WANITA PANGGILAN 12 A
Oleh: Kenong Auliya Zhafira
Bayangan tentang bertemu kembali dengan seseorang dari masa lalu, bisa saja memporak-porandakan masa depan yang hampir terwujud. Berbagai sakit, pedih, dan air mata mewarnai perjuangan yang tidak seberapa. Rasa penyesalan bisa saja menjadi batu yang akan menjatuhkan langkah tanpa disadari.
Marvin belum tahu harus bersikap bagaimana jika memang benar dipertemukan dengan Yesha saat ini. Minta maaf mungkin akan menjadi hal menjenuhkan bagi wanita yang pernah tersakiti. Namun, hanya hal itu yang bisa dilakukan oleh Marvin saat ini. Meskipun hatinya tahu, kalau Yesha kemungkinan tidak pernah akan memberinya kata maaf.
Dirinya sadar kesalahan yang dulu memang sangat fatal, hingga membuat Yesha menghilang dari pandangan tanpa kabar. Padahal dulu hidup serasa milik
WANITA PANGGILAN 12 B Oleh: Kenong Auliya Zhafira Bertemu dengan Marvin malah semakin menambah rasa khawatir akan Mayasha. Jika itu benar dirinya, maka sebagai pria yang baru saja memintanya berjuang, maka ia akan berusaha membuang semua ingatan luka dan mengganti dengan senyum bahagia. Meskipun Lian sadar hal itu mungkin akan sulit karena ulah sang ibu nantinya. Marvin menatap punggung Lian yang menghilang. Ucapannya memang tidak salah. Tidak seharusnya mencari kembali hati yang sudah pergi. Akan tetapi, hati merasa bersalah telah menancapkan luka pada tubuh lemahnya. Berharap mendapat jawaban lebih dari Lian, ternyata hanya sekedar angan semata. Marvin mengacak rambutnya kasar, lalu berdiri dan kembali melajukan motornya ke rumah. Mungkin memang dirinya harus mencari tahu sendiri siapa wanita itu, tetapi tidak sekarang. Untuk beber
WANITA PANGGILAN 13 AOleh: Kenong Auliya ZhafiraMengetahui orang terdekat menjadi penyebab kesakitan wanita yang ingin dimiliki menjadi emosi tersendiri bagi seorang Lian Erza. Ia tidak bisa membayangkan bagaimana perasaan Mayasha ketika melihat kekasihnya bercum-bu dengan sahabatnya sendiri.Dirinya yang seorang pria saja rasanya sakit dan ingin memaki diri sendiri. Apalagi untuk seorang wanita. Hati Mayasha pasti sangat kesakitan hingga memilih jalan berkelok. Bahkan membuat cara untuk melupakan meski mengorbankan segalanya.Lian merutuki diri sendiri mempunyai sahabat breng-sek seperti Marvin. Gara-gara egonya sendiri harus menelan mimpi suci wanita dan dirinya. Mungkin lain kali beberapa pukulan harus mendarat kembali di wajahnya.Ketika lamunan itu menyayat hati, suara panggilan dari seberang telep
WANITA PANGGILAN 13 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraElena semakin curiga kalau terjadi sesuatu dengan tamu semalam. Rasa penasaran siapa Erza hingga membuat Mayasha menjadi seperti orang linglung."Tamu semalam namanya Erza, kan? Cerita dong, May ... jangan bikin aku penasaran. Atau jangan-jangan, ini ada hubungannya sama Lian?" tebak Elena.Mayasha tersenyum, wanita di depannya memang selalu bisa menebak pikirannya. Karena itulah persahabatan ini bisa terjalin hingga sekarang, meskipun searah dalam hal yang tidak masuk akal."Semalam yang gantiin itu Lian. Kan, namanya Lian Erza," jawab Mayasha sambil mengambil buah apel dan memakannya.Elena mulai mengerti. Ternyata seorang Mayasha telah bertekuk lutut pada pria seperti Lian. Elena akui, wajah Lian lumayan tampan, belum lagi sepertinya dari keluarga berada. Apab
