Share

Bab 8 Rekaman CCTV

Tidak tahu kenapa, Alex masih mempertahankan Shiera di sisinya. Jangan-jangan, semua itu karena Shiera takut dengan Alex. Selain itu, Shiera juga tidak berani seagresif asisten maniak yang sebelumnya itu.

Kevin merasa kemungkinan itu sangat besar.

Shiera berbalik dengan gugup dan berkata, "Aku baru ingat ada barangku yang terjatuh, lebih baik aku naik lift staf saja!"

Setelah berbohong, dia berencana langsung kabur.

"Menyuruhmu masuk, ya masuk!" ucap Alex dengan nada dingin.

Shiera "..."

Bos besar sudah angkat bicara, Shiera juga tidak bisa melawan. Hanya bisa mengikutinya masuk ke dalam lift.

Lift pun naik secara perlahan-lahan, Shiera berdiri di sebelah kiri Alex, bagian belakang punggung Shiera langsung menempel di lift, sebisa mungkin dia menyempitkan dirinya sendiri.

Alex menatap Shiera sambil mengerutkan kening, "Pergilah ke departemen keuangan untuk mengambil laporannya kemari."

"Baik," jawab Shiera dengan tubuh berdiri tegak.

Setelah lift terbuka tepat di lantai departemen keuangan, Shiera dengan secepat kilat langsung keluar, seperti sedang melarikan diri.

Alex, "..."

Kevin, "..."

Ketika lift tertutup kembali, mata Alex terpancar aura dingin yang sangat kuat.

Kevin dapat merasakan tekanan atmosfer mulai meninggi, dia tidak mengerti kenapa Alex marah lagi.

Dulu saat Shiera di sekolah, pelajaran olahraganya lumayan bagus.

Shiera berdiri di koridor ruang departemen keuangan, dia terus mengelus-elus dadanya sampai dia merasa tenang.

Seseorang memang harus taat pada peraturan, agar kelak dia tidak berani diam-diam menggunakan lift khusus yang dipakai oleh Direktur lagi.

Setelah mendapatkan laporan, Shiera mulai mengatur suasana hatinya sebelum masuk ke dalam ruangan Direktur dengan laporan yang sudah ada di tangannya. Saat hendak masuk ke dalam ruangan, Shiera malah dipanggil oleh Kevin.

"Shiera, kamu ke ruanganku sebentar, ada sesuatu yang mau aku tanyakan padamu."

"Tapi Tuan Alex tadi menyuruhku ...."

"Tuan Alex sudah pergi rapat,” kata Kevin menyela Shiera.

Shiera sekilas menolehkan padangannya ke dalam ruangan Direktur lalu menganggukkan kepalanya dan mengikuti Kevin.

Setelah tiba di ruangan, Kevin berkata, "Tutup pintunya."

"Baik," jawab Shiera.

Selesai menutup pintu, Shiera pun berdiri tepat di depan meja kerja Kevin.

Kevin mengisyaratkan tangannya, mempersilahkan dia duduk dan Shiera pun telah duduk.

Shiera bertanya, "Tuan Kevin, ada yang bisa aku bantu?"

Kevin tidak langsung merespon, tetapi dia menyulutkan sebatang rokok dan suasana di ruangan menjadi sangat hening.

Dulu saat Shiera baru masuk ke perusahaan, dia berpikir Kevin tidak seperti seorang pekerja biasa, tetapi lebih mirip anak orang kaya.

Sekarang, perasaan itu semakin kuat.

Kevin mengisap rokoknya dan berkata, "Tuan Alex mengatakan kamu memeriksa rekaman CCTV pada kejadian malam itu di Hotel Angkasa Internasional?"

Shiera "..."

Pertanyaan yang mendadak ini membuat Shiera terkejut, sampai-sampai laporan yang ada di tangannya pun terjatuh ke lantai.

Awalnya, suasana hati Shiera sudah mulai meredam saat keluar dari departemen keuangan, sekarang malah jadi tidak terkontrol.

Dengan panik Shiera membungkukkan badannya mengambil laporan yang tadinya jatuh ke lantai.

Melihat Shiera begitu gugup, Kevin pun mengerutkan keningnya.

Setelah Shiera memungut laporan tersebut dia menganggukkan kepala dan berkata, "Iya, Tuan Alex bilang dia mau mencari seseorang, jadi aku pergi mencari tahu."

"Benar. Memangnya tidak ada orang yang masuk ke dalam kamar Tuan Alex?" tanya Kevin.

"Tidak ada!" jawab Shiera sambil menganggukkan kepala.

Namun, dia tidak dapat membayangkan dirinya yang sekarang, wajahnya pucat dan jantungnya serasa hampir berhenti berdetak karena kekurangan darah.

Kevin menatap Shiera dengan pandangan yang tajam seolah dia bisa menembus ke dalam pikirannya.

Melihat kevin terus memandangnya, Shiera merasa semakin panik, tetapi mengingat kesulitan yang dia dan Rachel Grey alami.

Dengan yakin, Shiera menjawab, "Aku sudah periksa dari awal sampai akhir."

"Benar, 'kah?"

Nada bicara Kevin semakin dalam.

Kevin mengalihkan pandangannya ke batang rokok yang dinyalakan sebelumnya lalu dia berkata, "Ini sangat aneh. Sebenarnya pada malam itu, memang ada wanita dalam kamar Tuan Alex."

Napas Shiera terengah-engah.

Wajah kecilnya menjadi semakin pucat.

Shiera seperti ingin menghilang saja dari dunia ini. Kevin meneruskan pembicaraannya, "Setelah kamu melihat rekaman CCTV, lalu apa yang kamu lakukan lagi?"

"Tidak ada lagi, setelah aku cek dan tidak ada kejanggalan lalu aku pun pergi!"

Pandangan Kevin makin tajam saat melihat Shiera.

Shiera merasa semakin takut rahasianya terbongkar kalau dipandang terus oleh Kevin.

Karena Shiera dan Rachel bukan hanya sudah melihat rekaman CCTV itu, malah mereka telah memusnahkan rekaman CCTV tersebut.

Rachel bahkan memberikan uang 20 juta pada satpam sebagai uang tutup mulut.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status