Beberapa karyawan di tempat Vicky mulai merasa aneh dengan sikap Vicky, akhir-akhir ini Vicky terlihat terburu-buru dalam memberikan materi kepada mereka. Devita yang sudah sangat mengenal Vicky pun juga merasakan hal yang sama.Devita merasa jika Vicky mempercepat beberapa langkah dalam memberikan materi dan arahan kepada bawahannya, bagi Devita itu terasa seperti Vicky akan meninggalkan mereka.Apa yang dikhawatirkan Devita memang benar, dua minggu lagi Vicky akan mengundurkan diri dan meninggalkan Prakarsa Wira Kanigara , oleh karena itu Vicky mempercepat progres pembelajaran karyawannya sebagai hadiah kenang-kenangan darinya.Sesaat setelah Vicky mengakhiri meeting, ponsel Vicky berdering, dia melihat nama Raka di layar ponselnya.“Hal-”“Vicky Kakek Efendi...,” sela Raka yang langsung memotong ucapan Vicky di selingi suara isak tangis.Vicky menunduk, matanya berkaca-kaca, dia langsung dapat mengetahui apa yang ingin disampaikan oleh Raka.“Saudaraku... aku mengerti, aku akan lan
Vicky tampak kaget ketika bertemu dengan anak Tono yang ternyata adalah Nina, pegawai kasir yang selalu dia temui ketika mengunjungi Cafe Cool. Selama beberapa bulan ini hubungan Vicky dan Nina sudah sangat dekat, Vicky bahkan sudah menganggap Nina seperti adiknya sendiri, begitu pun sebaliknya, Nina juga sudah menganggap Vicky seperti Kakaknya sendiri.Beberapa bulan ini Nina sering bercerita kepada ayahnya jika dia memiliki teman pria yang sudah dia anggap seperti kakak sendiri.Tono selalu merasa was-was ketika mendengar itu, dia takut jika putrinya diperdaya oleh pria berengsek. Namun, hari ini akhirnya dia mengetahui jika pria yang dimaksud putrinya adalah Vicky.Keceriaan Nina ketika bertemu Vicky langsung sirna dan berubah menjadi tangisan, ketika diberitahu oleh ayahnya jika Efendi, orang yang dulu sering dia panggil kakek ternyata baru saja meninggal.Dalam perjalanan menuju kediaman Efendi, Nina terus menangis ketika mengingat kebaikan dan keramahan Kakek Efendi kepadanya.B
Di kediaman keluarga Dharma yang terletak di Bogor, Dimas menjelaskan status Vicky yang merupakan tunangan dari putri Aditya kepada Bima dan Utari. Kedua orang tua Vanya tercengang dan merasa kecewa ketika mengetahui jika Vicky adalah tunangan dari putri Aditya, namun setelah Dimas mengatakan jika pertunangan Vicky sudah dibatalkan, Bima dan Utari langsung bernafas lega. Mereka berdua tahu jika anak mereka sangat mencintai Vicky, mereka tidak bisa membayangkan bagaimana sedihnya putri kesayangan mereka, jika Vicky masih berstatus calon menantu keluarga Mahardika. Di rumah itu mereka saling bercerita, ketiga paman dan bibi Vicky juga ikut bergabung bersama mereka. Dari cerita yang mereka sampaikan, Vicky akhirnya bisa mengerti mengapa mereka semua terlihat saling mengenal satu sama lain. Dimas Dharma Kakek Vicky, Efendi Mahardika Kakek Manda, dan Radhika Harsa Kakek Vanya, merupakan tiga sahabat dekat, mereka bertiga juga yang menjadi cikal bakal berdirinya Dharma Prakarsa Grup. Ka
Vicky memacu mobilnya menuju tempat Vanya berada, dia ingin menjelaskan kesalahpahaman ini kepada Vanya, berkali-kali dia terlihat mengumpat dirinya sendiri. Dia menyesali kebodohannya yang tidak memberi tahu Vanya tentang pertunangannya sewaktu menginap di rumah Vanya.Bzzt... Bzzt...Ponsel Vicky bergetar, nama Barry muncul dilayar ponsel Vicky.“Tuan Muda, aku baru saja menerima telepon dari Tuan Vladimir di Rusia,” kata Barry.“Kakek Vladimir?” batin Vicky yang perlahan menepikan mobilnya.“Apa pesan dari Kakek?” Tanya Vicky.“Sudah waktunya Anda menjalani pelatihan bersama keluarga anda.”Deg!Vicky mengusap wajahnya, dia tahu suatu saat dia harus menjalani pelatihan keluarganya. Namun dia tidak menyangka jika waktu datangnya di saat yang kurang tepat seperti ini.“Apakah tidak bisa ditunda lagi?” Tanya Vicky berharap.“Iya Tuan Muda,” jawab Barry singkat.Vicky menghela nafas panjang, raut wajahnya terlihat sangat sedih.“Baiklah... Aku akan berangkat Jam 10 besok pagi,” balas
