Share

Adinda bertamu

***

"Ada apa, Mas?"

Hazel menghela napas panjang. "Adinda," jawabnya jengah. "Dia mengirim pesan?"

Helena menerima ponsel dari tangan Hazel. Benar saja, sebuah pesan datang dari nomor tidak dikenal. "Sepertinya memang Adinda," sahut Helena tenang. "Pesan-pesan teror seperti ini tidak mempan buatku, Mas. Apa yang kamu pikirkan?"

"Aku bukan perempuan kemarin sore, Mas," kata Helena lagi. "Sekalipun jika yang Adinda katakan itu benar, itu juga bukan urusanku. Itu adalah bagian masa lalu kalian. Sama seperti kamu yang tidak mempermasalahkan masa laluku dengan Mas Andra."

"Kamu bukan bekas, Len."

"Aku tau, Mas," sahut Helena lembut. "Aku tau kalau kamu tidak akan menganggapku seperti itu, Mas. Tenanglah!"

Hazel mengembuskan napas lega. Mama Nela tersenyum melihat kedewasaan pada diri Helena dan Hazel.

"Kalau ada masalah apapun itu, kamu harus terbuka pada Hazel, Len. Begitupun sebaliknya," kata Mama Nela menasehati. "Membangun rumah tangga itu artinya kalian berdua siap berbagi suka dan du
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status