WANITA PANGGILAN 14 A Oleh: Kenong Auliya Zhafira Hubungan yang belum pernah dimulai karena masih menunggu jawaban akan selalu berakhir kegelisahan. Apalagi jika sudah ada tuntutan membawanya ke ranah keluarga. Bisa dipastikan akan mencari alasan untuk mengulur waktu hingga saatnya tiba. Lian pura-pura meneguk minumannya untuk menghilangkan rasa gugupnya. Tatapan sang ibu terlihat menyeramkan. Padahal baru kemarin mengiba untuk melanjutkan hubungan dengan Keya. Akan tetapi, setelah tahu alasannya, sang ibu terlihat tanpa beban menyuruh membawa Mayasha ke hadapannya. Ucapan Mayasha malam itu mendadak terngiang di kepala. Kemungkinan status pekerjaanya menjadi penghalang akan nyata terjadi. Lian tahu kalau pengalaman sang ibu mungkin masih membekas dalam benaknya. Mungkin itu akan memicu pertentangan demi alasan ingin me
WANITA PANGGILAN 14 B Oleh: Kenong Auliya Zhafira "Masuk aja." Suara Lian terdengar begitu jelas di rungu wanita yang tengah menyembunyikan undangan di balik punggung. Perlahan, Keya melangkah lebih dekat menuju meja pria yang dulu pernah memikatnya. "A--aku mau ngasih ini," ujar Keya sambil meletakkan satu undangan di hadapan Lian. Pria yang pernah mengajak serius itu hanya menatap undangan di meja. Semisal tanpa undangan pun, dirinya memang sudah niat untuk menghadiri pernikahan Marvin. Ia akan membuktikan kalau hatinya sekuat baja setelah ditinggal Keya dan dikhianati sabahat sendiri. "Terima kasih. Aku pasti datang biar nanti kamu kepikiran terus di setiap malam," jawab Lian sembari tersenyum sinis. Keya terdiam, tidak menanggapi ucapan pria di depannya. Selama mengenal
WANITA PANGGILAN 15 A Oleh: Kenong Auliya Zhafira Pikiran bisa saja kotor apabila sesuatu yang tengah ditunggu tidak kunjung menyapa. Berbagai prasangka seakan menakutkan nyali sendiri untuk satu hal yang telah berani dimulai. Amarah dan emosi terpaksa mengalah demi keinginan. Lian sebisa mungkin menahan dadanya yang mulai bergemuruh. Ponsel yang masih tidak berkedip atau bergetar diletakkan begitu saja di tempat tidur. Bayangan Mayasha menerima tamu lain selain dirinya malam ini sangat menyiska batinnya. Namun, dirinya sama sekali tidak berhak meminta lebih sebelum tawaran itu mendapat jawaban. Padahal jika mendapat jawaban, ia akan suka rela membiayai hidup Mayasha tanpa kurang satu apa pun. Karena nalurinya tidak pernah membiarkan wanitanya kekurangan kasih sayang dan materi. Bahkan ia bersedia menjadi garda terdepan untuk membela st
WANITA PANGGILAN 15 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraSetelah membalas pesan Mayasha, Lian bangkit untuk bersiap-siap lari pagi seperti biasanya. Karena suasana hati sedang gembira, mungkin cukup satu kali keliling kompleks.Udara dingin langsung menembus pori-pori kulitnya. Telapak tangan pun mengepal erat ketika mulai menyusuri jalanan. Tubuh sehat dan bugar adalah salah satu modal kedua setelah wajah.Hari ini mungkin keberuntungan Lian, karena tidak bertemu dengan Marvin. Ia pasti tengah sibuk mempersiapkan pernikahannya. Padahal kalau bertemu, Lian ingin memukulnya sekali lagi.Peluh sebesar biji jagung membasahi kening. Detak jantung pun berubah semakin cepat. Lian memilih untuk pulang dan menyudahi lari paginya. Duduk selonjoran di depan teras sembari menunggu keringat mengering. Setelah kondisi lumayan aman, Lian langsung
WANITA PANGGILAN 16 A Oleh: Kenong Auliya Zhafira Ketika orang jatuh cinta maka ia akan dengan suka reka ikut menanggung beban jiwa sang kekasih. Bahkan tubuhnya bersedia menjadi tameng dari segala hantaman badai dunia. Ia juga akan berjuang sekuat tenaga membuat sang kekasih tersenyum. Tangan dan pundak selalu siap apabila sang kekasih membutuhkan sandaran. Seperti itulah perasaan yang ditawarkan Lian untuk wanita bernama Mayasha. Lian sendiri tidak tahu seberapa besar cinta yang ingin diberikan, tetapi melihat Mayasha gelisah dan bimbang seakan membuat riuh kepalanya. Lian memilih menulis pesan sebelum matanya menutup karena rasa kantuk. Biarlah lelahnya raga terabai sejenak, asal dirinya bisa memastikan keadaan Mayasha baik-baik saja. Lian [Kuburlah masa lalu itu sedalam mungkin.