Share

Talak

Seperti biasa, Hesti tampak kikuk menghadapiku.Tak berselang lama, tampak mas Mirza dengan rambut yang acak-acakan keluar di belakang Hesti.

Oh ...! Aku tersenyum kecut. Kasihansekali diriku ini melihat pemandangan di depan mata. Suamiku baru saja keluar darikamar bersama maduku. Lalu tampak seperti habis bergumul. Ya Allah kuatkan.

“Dek,” panggil mas Mirza. Bagus, masih mengingatku rupanya. Aku membuang pandangan.

Aku tak menjawab, menoleh pun tidak. Aku menarik nafas dan mengembuskannya hingga berulang kali.

Huft, sesak dadaku.

“Sesak dadaku, Mas melihat pemandangan ini. Aku berkata jujur saat ini,” ucapku. Mas Mirza mengambil tempat duduk berseberangan dengnku, sehingga tatapan kami mau tak mau harus beradu.

“Aku bingung, Dek. Meminta maaf pun, kamu tak akan memaafkan. Aku bisa apa?”

“Entahlah, aku bingung. Wanita itu membuatmubanyak berubah.” Aku menatap tajam Hesti yang berdiri. Dia terkejut ketika aku menyebut namanya.

“Aku gak ngerti apa-apa. Kenapa dibawa-bawa?” jawabnya menge
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status