Share

PEWARIS YANG SESUNGGUHNYA

PEWARIS SESUNGGUHNYA

Prosesi pemakaman, Wicaksana telah selesai, doa bersama pun sudah di laksanakan. Gunawan hendak pamit untuk pulang.

“Mah, Pah… bolehkan aku menemani, ibu Rianti dulu?” pinta Renata.

“Tentu, sayang… kamu boleh di sini dulu,” jawab Martha.

“Terimakasih, Mah, aku titip Arkana sama Mama.”

“Jangan kahwatir, Arkana aman bersama Mama.”

“Rey, Bima… Om titip Renata,” ujar Gunawan.

Seperti di komando dua lelaki tersebut mengatakan siap secara bersamaan.

“Re… kenlakan, ini putra ayah Wicaksana yang paling kecil, tapi body paling besar, namanya, Rio,” tutur Bimantara, sambil terkekeh memeprkenalkan Rio kepada Renata.

“Hai, Rio,” sapa Renata.

“Rio, kamu ingat? Anak perempuan yang sering kali ibu ceritakan?” sambung Bimantara.

“Jadi?” ucap Rio sambil memperhatikan, Renata.

Bimantara hanya mengangguk, untuk meyakinkan, Rio jika yang ada di hadapannya adalah sang kaka.
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status