Share

Bab 14

"Wi, makan dulu. Jangan melamun terus, kasihan Arum." ucap Ibu sembari mengambilkan nasi diatas piring yang ada di hadapanku.

"Iya, Bu. Arum tadi udah kenyang, jadi dia dah tidur pules." Aku menoleh ke arah putri kecilku yang tengah tertidur di ruang tengah dekat dengan meja tivi.

"Kamu yang sabar! Veri itu memang kebangetan kok, istrinya sudah mau kerja bantu-bantu nyari duit malah dianya nyeleweng nggak bener," tutur Ibu sembari memasukan sendok pada mulut.

Aku hanya memainkan sendok dan menatap nasi beserta lauk yang menggugah selera seperti biasa. Namun rasa lapar dan juga nafsu makan yang biasanya sudah menguap begitu saja. Seiring menguapnya perasaan ini pada Mas Veri. Lelaki itu benar-benar pintar bersilat lidah. Dan juga pintar memainkan sandiwaranya dengan apik.

Ya Tuhan, lelaki itu masih saja menempati pikiranku. Tiap kali aku melakukan aktivitas pasti ingat dia. Saat aku makan pasti ingat dia. Bagaimanapun dia adalah Ayah biologis Arum. Jadi hal wajar jika hatiku masih saja
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status