Share

Rasa yang Tak Biasa

Lian memapah ketika aku berhasil berdiri. Tak ada Satu pun yang berani membalas ucapan Lian. Mereka tau siapa Lian dan tindak tanduknya, termasuk mas Mirza yang diam-diam juga sangat segan pada pria berkharisma ini.

“Ayo kita pergi. Tempatmu tidak di sini. Kamu gak layak berada di sini.” Lian menghentikan setengah menggandeng keluar, tetapi aku merasa ada yang belum usai.

“Sebentar Lian.”

Aku berbalik. Lian membiarkan aku berjalan tertatih mendekati Hesti. Aku sudah sudah kehilangan rasa hormat, maka aku lemparkan kertas dari ibu ke wajahnya.

“Aku bukan lagi istrinya. Aku janda sekarang. Jadi, tugas menjadi mesin pencetak uang, aku serahkan kepadamu. Selamat menikmati. Semoga kamu betah menjadi kacung di rumah ini.”

Aku menatap nyalang satu persatu wajah-wajah mereka yang tertunduk, terutama mas Mirza. Ibu pun tak lagi terdengar suaranya.

Lian datang mendekat dan menyambar tanganku. Bergerak cepat agar aku segera keluar.

Di teras rumah ini, aku tergugu.

“Jangan menangis!” bentak Lian.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Isabella
kayaknya beni" cinta deh
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status