Share

Bab 75

Aku hendak menghampiri Riska yang sedang membetulkan bajunya, namun tanganku dicengkeram oleh Mbak Imah.

"Tunggu dulu. Lihat gimana reaksi Lian."

Kami memang berada di belokan yang mau ke rumah, itu sebabnya tak terlalu kelihatan. Kulihat Riska berjalan masuk dan berdiri di emperan bengkel.

"Mau ngapain lagi, ulet keket itu," ucapku.

"Sabar, Fir. Kita lihat dulu, Lian selama ini diem karena ada kamu, atau memang karena males sama dia. Betul nggak, Kak Ratih?" ucap Mbak Imah sambil menyenggol lengan Kak Ratih.

"Ish, ribet kalian itu. Udah ah, aku mau masuk aja. Laper, nih."

"Helmi!"

Mas Helmi langsung mengurungkan niatnya begitu melihat kedua mata Mbak Imah melotot lebar. Aku pun terkekeh dibuatnya. Aku fokus lagi melihat ke depan. Kulihat Mas Lian keluar dari bengkel dan menghampiri Riska.

Hampir saja aku teriak, kalau Kak Ratih tak membekap mulutku. Bagaimana aku tak berteriak? Di depan sana, Riska dengan gaya centilnya malah memegang lengan suamiku. Ish, rasanya aku tak rela!
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status