Share

Bahasa Hati

Usai mengajak Melati menikmati sarapan, Mala langsung pamit untuk kembali bekerja.

Lian sedang menunggu di depan ruangan Mala. Ia berusaha sekuat mungkin menahan rasa penasarannya tentang kehadiran Melati pagi-pagi sekali di lobi kantor, tempat Armala bekerja.

Sampai jam pulang, Lian tidak mendapatkan tanda-tanda Mala akan bercerita tentang Melati. Ia khawatir, jika gadis itu mempengaruhi Mala.

“Li, kita ke ATM sebentar.”

Lian hanya menoleh sesaat, lalu membelokkan mobilnya ke deretan swalayan. Di sana berdiri sebuah ATM bank swasta.

“Mau tarik tunai? Buat apa?” Lian memberanikan dirinya untukbertanya.

“Melati gak punya ATM. Tunggu sebentar, ya?”

Lian mengangguk, tanpa mengajukan pertanyaan lagi membiarkan Mala memasuki ATM. Meskipun rasa penasaranterbayar dengan satu baris kata sebagai jawaban, tetapi mengenai persoalan Maladengan Melati masih menjadi misteri baginya.

Lima menit kemudian, Mala masuk kembali ke mobil.

“Kita langsung ke kampusnya Melati, ya?”

Sekali lagi, Lian hanya m
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status