Setiap penerus keluarga Vladislav di wajibkan mengikuti pelatihan militer pada usia 18 tahun. Hal itu dikarenakan, selain mewarisi kekayaan, penerus keluarga Vladislav nantinya juga akan menjadi pemimpin Pasukan Salju Merah, pasukan militer yang dimiliki oleh keluarga Vladislav.Vicky seharusnya menjalani misi pelatihan ini dua tahun yang lalu, ketika dia tepat berusia 18 tahun, namun karena kepergian kedua orang tua Vicky yang tiba-tiba, membuat Vicky terpukul dan akhirnya Kakek Vicky memutuskan untuk menunda pelatihan Vicky.Sampai hari ini dimana Barry tiba-tiba menghubunginya, dan mengatakan sudah waktunya bagi Vicky untuk menjalankan pelatihan wajib ini.Pasukan ini sangat di hargai di dunia militer, akan terasa sangat memalukan jika pasukan elit milik keluarga Vladislav nantinya dipimpin oleh penerus yang tidak memiliki jam terbang di lapangan sama sekali.Walaupun namanya pelatihan, penerus keluarga Vladislav akan dikirim menjalankan misi yang nyata dan berbahaya di berbagai ne
Keesokan harinya, Vicky sudah siap menuju bandara, Barry baru saja melaporkan jika semua anak buahnya yang akan ikut dalam menjalankan misi sudah berangkat terlebih dahulu menggunakan pesawat komersial.Beberapa pria asing yang mengelola Hotel itu sudah berdiri di dekat pintu masuk. Vicky terlihat berbincang dengan mereka sebelum berangkat menuju bandara.Mobil Rolls-Royce berwarna putih yang biasa di gunakan pihak hotel untuk mengantar tamu VVIP sudah menunggu di depan pintu masuk hotel. Barry membuka pintu dan mempersilakan Tuan Mudanya untuk masuk.Tepat ketika Vicky akan masuk ke dalam mobil, tangannya tiba-tiba di pegang oleh seseorang.“Tuan Muda!” sapa orang itu yang ternyata adalah Eddy.Petugas keamanan hotel langsung bereaksi, mereka berlari menuju ke tempat Vicky karena melihat orang yang tidak dikenal sedang memegang tangan Tuan Muda mereka.Barry menunjukkan telapak tangannya ke petugas keamanan Hotel, dia memberi tanda jika Eddy bukan orang yang berbahaya.“Tuan muda, ap
Karena mengkhawatirkan kondisi Vanya, Adelia memutuskan untuk mengantar Vanya ke rumah orang tuanya. Kebetulan saat mereka tadi mengisi bahan bakar di SPBU, mereka sempat bertemu Eddy untuk meminta izin.Begitu mereka berhenti tepat di depan rumah orang tua Vanya, Bima dan Utari yang sudah mengenali suara mobil Vanya langsung bergegas keluar rumah dengan raut wajah yang cemas.Sejak kemarin mereka tidak bisa menghubungi nomor Vanya, mereka tahu jika terjadi sesuatu terhadap putrinya.Kedua orang tua Vanya tampak kaget ketika melihat wajah Vanya dengan mata yang sembab, dugaan mereka ternyata benar, telah terjadi sesuatu kepada putrinya.Utari langsung memeluk putrinya, dengan lembut dia merangkul putrinya masuk ke dalam rumah.“Nak Adelia, ada apa dengan Vanya?” tanya Bima dengan cemas.“Mari kita bicarakan di dalam rumah Paman,” jawab Adelia sembari berjalan masuk ke dalam rumah orang tua Vanya.Di ruang tamu mereka berempat duduk di sofa, Vanya terlihat memeluk ibunya. Sesekali air
Dua jam lagi pesawat Vicky akan tiba di Hawaii. Sebelum ke Rusia, Vicky di minta oleh Kakeknya untuk menghadiri acara pernikahan putra dari Gunnadi Barata, pria asal Indonesia yang sudah diangkat anak oleh Kakeknya.Dalam perjalanan, Barry menjelaskan sedikit latar belakang keluarga Gunnadi Barata kepada Vicky. Dia sedikit terkejut saat mengetahui jika Gunnadi Barata lebih dulu mengikrarkan persaudaraan dengan ayahnya sebelum diangkat anak oleh Kakeknya.“Jadi Paman Gunnadi ini dulu ikut bersama ayahku dalam misi wajib militer?” Tanya Vicky sembari menoleh ke Barry yang duduk tak jauh dari tempatnya.“Iya Tuan Muda,” jawab Barry.“Siapa nama putra Paman Gunnadi yang menikah?”“Tuan Ivan Barata, dan yang akan menjadi istrinya adalah Nona Nabila Pratama,” jawab Barry.“Kak Ivan dan Kak Nabila, baiklah aku akan mengingat nama keduanya,” ucap Vicky yang kembali bersandar di kursinya.Wajah Vanya kembali memenuhi pikiran Vicky. Walaupun sudah mempercayakan Vanya kepada Eddy, entah mengapa,