dan Tere pun akhirnya memiliki waktu untuk bersua.Bertempat di salah satu mall elit di kawasan Jakarta Pusat, Suci tampak menunggu kedatangan Tere di salah satu restoran cepat saji yang terdapat di dalam mall.Hari ini kebetulan wekkend dan Suci sedang tidak ke kantor. Itulah sebabnya, Suci turut membawa serta baby kembarnya yang kini sudah dia beri nama Yohan dan Yolanda.Meninggalkan Yohan dan Yolanda sejenak bersama para pengasuh yang menjaga mereka di salah satu wahana bermain khusus bayi, Suci meluangkan waktu untuk bertemu dengan Tere.Setelah kurang lebih lima belas menit menunggu, akhirnya Tere pun datang juga.Melihat kondisi Tere yang tengah mengandung, Suci jelas terpekik girang."Ya ampun, Re? Lo isi? Berapa bulan?" tanya Suci antusias."Jalan enam," jawab Tere sumringah usai dirinya dan Suci saling cipika-cipiki dan berpel
Rencana Dandi untuk mempertemukan Suci dengan Mars gagal hari itu, dikarenakan Suci yang tak kunjung muncul ke ruang kerja Dandi.Nyatanya, Suci malah mampir ke kost-kostan Jasmine, yang baru Dandi ketahui adalah teman kuliah Suci dulu.Jadilah, Dandi pun kini harus kembali memutar otak mencari waktu yang tepat untuk mempertemukan kembali Suci dengan Mars secara kebetulan, karena Suci yang memang terus saja berkelit setiap kali Dandi mengajak sang adik menemui Mars.Dan kedekatan yang terjalin di antara Suci dengan Gio akhir-akhir ini justru membuat Dandi jadi semakin pusing tujuh keliling.Alhasil, usai berembuk bersama Adiba dan Frans, akhirnya, Dandi dkk memutuskan untuk mempertemukan Mars dan Suci di acara makan malam keluarga di mana Dandi dan Adiba hendak merayakan anniversary pernikahan mereka.Menyiapkan segalanya dengan matang, Dandi tentu tak ingin rencananya kali ini gagal lagi.Lelaki itu bahkan rela mengeluarkan kocek dengan jumlah fantastis hanya untuk menyewa sebuah res
Sama halnya dengan apa yang Dandi katakan pada Mars soal rencana perayaan Anniversary pernikahannya dengan Adiba, hari ini, Dandi meminta Suci datang ke Resto Tazima begitu pekerjaannya di kantor selesai.Suci yang memang tak tahu menahu kapan tepatnya Dandi dan Adiba menikah, jelas menyambut antusias rencana Dandi untuk memberikan surprise pada sang istri."Nanti, kalau kamu udah selesai nyalon sama Diba, kamu langsung aja ajak Adiba ke Resto Tazima, ya? Kakak mau ke toko perhiasan dulu beli hadiah untuk Diba," tutur Dandi di telepon saat itu."Ish, lagian ngasih info dadakan begini, tau gitu kan Suci pulang aja dari tadi siang, biar bisa langsung nyalon sama Mba Diba. Kakak nggak tau aja, kalau cewek nyalon kan lama?" Gerutu Suci di seberang yang sedikit kesal karena Dandi baru memberitahu perihal acara surprise ini saat hari sudah menjelang sore."Nggak apa-apa, kan acaranya malem. Sekarang Diba udah di salon langganan kalian kok, kamu nyusul aja ke sana. Adiba juga udah beliin kam
Bagi Mars, menunggu itu membosankan.Terlebih jika dia harus menunggu sendirian.Setelah berpuluh pesan dia kirim pada Dandi, serta beberapa kali panggilan, sayangnya telepon itu tak juga dijawab oleh si pemilik nomor.Alhasil, Mars hanya bisa pasrah menunggu kedatangan Dandi beserta keluarganya di restoran sepi ini.Tak habis pikir dengan apa yang sebenarnya Dandi rencanakan untuk istrinya, Mars hanya heran, kenapa Dandi justru mengundangnya untuk datang ke resto ini jika memang Dandi mau melewati Dinner romantis berdua dengan Adiba saja?Terkadang, jalan pikiran Dandi itu memang sulit ditebak. Tidak hanya sikapnya saja yang absurd tapi pikirannya juga.Mars masih terdiam di tempat duduknya di meja kecil yang memang hanya pas untuk dua orang saja.Menatap hidangan lezat yang terdapat di sana satu persatu meski, Mars tak sama sekali berani untuk menyicipinya karena ini jelas bukan acara pribadinya. Lagi pula, dari cara penyajian dan bentuknya yang begitu cantik saja, Mars sudah bisa m
"Suci?" gumam Mars masih dengan tatapannya yang lekat tertuju lurus ke arah Suci.Masih dalam keadaan percaya dan tidak atas apa yang dilihatnya, Mars terus berpikir bahwa ini memang hanya halusinasi semata. Hanya saja, tatapan sendu Suci seperti belati saat itu. Mars bisa merasakan rasa sakit yang begitu hebat dibalik tatapan itu.Mars hendak melangkah untuk mendekat, namun pergerakan Suci yang waspada hingga memundurkan langkahnya, membuat Mars paham bahwa apa yang dia lihat memang nyata.Suci benar-benar nyata ada di hadapannya, sekarang.Saat Mars sadar bahwa Suci tak lagi berjalan dengan bantuan tongkat, Mars pun berpikir, apa itu artinya..."Kamu, sudah bisa melihat?" tanya Mars langsung yang jadi urung melangkah.Menelan salivanya dengan susah payah, Suci tak juga bereaksi apa pun selain langkah mundur yang dia ambil tadi sebagai isyarat agar Mars tak mendekatinya.Wanita itu terlalu bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi.Kenapa Mars bisa ada di sini?Kemana Mba Adiba?Dan
"Kamu pun memiliki seorang adik perempuan, Mars. Hitta, adikmu kan? Dan, apa yang akan kamu lakukan jika posisi Hitta ada di posisiku? Hamil dari seorang lelaki yang dia pikir adalah suaminya saat dia dalam keadaan buta dan hilang ingatan? Coba katakan? Apa yang akan kamu lakukan, Mars? JAWAB!""PASTINYA, MARS AKAN MELAKUKAN HAL YANG SAMA SEPERTI APA YANG KINI KAKAK LAKUKAN, SUCI!"Dan teriakan Dandi dari arah pintu utama memecah keheningan di antara Mars dan Suci, hingga kedua manusia itu pun reflek menoleh ke arah suara.Dilihatnya Dandi berjalan bersama Adiba meniti langkah di atas karpet merah yang tadi dilalui Mars dan Suci."Maaf atas semua sandiwara dan kebohongan yang sudah kakak lakukan sejauh ini padamu, juga pada Mars. Tapi, kami melakukan itu bukan tanpa alasan," Dandi melanjutkan kalimatnya begitu dirinya kini sudah berdiri berhadapan dengan Suci dan Mars.Tatapan Dandi kini tertuju lurus ke arah Suci, sebelum akhirnya, dia kembali berkata, "Kakak sudah pernah bilangkan,