Share

Bab 25

"Jadi, wanita yang kamu lamar itu, Khanza?" tanyaku pada Aidan.

Kini kami tengah duduk berdua di teras depan rumah Ustadz Hakim. Kami sengaja keluar rumah untuk memberi ruang pada orang tuaku dan mamanya Khanza untuk berbincang. Sedangkan mantan istriku tersebut masih belum nampak. Entah memang sedang sibuk dengan Umi Salamah atau sengaja menghindariku.

Ternyata kedatangan Aidan tidak hanya berdua dengan Khanza. Aku sempat berpikiran buruk tentang mereka yang hanya berduaan selama di perjalanan, sedangkan jelas mereka bukan mahram. Namun, setelah tahu mantan mertuaku ikut serta, aku merasa malu karena telah berpikiran yang tidak-tidak.

"Dari mana kamu tahu kalau aku akan melamar seseorang?" Ia mengerutkan dahi.

"Dari Najwa. Kemarin, kami sempat mengobrol sebentar," terangku.

Aidan tersenyum getir, sangat jauh dari dugaanku tentangnya yang pasti tengah berbahagia. Bukankah kedatangannya menemani Khanza dan Mama Alice ke sini dan itu pertanda bahwa lamarannya diterima?

"Ya, aku mem
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Izha Effendi
klw ssmpai lo balikin kanza dan emir,itu tanda nyaa si kanza memasuki lubang yg sama tu thor,jgn jdi bodoh cuma gara2 cinta.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status